728x90 , banner , kackdir , space iklan space banner
728x90 , banner , kackdir , space iklan space banner
 
THL TBPP MASUK LP NUSAKAMBANGAN

Siapa sih yang tidak kenal dengan "keangkeran" pulau Nusakambangan? Hampir setiap orang mengenalnya sebagai pulau penjara bagi penjahat-penjahat kelas kakap. Tidak kurang seperti Amrozi Cs pernah mendekam di Nusakambangan sebelum di eksekusi disana. Namun, Sabtu (27/6) Seorang THL TBPP kabupaten Cilacap Harus masuk ke LP Nusakambangan. Apa yang Dia lakukan sehingga harus masuk LP Nusakambangan?


Andiyanta,SP yang merupakan Koordinator THL TBPP Kabupaten Cilacap pada Sabtu, 27 Juni 2009 masuk ke LP Nusakambangan. Bukan sebagai Pesakitan karena kontraknya tidak diperpanjang namun menjadi Pemateri dalam Pelatihan Napi di LP Nusakambangan. Materi yang disampaikan meliputi: Hidroponik, Budidaya jamur Tiram Putih, Beternak Kelinci. Tidak tanggung-tanggung peserta yang mengikuti pelatihan ini, napi seperti Gunawan Santosa (Bos Asaba), Beni (Bos Pabrik Ekstasi) dan napi-napi yang lain dengan seksama mengikuti materi yang disampaikan saudara Andiyanta,SP. Meskipun beberapa dari mereka tidak mungkin mempraktekkannya karena sedang menunggu hukuman mati.
Rating: 5 Reviewer: Info Petani - ItemReviewed: THL TBPP MASUK LP NUSAKAMBANGAN - 9756people
Info Petani -
METODE PENELITIAN index kompetisi tajuk jati
Analisis kuantitatif kompetisi telah banyak dilakukan (Aspinall dan Milthhrope, 1959; de Wit,1960; Aspinall,1960; Milthrope,1961; Donald,1963). Tetapi kuantifikasi gaya kompetisi yang dilancarkan oleh suatu tanaman untuk mendapatkan faktor pertumbuhan yang dibutuhkan belum banyak mendapat perhatian. Individu tanaman yang mempunyai gaya kompetisi yang lebih besar akan memperoleh kuantitas pertumbuhan yang lebih besar. Gaya tersebut dipertimbangkan proporsional dengan ukuran tanaman, karena kemampuan tanaman mendapatkan faktor lingkungan, yang kebanyakan dievaluasi dari hasil akhirnya, ditentukan oleh ukuran organ-organ tanaman yang berfungsi untuk itu, disamping ditentukan kebutuhan tanaman. Pemilihan lokasi sampel didasarkan pada tujuan penelitian yaitu mencari faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan. Pertumbuhan tanaman yang sangat pesat terjadi di awal-awal masa hidupnya. Oleh sebab itu, maka pencarian informasi awal yaitu pada tanaman yang masih muda. Untuk penyederhanaan penelitian ini hanya menitikberatkan pada pengukuran obyek pohon di dalam plot ukur. Pencarian data sekunder dari pihak-pihak yang terkait hanya untuk melengkapi data primer.

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Bahan utama dalam penelitian ini adalah tegakan Jati KU I dalam Petak Ukur di petak 49a. RPH Sidowayah, BKPH Kedunggalar, KPH Ngawi yang mulai diukur pada tanggal 7 Desember 2004 yang dipilih berdasarkan masih sempurnanya tegakan seumur dan sejenis serta kondisi tegakan relatif stabil dengan menegasikan faktor lain. Obyek yang akan diambil adalah gambaran kuantitatif tentang tinggi pohon, diameter setinggi dada, diameter tajuk maksimal, koordinat pohon.
Pengumpulan data dimulai dengan pembuatan plot. Plot yang dibutuhkan sebanyak 2 (dua) buah. Desain plot adalah plot majemuk konsentris yang terdiri dari 3 (tiga) buah bujur sangkar dengan ukuran yang berbeda. Bujur sangkar terluar dengan ukuran 100x100 m (luas 1 ha) digunakan untuk mendapatkan data peninggi. Bujur sangkar yang tengah berukuran 40x40 m merupakan unit penelitian/pengukuran Fungsi dari plot ukur adalah sebagai buffer atau bagian penyangga dari plot hitung apabila pohon terluar dari plot hitung membutuhkan data dari pohon tetangganya yang berada di luar plot hitung, sehingga data pohon dalam plot hitung dapat digunakan dengan sempurna. Bujursangkar terdalam merupakan unit pengukuran berukuran 20x20 m (lihat Lampiran 1).
Metode inventore dalam penelitian ini mengadobsi metode inventore yang dipakai untuk survei potensi permudaan hutan alam tropika basah yang akan ditebang, yaitu dibuat pada setiap jarak 100 meter pada jalur coba untuk mengetahui volume tegakan dengan bentuk petak ukur bujur sangkar (Simon, Hasanu. 1996). Tetapi, dalam penelitian ini dilakukan inventore dengan metode yang disesuaikan dengan kondisi lapangan.

3.2. Pengumpulan Data dan Sumber Data
Data yang diambil untuk bahan analisis terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang dikumpulkan secara langsung dari lapangan. Pengumpulan data primer ini dilakukan dengan melihat gambaran secara lengkap tentang tegakan dalam satuan pengelolaan kawasan hutan. Parameter yang diukur yaitu tentang tinggi pohon, diameter setinggi dada, diameter tajuk maksimal, dan koordinat pohon.
3.2.1. Pengukuran Tinggi Pohon
Pengukuran ini dilakukan dengan menggunakan hagameter yang menggunakan prinsip trigonometri. Pengukuran dimulai dari pangkal pohon yang berbatasan langsung dengan tanah sampai pada tajuk paling tinggi.

Gambar 3.1. Sketsa Cara Pengukuran Dengan Hagameter


Pengukuran tinggi pohon dengan hagameter dihitung dengan rumus:



Keterangan:
tinggi pohon diukur mulai dari tinggi mata pengamat
tinggi total pohon mulai pangkal sampai pucuk pohon
sudut yang tertera pada hagameter
jarak antara pohon dengan pengamat
Alasan pemilihan alat ini adalah keakuratannya tinggi dan pengukuran jarak horizontal dari pohon ke tempat pengukuran tidak mengalami kesulitan yang berarti pada hutan tanaman Jati.

3.2.2. Pengukuran Diameter Batang Pohon
Pita ukur merupakan alat yang paling sederhana dan pertama kali dipakai untuk mengukur diameter pohon. Alasan penggunaan pita ukur ini karena murah dan mudah dibawa. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat atau memilih pita ukur sebagai alat pengukur diameter adalah : elastis tetapi tidak mudah terpuntir atau tertekuk, tidak berubah dimensi memanjangnya (tidak molor), tanda dan angka-angka yang tertulis padanya tidak mudah hilang. Kesalahan pengukuran diameter pohon dengan pita ukur yang sering terjadi adalah :
1. Posisi pita ukur bergelombang ke atas dan ke bawah, tidak terletak pada satu bidang dasar horizontal
2. Pita ukur dalam posisi terpuntir
3. Pita ukur tidak merapat melingkar mengikuti permukaan batang (terpatah-patah) karena terbuat dari bahan yang kurang elastis
4. Bentuk batang tidak silindris sehingga bentuk penampang lintang pohon merupakan elips, bukan lingkaran
Pengukuran diawali dengan mengukur keliling batang setinggi dada (1,3 m), dilanjutkan dengan menghitung diameter batang pohon dengan menggunakan rumus :

Dimana:
diameter pohon (m)
3.14


3.2.3. Pengukuran Diameter Tajuk
Pengukuran diameter tajuk ini akan mengalami kesulitan kalau kita mengukurnya secara langsung. Cara yang paling mudah dengan mengukur bayangannya di atas tanah dengan meteran. Kelemahannya ketika suaca mendung, bayangan itu tidak akan nampak. Kita juga dapat mengukurnya dengan menjulurkan galah pada tajuk terluar dan mengukur jaraknya dari pohon.
3.3. Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan setelah semua data yang dikumpulkan baik data sekunder maupun data primer terkumpul. Pengolahan data meliputi pengelompokan data menurut klasifikasi dan kebutuhannya, kompilasi data dan tabulasi data. Pengolahan data ini mempunyai tujuan untuk mempermudah dalam kegiatan analisis data.
Tujuan dari hasil penelitian ini adalah menentukan indeks kompetisi tajuk pohon pada hutan tanaman monokultur sama umur. Study kasus ini dapat digunakan untuk mencari metode penentuan indeks kompetisi ruang tumbuh tiap individu pohon yang dapat dipakai untuk menerangkan pertumbuhannya. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu beberapa langkah analisis yang ditempuh, antara lain sebagai berikut:
1. Perhitungan Proyeksi Luas Tajuk Aktual
2. Perhitungan Proyeksi Irisan Tajuk
3. Perhitungan Proyeksi Luas Tajuk Referensi Sudut Buka

3.3.1. Perhitungan Proyeksi Luas Tajuk Aktual
Dalam penelitian ini luas tajuk aktual diperoleh dari proyeksi lebar maksimal tajuk hasil pengukuran di lapangan yang dirumuskan dengan :
Luas tajuk
dimana :
= 3,14
d = diameter maksimal tajuk = lebar maksimal tajuk
dari rumus di atas dapat digunakan sebagai dasar untuk perhitungan irisan tajuk pohon.

3.3.2. Perhitungan Proyeksi Irisan Tajuk
Ruang tumbuh tiap pohon dapat dihitung dengan akurat apabila koordinat tiap pohon diketahui. Dari koordinat tersebut akan dihasilkan jarak antar pohon (C). Daerah overlap yang merupakan irisan dari dua atau lebih tajuk pohon, dalam hal ini diidentikkan berbentuk lingkaran dengan koordinat letak pohon sebagai titik pusatnya. Apabila jumlah jari-jari dua batang pohon (R + r) tersebut lebih besar dari jarak antar pohonnya maka dua pohon tersebut saling berkompetisi.

Gambar 3.2. Sketsa Dua Tajuk Yang Saling Beririsan


Pada kenyataannya di lapangan, daerah irisan ini hampir sebagian besar beririsan lebih dari dua lingkaran, sehingga menyulitkan dalam perhitungan secara matematis. Maka digunakanlah program soft ware ArcView 3.3 untuk menghitung luas irisan lingkaran yang merupakan daerah overlap dari proyeksi tajuk teoritis dengan proyeksi tajuk aktual. Pengukuran luas irisan ini dilakukan dengan terlebih dahulu membuat gambar proyeksi tajuk dengan menggunakan soft ware CorelDraw 11.

3.3.3. Perhitungan Proyeksi Luas Tajuk Teoritis
Perhitungan indeks kompetisi tajuk dalam penelitian ini menggunakan 4 referensi bukaan tajuk sebagai luas teoritis bagi tiap individu pohon. Perhitungan luas tajuk dapat dilakukan melalui 4 cara, antara lain:

a. Luas Tajuk Berdasarkan Referensi Tabel W.v.W.
Kompetisi ruang tumbuh secara sederhana dapat dinyatakan dalam jarak rata-rata mutual antar pohon (Sm) dan dinyatakan secara relatif dalam persen (%) terhadap peninggi. Dimana jarak rata-rata mutual antar pohon teoritis dapat dicari dengan bantuan tabel W.v.W yang parameter pembukanya berupa umur dan peninggi. Perhitungan jarak rata-rata mutual antar pohon teoritis dirumuskan:
Sm = (S% X Oh) : 100

Selanjutnya ruang tumbuh yang optimal untuk individu pohon selanjutnya dapat digambarkan dalam bentuk lingkaran dengan pusatnya pohon tersebut dan diameter sebesar Sm. Ruang tumbuh teoritis ini selanjutnya akan dipakai untuk menghitung indeks kompetisi tiap pohon.

b. Perhitungan Luas Tajuk Berdasarkan Referensi Sudut Buka 5,625o, 7,5o dan 11,25o
Kompetisi pohon dapat juga diturunkan dalam sudut buka tajuk dalam menangkap sinar matahari. Sementara besarnya sudut buka teoritis sangat tergantung dari umur dan kelas tapak. Dalam penelitian ini digunakan 3 alternatif sudut buka, yaitu 5,625o, 7,5o dan 11,25o. Pemilihan ketiga sudut buka ini dengan mempertimbangkan posisi koordinat pohon, lebar tajuk maksimalnya dan sudut buka dari referensi tabel W.v.W. Dari sudut buka yang ditentukan tersebut dapat diproyeksikan menjadi ruang tumbuh teoritis. Untuk mengetahui luas ruang tumbuh teoritis tersebut perlu diketahui koordinat pohon dan tinggi masing-masing pohon. Adapun tinggi masing-masing pohon ini bisa berupa tinggi total masing-masing pohon inti atau peninggi. Dengan demikian masing-masing pohon pada unit pengukuran dapat dihitung nilai indeks kompetisi ruang tumbuhnya.
(1). Perhitungan Luas Tajuk Berdasarkan Referensi Sudut Buka (5,625o, 7,5o dan 11,25o) dan Referensi Tinggi Tiap-Tiap Pohon Inti
Menurut perhitungan teoritisnya, luas tajuk pohon dapat dirumuskan sebagai berikut: Luas tajuk
dimana jari-jari (r) tajuk pohon dapat diketahui berdasarkan rumus sebagai berikut: , sehingga:
keterangan: sudut buka (5,625o, 7,5o dan 11,25o)
= jari-jari tajuk
tinggi pohon
Gambar 3.3. Sketsa Pohon Menggunakan Tinggi Masing-Masing Pohon


(2). Perhitungan Luas Tajuk Berdasarkan Referensi Sudut Buka (5,625o, 7,5o dan 11,25o) dan Referensi Peninggi Pohon
Menurut perhitungan teoritisnya, luas tajuk pohon dapat dirumuskan sebagai berikut: Luas tajuk
dimana jari-jari (r) tajuk pohon dapat diketahui berdasarkan rumus sebagai berikut: ,sehingga:

keterangan:
sudut buka (5,625o, 7,5o dan 11,25o)
= jari-jari tajuk
peninggi
Gambar 3.4. Sketsa Pohon Menggunakan Peninggi Pohon


3.4. Analisis Data
Analisis kuantitatif pertumbuhan adalah gambaran pertumbuhan tanaman secara kuantitatif dan peristiwa-peristiwa yang mendukung proses pertumbuhan tersebut dan dapat diketahui lebih jelas. Pemahaman akan pertumbuhan tanaman yang lebih baik akan menjadi modal penting dalam upaya penanganan tanaman dan lingkungannya untuk mendapatkan suatu hasil yang lebih tinggi.
Data peninggi (Oh) dan umur dipakai untuk mendapatkan nilai indeks kualitas tapak atau bonita menurut tabel W.V.W. Selanjutnya data peninggi dan S% digunakan sebagai referensi untuk mendapatkan jarak mutual antar pohon (Sm) dengan persamaan:
Sm = (S% x Oh):100
Dimana: Sm : Jarak antar pohon berdasarkan referensi Tabel W.v.W.
S% : Jarak ruangan relatif, yaitu jarak rata-rata antara pohon-pohon, dinyatakan dalam % an dari peninggi/Opperhoogte
Oh = Opperhoogte = peninggi : yaitu rata-rata aritmetik dari tinggi 100 pohon tertinggi per Ha, yang harus tersebar rata pada luas yang bersangkutan
Sm adalah jarak antar pohon teoritis atau ruang tumbuh teoritis yang dibutuhkan sebatang pohon untuk tumbuh dan berkembang secara optimal menurut kaidah yang dipergunakan pada Tabel W.v.W. Nilai Sm selanjutnya dipakai untuk menilai jarak relatif antar pohon observasi yang diperoleh dengan memanfaatkan data letak pohon.
Data letak pohon dan tinggi pohon juga dapat dipergunakan untuk menghitung sudut buka pohon di dalam menangkap sinar matahari. Besarnya sudut buka teoritis sangat tergantung dari umur dan kualitas tapak. Untuk daerah tertentu sudut buka telah ditentukan sebesar 30o. Dalam penelitian ini akan dicoba digunakan tiga alternatif sudut buka, yaitu 5,625o, 7,5o dan 11,25o. Dari sudut buka yang ditentukan tersebut dapat diproyeksikan menjadi ruang tumbuh teoritis. Dengan demikian masing-masing pohon pada unit pengukuran akan dapat dihitung nilai indeks kompetisi ruang tumbuhnya. Nilai indeks ini diperoleh dari luas area overlap dibagi dengan luas area ruang tumbuh teoritis.
Dirumuskan:
Nilai indeks = luas area overlap : luas area ruang tumbuh teoritis
Kemudian nilai indeks kompetisi tajuk yang dihasilkan, secara sederhana dapat dikelompokkan dalam 3 kelas, yaitu: kelas ringan, kelas sedang, dan kelas berat. Nilai indeks kompetisi tajuk 0 – 0,33 termasuk kelas ringan, nilai indeks kompetisi tajuk 0,34 – 0,67 termasuk kelas sedang, dan nilai indeks kompetisi tajuk 0,68 – 1 termasuk kelas berat.



Rating: 5 Reviewer: Info Petani - ItemReviewed: METODE PENELITIAN index kompetisi tajuk jati - 9756people
Info Petani -
PETANI LADA (Piper nigrum L.)
Tanaman lada (Piper nigrum L.) merupakan salah satu komoditas tanaman rempah yang hanya dapat tumbuh di daerah tropis. Tercatat Indonesia merupakan salah satu negara penghasil lada terbesar selain Brazil, Vietnam, Srilanka, China dan Malaysia. lada merupakan komoditas penghasil devisa no-6 setelah karet, sawit, kopi, teh, dan coklat. kebutuhan dunia terhadap lada terus meningkat. Indonesia tanaman lada penting artinya bagi petani pekebun terutama di daerah sentra lada yang saat ini adalah di Bangka Belitung untuk lada

putih, di lampung untuk lada hitam, dimana kedua daerah ini merupakan pusat pertanaman lada di be;ia disamping itu terdapat juga di berbagai daerah lain yaitu Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah. Jawa Barat, Jawa Timur, Sulawesi Selatan dan lainnya.
Tanaman lada dapat tumbuh di daerah tropis yang beriklim panas dan lembab. Suhu minimal
20 derajat Celsius dan kelembaban antara 50-100%. mm yang sesuai di Indonesia adalah pulau Suma dengan
curah hujan yang dikehendaki tanaman rata-rata 2.300 mm/tahun. Tanaman lada dapat tumbuh dengan baik dengan penyinaran sinar matahari tidak lebih 10 jam per hari.
Di pasar dunia komoditas lada sebagian besar diperdagangkan dalam bentuk lada putih dan lada hitam butiran dan jumlah kecil dalam bentuk
lada bubuk, lada hijau serta minyak lada Ekspor lada dari Indonesia baru memanfaatkan pasar lada putih, lada hitam dan lada bubuk. Komoditas lada merupakan salah satu komoditas yang memiliki nilai strategis, karena hampir seluruh pengusahaannya dilakukan dalam bentuk perkebunan rakyat.
Negara utama tujuan ekspor produk lada Indonesia adalah Singapura, USA, Jerman, Netherland, Perancis, dsb. Untuk dapat tetap bersaing
dengan negara-negara penghasil lada lainnya maka perlu sekali diperhatikan masalah mutu
Rating: 5 Reviewer: Info Petani - ItemReviewed: PETANI LADA (Piper nigrum L.) - 9756people
Info Petani -
TERIMA KASIH UNTUK SELURUH THL TBPP SE-INDONESIA
Forum Silaturahmi Nasional (FSN) THL TBPP telah selesai dilaksanakan dengan sukses. Kesuksesan acara FSN THL TBPP tidak lepas dari peran serta teman-teman THL TBPP diseluruh penjuru Nusantara. Oleh karena itu seluruh Panitia FSN THL TBPP mengucapkan Terima Kasih atas dukungan dan partisipasi teman-teman THL TBPP. Mari bersama menuju THL TBPP yang LEBIH BAIK. @PANITIA FSN THL TBPP
Rating: 5 Reviewer: Info Petani - ItemReviewed: TERIMA KASIH UNTUK SELURUH THL TBPP SE-INDONESIA - 9756people
Info Petani -
DEBT TO NATURE SWAPS SEBUAH SOLUSI BAGI INDONESIA
Menyadari sifat terpadu dan saling terkait yang melekat pada bumi diperlukan langkah-langkah untuk menyelamatkan lingkungan bumi bersama-sama. Pertemuan Rio de Janeiro (Konperensi Tingkat Tinggi Bumi) menetapkan serangkaian asas sebagai pedoman
pembangunan di masa mendatang. Asas-asas ini menetapkan hak-hak manusia atas pembangunan, dan tanggung jawab manusia terhadap pelestarian linglqngan bersama- fuas-asas ini berlandaslcan gagasan dari Deklarasi Stockholm saat berlangsungnya Konperensi Perserikatan Bangsa-bangsa tentang Lingkungan Hidup Manusia tahun 1972. Deklarasi Rio menyatakan bahwa satu-satunya cara untuk mencapai kemajuan ekonomi jangka panjang ialah dengan mengkaitkannya dengan perlindungan lingkungan. Hal ini hanya dapat terjadi bila bangsa-bangsa menjalin kemitraan global yang baru dan adil yang melibatkan pemerintah, rakyat dan sektor-sektor kunci dalam masyarakat. Dari sini kemudian berkembanglah pemikiran tent ang debt to nature swaps atau
yang disingkat dengin program DNS. Pertama kali muncul ketika terjadi kriisis di Amerika Latin, kemudian negosiasi pertama kali terjadi antara pemerintah Amerika Serikat dengan pemerintah Bolivia pada tahun 1987, dan telah berkembang dengan menghasilkan dana
sebesar 2 miliar dolar AS untuk kegiatan konsenrasi dan pembangunan pada 30 negara di dunia. Sekarang ini sudah banyak negara yang
melakukan hal yang sama misalnya Perancis, Kanada, Jepang, Belgia, dan lain-lain.
Mekenisme yang berupa dedt for nature swaps merupakan mekanisme pendanaan konservasi dengan mengalihkan kewajibanpembayaran utang yang dimiliki suatu negara menjadi dana untuk pengdolaan konservasi di negara yang bersangkutan Pada dasarnya debt-for-nature swaps adalah pembatalan utang luar negeri dimana negara debitur memberikan komitmen untuk memobilisasi sumber karangan domestik untuk kegiatan konservasi yang berfungsi sebagai sarana pendanaan bagi perlindungan alam. Program ini merupakan salah satu instrumen
pendanaan konservasi dengan jalan menghapuskan utang yang dimiliki suatu negara dan mengubahnya menjadi dana domestik untuk konsmnsi atau urtukpengelolaan pembangunan dan konservasi terpadu.
Dalam beberapa kasus yang melalui pertukaran melalui mekanisme debt-for-nature swaps, bank-bank kreditur akan menjual utang-utang tersebut ke pasar utang sekunder internasional. Penjualan ini diikuti dengan potongan yang tinggi karena, kecilnya kemungkinau pembayaran dapat dilakukan secara penuh. Suatu organisasi konservasi akan membeli utang suatu negara yang telah diberikan potongan dari suatu bank. Utang tersebut pada akhirnya akan dihapus bila negara yangbersangkutan bersedia memberikan bayaran secara tahunan, dengan mata uang setempat, bagi kegiatan kon-servasi. Dalam kasus lain, negara-negara kreditur yang memiliki piutang langsung terhadaP negara berkembang dapat menghilangkan sebagian prosentase utang bila negara debitur bersedia menyumbang ke dana NEF atau kegiatan-kegiatan-konservasi.
Mekanisme DNS Debt-for-nature swaps merupakan mekanisme pendanaan yang potensial untuk penanganan masalah konservasi, hal
ini disebabkan mekanisme ini dapat mengurangi utang suatu negara dan berperan memperkuat ekonomi dengan mengurangi kemungkinan adanya eksploitasi yang berlebihan terhadap sumberdaya alam. Beban utang yang besar akan menyebabkan eksploitasi sumberdaya
alam 1lang berlebihan tanpa mengindahkan aspekkelestarian. Pengurangan beban utang
akan men-gurangi tekanan tersebut.
Mekanisme ini akan mengubah kewajiban
utang luar negeri menjadi sumbangan
domestik untuk konservasi, dan menjamin
kebutuhan pendanaan untuk aktifitas
pengelolaan kawasan lindung. Kelebihan
lain dari mekanisme ini adalah bahwa uang
yang berupa mata uang asing (hard currency)
dikonversi ke dalam mata uang lokal (local(currency) sehingga dapat menghemat devisa,
serta mendorong prioritas investasi.
Dalam DNS sendiri ada mekanisme
yang dapat dilakukan yaitu mekanisme
triparty (tiga pihak) terhadap utang
pemerintah, mekanisme triparty terhadap
utang sektor swasta, dan mekanisme bilateral
antar dua negara. Tetapi pada dasarnla
keseluruhan mekanisme tersebut
merupakan solusi yang ideal, karena
memberikan kepada tiga pihakpng terlibat,
posisi sama-sama menang (win-win solutions).
Kebanyakan DNS yang dilakukan oleh
organisasi-organisasi konserr"asi adalah DNS
secara triparti yang melibatkan utang luar
negeri komersial yang dimiliki oleh
pemerintah. Tahap pertama dalam DNS
triparti adalah investor konseryasi membeli
utang luar negeri pada harga diskon dari
nilai utang orisinil dengan pendanaan fang
diperoleh dari donor, baik dari pemerintah maupun dari sektor swasta,
atau mengupayakan bantuan
dari kreditur. Investor
konservasi kemudian
bernegosiasi secara terpisah
dengan pemerintah debitur
untuk'pembatalan' utang
dan menggatrtikannya
dengan sebuah komitmen
untuk mendanai proyek
konservasi, atau memberi
perlindungan yang tinggi terhadap
sebuah areal dengan
nilai keanekaragrman hayati
yang tinggi. Tahap
selanjutnya, investor
konservasi melaksanakan
proyek dengan
menggunakan dana mata
uang lokal yang telah
dialokasikan dari hasil
transaksi DNS. Biasanya,
pemerintah debitur memantau pengeluaran
yang berhubungan dengan konversi utang
tadi untuk meyakinkan bahwa kesepakatan
konservasi utang yang telah disetujui benar-benar dilaksanakan.
Mekanisme di atas juga sama untuk
kasus DNS triparty yang melibatkan utang
sektor swasta. Hanya saja sektor swasta
membayar kepada investor konservasi baik
secara tunai maupun dalam bentuk aset.
Dalam skema DNS antar sektor swasta,
pemerintah tidak memainkan peranan
kunci, kecuali jika dibutuhkan kejelasan
tentang aset yang akan ditransfer untuk
transaksi DNS ini , misalnya tanah.
Dalam skema DNS bilateral,
pemerintah kreditur membatalkan utang
negara debitur. Sebagai gantinya,
pemerintah debitur menyisihkan dana
untukuntuk tujuan-tujuan yang telah ditentukan bersama. Jumlah uang dalam mata uang
lokal yang dihasilkan dari DNS
ini merefleksikan diskon dari
nilai utang orisinil dari debitor. Tingkat
diskon ini teqgannmgnde hasil ne-gosiasi
antara dua negara Dahmbeberapa kasus,
pembayaran kembdi dch negara debitur
tanpa mendapatkan 100 persen
pembayaran kembeli dalam mata uang
lolol
Harus bunr-buru tita catat bahwa
PeneraPtrn DNS hin8E kini tidak dapat
dilakukan dalam nhme miliaran dolar.
Namun, sodildt pun penghapusan
utang rang d4d rfihhrkan melalui DNS,
tetap akan mengurangi tolume utan 8. Iadi,
jangan timbul an88zlnn $61ala DNS akan
menjadi senjata yang ampuh untuk
menyelesaikan sebagian besar dari pinjaman
kita dari luar negeri.
Sebagai gambaran tentang hutang luar
negeri Indonesia adalatr Utangluar negeri
swasta posisi pada 30 Juni 1998 berjumlah
$ 7 6.a69 juta dolar AS yang mehPuti utang
perusahaan $ 63.209 juta dolar AS, utang
bank $ 7.655juta dolar AS dan sekuritas
(non-residen) $ 5.605 juta dolar AS. Dari
jumlah $ 76.469 juta dolar AS tersebut
sekitar 17,5 o/o merupakan utang ia"gka
pendek, selebihnya berjangka menengah
dan panjang. Adapun sebagai pembading
seluruh utang luar negeri Indonesia pada
posisi waktu yang sama adalah $140.610
juta dolarAS. Kemudian dariformat DNS
sejak program ini dinegosiasikan pertama
sekali di Bolivia pada tahun 1987, Pro$am
ini telah menghasilkan dana sebesar 2 miliar
dolar AS untuk kegiatan konservasi dan
pembangunan pada 30 negara di dunia.
Sehingga sangatlah kecil jika anda
bandingkan dengan kemungkinan
kontribusi dalam pembayaran hutang luar
negeri indonesia.
Walaupun begitu banyak keuntungan
yang dapat diperoleh. Pihak penerima
pinjaman (debitor) utangnya dihapuskan,
pihak pemberi pinjaman (kreditor)
memperoleh kembali sebagian dari
piutangnya dan pihak ketiga (lembaga
konservasi, investor,misalrya, WWF Indonesia)
yang menjembatani keduanya
memperoleh dana untuk meneruskan
kegiatan pelestarian dan konservasi
alamnya.
Khususnya bagi Pihak debitor,
penghapusan uteng akan mendukung
kegiatan konservasi dan
pembangunan, yang pada
gilirannya akan memberi
sumbangan terhadap pemulihan
ekonomi. Di samping terbuka
kesempatan melakukan
pembapran kenrbali utang dalam
mata uang lokal, yang berarti
menghemat devisa yang akan
meningkatkan investasi di bidang
konsenasi dan panbangunan serta
mendorong pelaksanaan yang
desentralistis terhadap proyekproyek
konservasi dan
pembangunan
Dampaknya buat Indonesia
IGisis ekonomi saat ini juga
telah mengakibatkan terjadinya
penurunan terhadap anggaran
pengdolaan kawasan konserrasi di
Indonesia. Selama j""glo waktu
19931 1994 sampai 1997 I 1998,
Pemerintah Indonesia telah
mengalokasikan sumber daya
keuangan untuk kegiatan
pengelolaan 36 taman nasional
sebesar Rp 95,5 miliar. Sebanyak
Rp 13,8 miliar di antaraqra diterima dalam
bentuk bantuan telnis dan keuangan dari
sumber bantuan luar negeri. Untuk
anggaran 199811999 telah terjadi
penurunan anggaran hingga 30 persen.
Bayangkan jika dari program DNS tersebut
hanya mampu memberikan alokasi dana
sebesar 2 juta US dollar saja (kurang lebih
eebesar 20 mitfar rupiah), akan sangat berarti
bagi program konserrasi di Indonesia.
Dari seg dukungan kegiatan konservasi,
DNS akan sangat positif diterapkan di
Indonesia karena secara signifikan ia akan
membantu mobilisasi sumber daya
keuangan domestik dalam mendukung
kegiatan pelestarian alam. Krisis ekonomi
saat ini jugatelah memunculkan tekanantekanan
baru terhadap taman nasional yang
memperhebat ancaman dan gangguan
keutuhan dan fungpinya. Diperlukan sumber
dap keuangan untukmengurangi kegiaan
kontra produktif ini, jelas akan makin
meningkat. Dan keperluan ini tentu sulit
diimbangi oleh pemerintah, mengingat
banyaknya keperluan dana untuk
menyediakan subsidi bagi masyarakat,
tenrtama melalui program jaring Pengaman
sosial (social safety net).
Dengan demikian, walaupun Peran
DNS tidak terlalu signifikan terhadap
pengurangan utang luar negeri In-

Dengan DNS, Indonesia
tak perlu repot-repot
melunasi utangnya tapi
cukup mengalitrkan
kewajiban pembayaran
utang yang dimilikinya
menjadi dana untuk
pengelolaan konservasi
donesia, tetap peranannya dalam
menggalang pendanaan bagi kegiatan
konservasi sangat signifikan. Sebutlah,
jumlah 5 juta dolar AS saja sudah culup
signifikan dalam mendukung kegiatan
konsenrasi apalagi jika jumlahnya miliaran
dolar
Mungkin alasan di atas )tang
menyebabkan tarik ulur tentang DNS sulit
dipecatrkan. Tetapi masih ada beberapa problem yang menjadi ganjalan. Masalah yang
dihadapi dalam deb for swaps adalah
mekanisme ini cukup rumit Pelaksanaannya
dan masih sulit di negosiasikan
karena mekanisme yang baru, sementara
kebanyakan negara yang memiliki utang
memiliki kemampuan finansial yang lemah
dan kondisi politik yang belum stabrl. Debt
atau utang mekanisme
penghapusannya dan jvga
alam (nature) yang dimaksud
dalam.anekanisme ini belum jelas
fenis utang apakah seluruh
utang baik utang swasta maupun
pemerintah ataukah hanya salah
satunya; sifrt pinjamannya apakah
pinjaman lunak atauloh pinjaman
kmsit serta apakah hanya utang
yang digunakan untuk kegiatan
yag tedoit denngan pemanfaatan
sumber&ya dam. Mekanisme
penghapusan atau pengalihan
utary iuga pedu dijabarkan lebih
detail, apakah perlu dibentuk
lembaga tersendiri untuk
mengelola mekanisme ini, berapa prosentase
besarnya utang dan sebagainya.
Selanjutnya dalam hal
pemanfiatannya, untuk kegiatan
apa saja dan tersebut, apakah
hanya untuk lagiatan re-habilitasi
lingkungan, pengendalian
kerusakan ataukah seluruh
kegietan konservasi png lokasinya
di dard, di hut mrupun di udara.
Selain itu bentuk mekanisme ini
t€rganftng dari kescpakatan antara pihak
kreditur dan debitur. Bila pihak kreditur
tidak bersedia memberikan potongan
besarnya uang maka besarnya utang yang
diang-gungpihak dSitur sehnarnya sama
saja, hanya jenis mata uangl'a sajaberupa
mata uang lokal setringga tidakbapengaruh
gejolakkurs di pasar uang.
Urgensi menghapus utang untuk
mdesarikan sumber daya alam tergantung
kepada keinginan pihak-pihak yang terkait
dalam transalsi DNS. Dan DNS sendiri
btrkanlah solusi untuk menangulangi lqisis
ekonomi Indonesia dewasa ini, dan juga
btrkan perdagangan utang untuk
kedaulatan atas pengelolaan
alam. Tetapi sebuah dternatif pemecahan
rnasalah.
Disinilah kemudian kita harus mulai
berpikir, seperti sebuah ungkapan yang
berbunyi " ketika sebuah masalatr bukan lagi
hitam dan putih, maka kearifrn png harus
berbicara". Dan sekali lagi mungkin masih
lama kita akan melihat huan-hutan kita
kembali hijau.
Singgih
Rating: 5 Reviewer: Info Petani - ItemReviewed: DEBT TO NATURE SWAPS SEBUAH SOLUSI BAGI INDONESIA - 9756people
Info Petani -
BAGAIMANA MENGAKTUALISASIKAN POTENSI DIRI SEBAGAI THL-TBPP?
Sejak tahun 2007 hingga tahun 2009 ini Pemerintah, dalam hal ini Departemen Pertanian (Deptan) RI, telah merekrut Tenaga Harian Lepas - Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian (THL-TBPP) sebanyak 3 gelombang perekrutan. THL-TBPP 2007 (Angkatan I) telah direkrut sebanyak sekitar 6000 orang, disusul THL-TBPP 2008 (Angkatan II) sebanyak 10.000 orang, dan terakhir THL-TBPP 2009 (Angkatan III) sebanyak 10.000 orang. Proyek besar ini adalah sebagian implementasi dari Revitalisasi Pertanian dan Undang-undang No. 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (UUSP3K). Evaluasi terakhir dari Badan Pengembangan SDM Pertanian Deptan cukup memberi kabar gembira bagi kita para THL-TBPP, bahwa sekitar 88% THL-TBPP Angkatan I dan II telah menunjukkan kinerja yang baik. Realitas ini semoga mampu memberi efek umpan balik (motivasi) yang sangat baik bagi kita, namun sebaiknya kita jangan cepat berpuas diri sehingga membuat kita terbuai dan lalai.

Sebagai ujung tombak pembangunan pertanian, tugas dan tanggung jawab THL-TBPP yang merupakan bagian dari jajaran penyuluh pertanian sungguh berat. Di beberapa daerah, seperti di Kabupaten Probolinggo - Jawa Timur, Pemerintah Daerah - dalam hal ini Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluihan Pertanian (BKP-PPP) - telah memberikan perlakuan yang sama antara Penyuluh Pertanian PNS dan THL-TBPP dalam hal tanggung jawab pelaksanaan tugas. Sebagaimana Penyuluh Pertanian PNS, THL-TBPP menerima Surat Perintah (SP) untuk melaksanakan tugas dengan wilayah desa binaan yang telah ditentukan dengan tanggung jawab penuh dan dimulai sejak tahun pertama bertugas. Hal ini merupakan penghargaan yang patut kita syukuri, sekaligus merupakan tantangan yang harus kita jawab. Pertanyaannya adalah mampukah kita sebagai THL-TBPP (terutama THL-TBPP 2009) mengemban amanat SP itu? Jawabannya sudah tentu: Harus mampu (baca : Harus bisa)!

Bagaimana Memulai Tugas?

Sebagai THL-TBPP kita telah melewati tahapan rekrutmen yang cukup ketat dan menyisihkan begitu banyak pesaing, yaitu peserta THL-TBPP yang lain. Hal ini berarti seorang THL-TBPP layak dianggap telah memiliki standar minimal kemampuan atau kompetensi sebagai seorang penyuluh pertanian. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa para THL-TBPP berangkat dari pengalaman yang beragam sebelum menjadi THL-TBPP. Sebagian dari kita mungkin banyak yang sudah terbiasa berbicara di depan forum pertemuan, karena sebelumnya telah memiliki pengalaman dalam organisasi, menjadi guru, bekerja sebagai formulator pestisida atau berbagai bentuk pekerjaan pendampingan lainnya. Bagi THL-TBPP yang termasuk dalam kelompok ini relatif tidak sulit untuk menyesuaikan diri ketika menghadapi tugas-tugas penyuluhan dalam pertemuan-pertemuan kelompok tani. Tapi tidak sedikit pula THL-TBPP yang pekerjaan sebelumnya tidak terkait dengan pendampingan masyarakat atau bahkan belum memiliki pengalaman pekerjaan/berorganisasi sama sekali. Bagi THL-TBPP yang tergolong dalam kelompok ini, menghadapi forum petani boleh jadi merupakan beban tersendiri. Sebagai bentuk empati, tulisan ini lebih ditujukan kepada THL-TBPP kelompok kedua di atas.

Segala Sesuatu Terjadi Melalui Proses

Ketika menyadari bahwa menghadapi forum petani masih merupakan beban, patutkah kita berkecil hati? Lalu apa yang harus kita lakukan? Pertama, tentu kita harus memotivasi diri kuat-kuat bahwa segala sesuatu itu berproses alias tidak terjadi secara instan. Seperti tanaman yang sedang tumbuh dan berkembang. Seperti bayi yang merangkak, belajar berdiri, belajar berjalan, dan selanjutnya berlari. Seperti kita semua, ketika belajar bersepeda pancal dulu. Ada proses jatuh bangun dan itu lumrah.
Salah satu tupoksi penyuluh pertanian (termasuk THL-TBPP) adalah menyampaikan informasi yang terkait dengan teknologi pertanian dan pemasaran serta memberi motivasi kepada petani dalam menjalankan usaha taninya. Posisi dan fungsi penyuluh pertanian dalam hal ini adalah sebagai jembatan informasi antara peneliti (para ahli) dan praktisi (para petani). Dengan demikian salah satu tugas penting seorang penyuluh pertanian adalah mengkomunikasikan informasi yang diperoleh atau dimilikinya kepada petani dalam bahasa dan gaya penyajian yang mudah dicerna oleh mereka. Dalam konteks ini slogan 'diam itu emas' bukanlah ungkapan seorang petugas lapangan. Seorang penyuluh pertanian dituntut untuk cakap, lugas dan cermat dalam berbicara di depan forum serta piawai dan sistematis dalam membuat tulisan (menyusun materi penyuluhan). Inilah target utama yang harus kita capai secepatnya di masa-masa awal bertugas. Bagaimana cara menuju ke sana?

Gunakan Setiap Sarana dan Peluang Yang Memungkinkan Untuk Berlatih

Menjadi penyuluh pertanian yang ideal tentu bukan pekerjaan yang mudah. Menjadi pembicara atau penulis yang handal dan menarik tidaklah muncul secara tiba-tiba. Tetapi dengan kemauan, tekad dan kesungguhan dalam berlatih, semua itu akan dapat kita capai. Kita perlu menganggap tahun pertama bertugas menjadi THL-TBPP sebagai tahun "pelatihan", tetapi dengan semangat berlatih yang sungguh-sungguh, tertata dan sistematis sehingga tidak sampai merugikan petani sebagai mitra kita. Harus ada tahapan target pribadi dalam hal mengasah kemampuan dan keterampilan. Berikut ini beberapa tip yang bisa digunakan untuk meng-up grade kemampuan kita :

1. Kita perlu menemukan sosok penyuluh pertanian senior (PNS) sebagai panutan atau rujukan selama kita "memproses diri". Amati dan cermati gaya dan langgam berbicaranya ketika sedang memberikan penyuluhan di depan forum petani. Tetapi ingat, kita hanya merujuk, bukan untuk meniru total gaya senior itu. Target pertama yang harus kita capai adalah memiliki gaya dan langgam berbicara yang khas dan menarik. Ini potensi yang unik. Kita harus mengenali diri sendiri, menemukan potensi diri dan selanjutnya menjadi diri sendiri, termasuk dalam hal gaya berbicara.

2. Biasakan menulis atau menyiapkan materi yang akan disajikan berikut ringkasannya. Pentingnya tulisan adalah sebagai panduan agar pembicaraan kita terarah dan runtut. Selain itu, kebiasaan menulis materi akan memberi keuntungan pada saat kita mengumpulkan angka kredit. (Semoga akan tiba saatnya di mana kita semua, para THL-TBPP mendapatkan kesempatan untuk menjadi PNS. Amin). Bobot angka kredit untuk item tulisan materi cukup tinggi.

3. Manfaatkan sarana kegiatan Pelatihan Petugas (LAKU) di BPP masing-masing sebagai sarana berlatih secara maksimal. Kegiatan LAKU yang diselenggarakan 2 minggu sekali pada setiap hari Kamis merupakan media berlatih yang efektif. Karena itu jangan takut dan ragu dalam berlatih. Lebih baik kita ditertawakan teman kerja (kantor) daripada ditertawakan petani.

4. Perkaya perbendaharaan pengetahuan kita dengan sebanyak-banyaknya mengakses informasi-informasi terbaru yang terkait profesi, baik lewat media cetak maupun elektronik.

Sebagaimana pepatah mengatakan tak ada gading yang tak retak, begitu pula kiranya dengan kita. Tak ada petugas lapangan (penyuluh pertanian) yang sempurna. Masing-masing kita lahir dengan potensi atau bakat yang khas. Tugas kita hanyalah terus berlatih untuk mengaktualisasikan potensi itu secara maksimal. Sekali lagi, jangan pernah surut langkah dan berkecil hati. Kita adalah orang-orang yang terpilih untuk mengemban tugas menjadi THL-TBPP. Selamat bekerja, selamat berlatih. Semoga sukses selalu menyertai dan masa depan yang baik akan menyambut kita, Saudara-saudaraku, THL-TBPP se-Indonesia.

Harapan Pada Pemerintah

Paparan tulisan singkat ini setidaknya memberikan gambaran kepada kita semua bahwa tidak mudah dan butuh proses cukup panjang untuk mencetak seorang penyuluh pertanian yang handal. Dengan asumsi seorang penyuluh pertanian baru (dalam hal ini THL-TBPP) memanfaatkan tahun pertamanya bertugas untuk melatih diri, maka baru pada tahun kedua atau ketiga penyuluh pertanian tadi akan memiliki performa yang selayaknya. Maka dapat kita simpulkan bahwa rata-rata penyuluh pertanian atau petugas lapangan baru akan "jadi" dalam rentang waktu 2 atau 3 tahun.
Terkait dengan kebijakan Pemerintah, dalam hal ini Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (Men PAN) tentang periode maksimal masa kontrak yang hanya 3 kali masa kontrak, maka sungguh ironis ketika seorang THL-TBPP yang sudah "jadi" pada tahun ke-tiga itu justru kontraknya diputus. Akal sehat tentu lebih menyetujui jika THL-TBPP tadi lebih patut ditingkatkan statusnya atau sekurang-kurangnya kontraknya diperpanjang. Menjelang akhir dasawarsa ini, si saat dunia ditimpa krisis pangan, Pemerintah Indonesia justru mendapatkan apresiasi khusus dalam forum FAO di bidang ketahanan pangan. Ini prestasi pemerintah, prestasi Deptan, dan tentunya prestasi jajaran penyuluh pertanian secara nasional. Kita telah mencapai swa sembada beras dan jagung. Kita akan menyongsong swa sembada kedelai dan daging. Tantangan ke depan semakin berat dan kita semua tentu sepakat bahwa tugas-tugas pendampingan petani di masa depan belumlah usai. Apakah dalam situasi yang semakin penuh tantangan itu kita akan membiarkan petani untuk selalu didampingi oleh petugas-petugas baru hasil rekrutmen baru, atau bahkan mengendorkan intensitas pendampingan, sementara petugas-petugas lama (THL-TBPP pasca tahun ke-tiga masa kontrak) yang sudah memiliki chemistry yang baik dengan petani justru terpinggirkan. Mari kita semua, para pihak terkait, untuk berpikir dan bertindak (mengambil keputusan) dari sudut pandang ini. Mari kita tetap berpegang pada komitmen untuk mewujudkan SATU DESA, SATU PENYULUH dan SATU PENYULUH, SATU DESA. Janganlah semangat Revitalisasi Pertanian hanya gegap gempita di awal, sayup-sayup di pertengahan, kemudian nyaris tak terdengar dan akhirnya tak terdengar sama sekali. Naudzubilalhi min dzallik.
(@ Ir. Nur Samsu THL-TBPP 2008 BPP Paiton, Kabupaten Probolinggo - Jawa Timur)
Rating: 5 Reviewer: Info Petani - ItemReviewed: BAGAIMANA MENGAKTUALISASIKAN POTENSI DIRI SEBAGAI THL-TBPP? - 9756people
Info Petani -
Live Report FSN THL TBPP: Forum Komunikasi THL TBPP Telah Terbentuk

Hari ini Sabtu (20/6) menjadi salah satu hari yang terpenting bagi kita semua keluarga besar THL TBPP di seluruh Indonesia. Setelah melalui rapat-rapat dan diskusi maraton yang diikuti delegasi dari THL TBPP seluruh propinsi telah terbentuk FORUM KOMUNIKASI TENAGA HARIAN LEPAS TENAGA BANTU PENYULUH PERTANIAN NASIONAL(FK THL TBPP NASIONAL)dan selaku ketua FK THL TBPP NASIONAL adalah saudara kita, DEDY ALFIAN.Selamat bagi ketua terpilih dan selamat melanjutkan acara-acara di FSN THL TBPP bagi seluruh delegasi yang hadir.
Adapun FSN THL TBPP sampai saat ini masih terus berlangsung, agenda hari ini antara lain Sarasehan "THL TBPP, DULU, KINI DAN NANTI", Penyampaian hasil rakornas. SEMANGAT!!!


Rating: 5 Reviewer: Info Petani - ItemReviewed: Live Report FSN THL TBPP: Forum Komunikasi THL TBPP Telah Terbentuk - 9756people
Info Petani -
FK THL TBPP NASIONAL UNTUK SEMUA

Inilah Palu Kebersamaan, palu Perjuangan THL TBPP yang menjadi saksi terwujudnya kekompakan THL TBPP NASIONAL. Mari bersama pererat tali silaturahmi, Satu wadah dalam FORUM KOMUNIKASI THL TBPP NASIONAL, Satu komando bersama saudara kita DEDY ALFIAN. Menuju THL TBPP kearah yang lebih baik.


Rating: 5 Reviewer: Info Petani - ItemReviewed: FK THL TBPP NASIONAL UNTUK SEMUA - 9756people
Info Petani -
Live Report FSN: DELEGASI THL TBPP TERUS BERDATANGAN KE FSN THL TBPP 2009
Dari kesunyian dan dinginnya waduk Sermo-Hutan Sermo Yogyakarta dapat dilaporkan sampai tadi malam telah tercatat 22 propinsi mengirimkan delegasi THL TBPP-nya. Agenda hari ini: Pandangan Umum, Forum Silaturahmi Nasional (FSN) THL TBPP, Pembahasan AD/ART FSN THL TBPP. (AA/CLP/JTG)
Rating: 5 Reviewer: Info Petani - ItemReviewed: Live Report FSN: DELEGASI THL TBPP TERUS BERDATANGAN KE FSN THL TBPP 2009 - 9756people
Info Petani -
Harga sebuah Ciplukan empat ribu tigarutus rupiah
Tidak menyangka di negara maju seperti Jepang ditemukan ciplukan buah liar yang dijual di pasar, tepatnya di pasar Ishikawa. Di Indonesia sering kita jumpai pohon ciplukan tumbuh liar diantara tanaman kacang tanah dan jagung. Ciplukan merupakan tumbuhan herba tahunan dengan tinggi 0,1 - 1 m, berasal dari Amerika yang kini telah tersebar secara luas di daerah tropis di dunia. Ciplukan biasa tumbuh di tanah dengan ketinggian antara 1-1550 m dpl.

Ciplukan buah liar ini di pasar Prefektur Ishikawa ternyata per pak nya (isi 18 buah) dijual dengan harga 780 yen. Atau 43 yen per buah, kalau dirupiahkan menjadi 4.300 rupiah. Ciplukan ini rasanya agak langu dibanding ciplukan dari Jawa meskipun ukurannya lebih besar. Ciplukan Jawa rasanya memang lebih manis.

Nama ilmiahnya yaitu Physalis angulata L. Di Jepang dinamai Houzuki, orang Inggris menyebutnya Morel berry, sedangkan dalam bahasa Indonesia dinamakan Ciplukan, sebutan di daerah bermacam macam yaitu Ceplukan di Jawa, Cecendet di Sunda, Yor-yoran di Madura, Lapinonat di Seram, Angket, Kepok-kepokan, Keceplokan di Bali, Dedes di Sasak, Leletokan di Minahasa.





Klasifikasi Physalis angulata L. dalam sistematika tumbuhan adalah sebagai berikut:
Kerajaan : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonnae
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Marga : Physalis
Spesies : Physalis angulata L

Komposisi beberapa bagian tanaman ini, herbanya mengandung Fisalin B, Fisalin D, Fisalin F, Withangulatin A. Bijinya mengandung 12-25% protein, 15-40% minyak lemak dengan komponen utama asam palmitat dan asam stearat. Akarnya mengandung alkaloid. Daunnya mengandung glikosida flavonoid (luteolin). Tunasnya mengandung flavonoid dan saponin.

Hasil dari penelitian yang telah dilakukan, baik secara in vitro maupun in vivo bahwa ciplukan memiliki aktivitas sebagai antihiperglikemi, antibakteri, antivirus, imunostimulan dan imunosupresan (imunomodulator), antiinflamasi, antioksidan, dan sitotoksik.

Hasil penelitian Baedowi (1998) pada mencit yang diberikan 28,5 mL/kg BB menunjukan bahwa daun ciplukan mempunyai aktivitas antihiperglikemia yang dapat mempengaruhi sel β insulin pankreas.

Ayo…siapa yang ingin mengembangkan budidaya ciplukan besar-besaran sebagai bahan obat herbal untuk menggantikan obat-obatan kimia yang mulai dihindari oleh masyarakat negara maju?
Rating: 5 Reviewer: Info Petani - ItemReviewed: Harga sebuah Ciplukan empat ribu tigarutus rupiah - 9756people
Info Petani -
TINJAUAN PUSTAKA CARA MENGHITUNG INDEKS KOMPETISI TAJUK JATI
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Hutan Jati (Tectona grandis)
Jati merupakan tanaman budidaya yang memiliki sejarah panjang. J.W.H. Cordes (Insp. V. h. Boschwezen in Ned. De Djatibosschen op Java Ogilvie Batavia & Co. 1881 dalam Poerwokoesoemo (1975)) menerangkan dalam “ De Djatibosschen op Java halaman 129”, bahwa hutan Jati di Jawa terdapat di bagian tengah dan timur. Untuk kondisi di Jawa Barat dimana tanahnya terdiri dari tanah pegunungan vulkanis, Jati hanya terdapat di tempat-tempat tertentu saja. Iklim yang kering, panas dan tak tentu dari Jawa Timur dan Jawa Tengah merupakan faktor-faktor yang membantu dan memajukan tumbuh suburnya pohon Jati, hal ini berbeda dengan kondisi iklim di tanah pegunungan. Dalam arah meninggi, Jati mempunyai wilayah terbatas, yaitu 2000 kaki. Tinggi 2000 kaki ( 650 m ) dari permukaan laut ini boleh dianggap sebagai batas dari hutan Jati. Pengukuran dan perpetaan hutan Jati di Jawa mulai tahun 1860 menggambarkan tempat-tempat tumbuh hutan Jati di seluruh Jawa, dengan kekecualian dari beberapa kelompok hutan Jati, misalnya dari Banyuwangi, Jogjakarta dan sebagian dari Surakarta.
Menurut Rumphius (1628-1702) dalam Poerwokoesoemo (1975) yang nama aslinya Rumphia, menulis tentang Jati sebagai berikut:
1. Kiati-boom (Jatus Cayu Jati). Di Jawa dan sekitarnya Jati termasuk jenis hutan yang tertinggi, berbatang lurus, halus dan panjang sebelum berdahan dan beranting. Menurut keadaan kayunya, Jati mempunyai dua jenis, yaitu Jati Jantan dan Jati betina.
2. Jati mempunyai daun yang terlebar, yang telah kami ketahui, kecuali Folium mapparum, jenis mana di tempat ini amat jarang terdapat, karena daun Jati dari daun muda panjangnya 3 kali dan lebar 20 dim, kebelakang menjadi sempit pada gagang daun yang tebal hingga tangkai daun ini bundar bangunnya.
3. Pohon Jati tidak akan berbunga dan berbuah sebelum cukup umur. Di Jawa Jati berbunga dalam bulan-bulan kering waktu di sana disebut musim kemarau, dan buah Jati didapat sesudah bulan November.
Junghuhn (1853) dalam Poerwokoesoemo (1975) menceritakan “tiekboom” vamili Verbenaceae kayu Jati yaitu Tectona grandis L. fil. (Tectona Spr. Theca alior), yang selalu tumbuh berkelompok, menghambat tumbuhnya jenis tumbuhan lain dari tanah kering, baik tanah keras maupun tanah liat, tanah pasir atau tanah berbatu. Dimana Jati dapat tumbuh dengan subur jenis tumbuhan lain tidak dapat tumbuh dengan baik, kecuali jenis pohon Acacia dan Anonaceae atau Ficus yang dapat tumbuh bersama-sama dengan Jati. Jati dapat merupakan hutan murni yang amat luas dan diwaktu kering atau musim panas mulai bulan Juli muluruh daunnya, hingga memberi pemandangan yang kering dan gundul.
Lebih lanjut, N. Beumee-Nieuwland (1922) dalam Poerwokoesoemo (1975) mengadakan penyelidikan dan pemeriksaan tentang tanah-tanah di hutan Jati di Jawa terutama mengenai hal khemis dan physis dari tanah hutan Jati. Pemeriksaan dan penyelidikan tidak ditujukan kepada pertanyaan tanah apa yang terbaik untuk Jati, tetapi memeriksa tanah apakah yang ditumbuhi oleh Jati. Jati di Jawa berada terpencar di tanah-tanah yang berjenis-jenis ragamnya dan dapat tumbuh dengan baik. Untuk terluas Jati tumbuh di tanah tertiair formasi kapur dan mergel (tertiare kalk en mergel formasi) tetapi ini bukanlah bukti, bahwa Jati amat baik bertumbuh di jenis tanah ini. Di Jawa terdapat juga Jati baik di atas gunung api (vulkanisch) dengan kadar kapur yang amat sedikit. Hutan Jati dengan bonita IV dan V terdapat juga di tanah-tanah yang dulunya mengandung banyak kapur, tetapi kapur itu hampir habis semuanya. Hal demikian membuktikan, bahwa kadar kapur (kalkgehalte) tinggi bukanlah syarat penting untuk tumbuh baik Jati; lagi pula pada umumnya pohon Jati tidaklah memilih-milih susunan khemis dari tanah. Tinggallah kemungkinan, bahwa Jati di tanah kapur tidak dengan pertolongan manusia dapat bertumbuh sendiri dan di tanah yang baik tanpa bantuan manusia tak mungkin bersaingan dengan jenis-jenis pohon lain.

2.2. Metode Penentuan Kerapatan Tegakan
Pengaturan jarak tanam merupakan salah satu cara untuk menciptakan faktor-faktor yang dibutuhkan tanaman dapat tersedia secara merata bagi setiap individu tanaman dan untuk mengoptimasi penggunaan faktor lingkungan yang tersedia. Metode untuk pengukuran kerapatan tegakan didasarkan pada prinsip biologis yang hanya dikenal baru-baru ini yaitu, korelasi yang tinggi antara lebar tajuk pohon yang tumbuh terbuka dan diameternya. Metode ini terbukti berguna untuk estimasi pengurangan tinggi yang disebabkan oleh berbagai derajat stagnasi pada Pinus contorta (Alexander dkk 1967 Daniel. et. al (1995)). Metode ini memberikan alat untuk mengetahui jumlah tekanan sampingan yang dapat ditahan suatu jenis dan memberikan wawasan yang berharga mengapa beberapa jenis mampu tumbuh pada tegakan yang lebih rapat dari yang lain. Metode ini mengukur karakteristik biologis lain suatu jenis yang tidak bergantung pada umur dan tempat tumbuh.
Metode persaingan tajuk dikembangkan untuk memberikan data ruang tumbuh maksimal yang dapat digunakan oleh pohon dan data keperluan pohon minimal untuk mempertahankan tempatnya dalam tegakan (Krajicek dkk., 1961 Daniel. et. al (1995)). Pohon yang tumbuh terbuka harus digunakan untuk mengumpulkan data proyeksi luas tajuk vertial dengan diameter pohon. Hal ini demikian karena hanya dengan pohon yang tumbuh terbuka hubungan luas tajuk dengan setiap diameter setinggi dada tidak dipengaruhi oleh persaingan. Luas tajuk ditemukan berhubungan erat dengan diameter setinggi dada, dan hubungan itu hampir konstan pada suatu jenis tanpa memandang tempat tumbuh dan umur. Terdapat perbedaan yang sangat nyata dalam hubungan diameter tajuk dengan diameter setinggi dada antara Picea dan jenis daun lebar, perbedaan nyata antara Carya dan Quercus rubra, tetapi tidak ada perbedaan nyata diantara Quercus. Dengan demikian suatu pohon dengan ruang tak terbatas tidak dapat menempati lebih daripada luas maksimal tertentu yang sebanding dengan diameter setinggi dadanya.
Meskipun model tegakan dan individu pohon, keduanya dapat menggunakan input data dari sampel plot penelitian, hanya model individu pohon yang memiliki kemungkinan untuk menstimulasi lingkungan kompetitif dari tiap pohon. Lebih jauh data individu pohon teragregasi setelah model menambah tiap pohon , sementara model tegakan mengagregasi data individu pohon pada variabel tegakan sebelum mengoperasiakn model pertumbuahan. Seperti model pertumbuhan, model individu pohon dipersisapkan untuk sebagian spesies atau tipe tutupan dari data sampel yang dikumpulkan dari rentang tertentu lingkungan yang tumbuh. Model ini dengan demikian hanya dapat diaplikasikan dengan baik pada tegakan subyek yang termasuk ke dalam rentang kondisi tegakan sampel yang digunakan untuk membangan model (Davis dkk. Et.al. 1987).
Disamping tinggi, diameter dan variabel lain dari pohon yang digunakan dalam model bebas jarak, tiap individu pohon secara literal dipetakan untuk menentukan jarak, hubungan dan ukuran dari semua pohon berdekatan yang berkompetisi dengan subyek untuk cahaya, kelembaban dan nutrisi ini mengakibatkan posisi beresaing dari tiap pohon menjadi dihitung secara umum dengan keakuratan yang lebih dapat diperkirakan. Kerugian dari model bergantung jarak ini adalah biaya pemetaan pohon yang tinggi dan meningkatnya kompleksitas perhitungan. Juga kita belum menemukan bukti yang terdokumentasi atau study kasus yang menunjukkan keunggulan model bergantung jarak atas model bebas jarak (Davis dkk. Et.al. 1987).
Pengukuran berdasar jarak, dalam Davis dkk. Et.al. 1987, kebanyakan dimulai dengan konsep Steabler’s (1951) tentang zona melingkar dari pengaruh sekitar pohon subyek dimana kehadiran pohoin bersaing akan mengurangi tingkat pertumbuhan pohon subyek. Tingkat kompetisi adalah masuk akal sebagai persentase dari zona pengaruh yang tum,pang tindih oleh pohon-pohon kompetitif. Apakah itu kompetisi kelembaban, cahaya, ataukah nutrisi, akan bergantung pada spesies dan karakterfisik sebagian dari tempat tumbuh bersamaan dengan pohon subyek. Ineks permulaan Steabler adalah:



Dimana: indeks kompetisi untuk pohon j
jarak tajuk tumpang tindih antara pesaing i dan subyek pohon j, dalam kaki
radius pohon subyek, dalam kaki
jumlah pesaing

Indeks ini akan kecil secara numeris dengan pesaing yang sedikit dan sedikit tumpang tindih tajuk.
Hegyi (1974) muncul dengan indeks perhitungan sederhana:



Dimana: indeks kompetisi untuk pohon
diameter tajuk pesaing dan pohon subyek, dalam inchi
jarak antara pesaning dengan pohon subyek, dalam kaki
semua pohon interseksi dengan faktor 10 basal area prisma dirotasi pada tengah pohon subyek

Indeks kompetisi Bella (1971) menentukan porsi area tajuk pohon subyek yang tumpang tindih oleh kompetis dan dipertimbangkan oleh rasio diameter.

Dimana: indeks kompetisi untuk pohon j
area tajuk overlap antara pohon pesaing i dan pohon subyek j, dalam kaki kuadrat
area tajuk pohon subyek j, dalam kaki kuadrat
diameter tajuk pesaing dan pohon subyek, dalam kaki
faktor
semua pohon dimana Oij positif
Rating: 5 Reviewer: Info Petani - ItemReviewed: TINJAUAN PUSTAKA CARA MENGHITUNG INDEKS KOMPETISI TAJUK JATI - 9756people
Info Petani -
UNDANGAN FORUM SILATURAHMI NASIONAL (RAKORNAS) THL TBPP
Our document viewer, iPaper, is based on Adobe Flash. Make sure your browser has the latest version of the Flash Player, which is available for free from Adobe
Undangan Fsn Thl-tbpp


Rating: 5 Reviewer: Info Petani - ItemReviewed: UNDANGAN FORUM SILATURAHMI NASIONAL (RAKORNAS) THL TBPP - 9756people
Info Petani -
PROPOSAL FORUM SILATURAHMI NASIONAL (RAKORNAS) THL TBPP
Our document viewer, iPaper, is based on Adobe Flash. Make sure your browser has the latest version of the Flash Player, which is available for free from Adobe
Proposal Fsn Thl Tbpp


Rating: 5 Reviewer: Info Petani - ItemReviewed: PROPOSAL FORUM SILATURAHMI NASIONAL (RAKORNAS) THL TBPP - 9756people
Info Petani -
Budaya THL TBPP
(Sebuah Renungan)
Suatu hari ketika saya dalam perjalanan menuju tempat kerja di WKBPP, saya mengendarai sepeda motor dengan jalanan yang tingkat kenyamanannya sekelas jalanan untuk Grasstrak dan mottocros. Jalanan berbatu, berlubang di sana sini di lengkapi kubangan-kubangan air. 50 menit waktu di butuhkan bermotor untuk mencapai Base Camp BPP setiap pagi.

Di sebuah tikungan mendadak saya harus berhenti, karena di depan ada sebuah mobil van”minibus” yang terperosok dan “nyungsep” di pinggir jalan..kedua roda depan nya sudah keluar dari jalan dan masuk ke pematang sawah hampir nyebur ke hamparan tanaman padi. Ada seorang wanita muda yang panik keluar dari pintu mobil, gugup mendapati mobilnya “nyungsep’dan hampir masuk ke dalam sawah. Aku mendapati kejadian sangat runtut, jalanan masih sepi, sehingga bagi wanita muda yang mengemudikan mobil ‘nyungsep” itu sayalah satu-satunya yang di harapkan untuk bisa menolongnya.

Tanpa menunggu si wanita itu meminta tolong, saya turun dari motor dan bergegas untuk membantu sebisanya mengeluarkan mobil nyungsep itu agar bisa kembali ke “jalan”

Maaf kejadian itu, bisa dialami siapa saja di mana saja dengan kadar kejadian yang berbeda beda..tapi boleh saja saya mengambil keputusan lain, umpamanya…..

A. Benar kejadian itu berlangsung di jalanan yang tiap hari saya lewati., tetapi

1. Wanita itu bukan petani! Jadi saya tidak punya kewajiban secara professional untuk mengupayakan pertolongan. Karena tugas saya di fokuskan untuk bisa mengupayakan pemecahan masalah-masalah yang di hadapi petani

2. Kejadian itu berlangsung bukan di wilayah kerja tanggung jawab saya, bukan di WKBPP saya, bukan di Wilbin saya. Jadi menurut tanggung jawab profesional saya tidak wajib untuk menolong beliaunya dan mobilnya.
3. Menurut kitab TUPOKSI THL TBPP tidak ada satupun kalimat yang menyebutkan bahwa ada keharusan saya untuk “menolong” mobil nyungsep di sawah.
4. Tidak ada peraturan daerah(perda) atau aturan tertulis lain yang di keluarkan oleh Pemda,Permentan,Perpres yang bisa menjadi landasan agar saya menolong wanita dan mobilnya yang sedang nyungsep di sawah itu

B. Dan lain lain dan lain lain

Jadi dengan sedikit ataupun banyak argumen dan retorika sebenarnya saya tidak wajib untuk menolong wanita dan mobil nyungsep itu dan mengacuhkan begitu saja.. Dan akan terkumpul banyak sekali alasan alasan untuk sekedar menguatkan keputusan “saya tidak wajib menolong wanita dan mobil nyungsep itu”

Jadi untuk memutuskan menolong wanita dan mobilnya yang nyungsep ,apalagi sama sekali belum sama kenal beliaunya itu, tidak perlu saya membuka agenda harian untuk melihat TUPOKSI THL TBPP umpamanya. Atau membaca/mempelajari Permentan tentang Pembinaan THL TBPP, dan sama sekali tidak harus membolak balik pasal demi pasal dalam perda di kabupaten tempat saya bertugas.

Menolong dan hanya menolong dan keharusan untuk menolong Titik!!!.

Setelah 3 tahun keberadaan THL TBPP di lingkungan pertanian Indonesia dengan jumlah 25000 THL TBPP di seluruh Indonesia . dalam kesehariannya THL TBPP bahu membahu berupaya kembali membangunkan greget gairah pertanian, menawarkan pencerahan, membangkitkan kepercayaan diri petani, membantu menemukan solusi dari masalah yang di hadapi petani. Tenaga Harian Lepas yang menjadi Tenaga Bantu dengan kesadaran semangat “membantu” siapa saja. Ya membantu petani, membantu senior PNS Penyuluh Pertanian, dan di zaman otonomi daerah ini, setidaknya ikut membantu pemerintah daerah di wilayah pertanian yang belum tersentuh penyuluhan. Tentu saja saja hal ini bukan ungkapan “GR” dari THL TBPP karena di dunia kenyataan pembantu berbeda “nasib” dengan “juragan”. Namun kerelaan diri untuk membantu, itu sajalah energi dan semangat yang membuat tetap hidup dan bertahan.

Di Tahun ke tiga ini, teman teman kami-saudara saudara kami sesama ‘pembantu” di ujung pengabdiannya sebagai pembantu.. 5000 lebih THL TBPP dan untuk tahun berikutnya kami semua akan nunggu “giliran” di ujung pengabdian , tanpa kami tahu rencana dari sang ‘juragan”. THL TBPP angkatan I sedang “nyungsep”, terperosok dari jalan dan tidak tahu kepada siapa harus minta tolong.. Kepada pihak pihak yang selama ini di “bantu” berharap bisa menolong THL TBPP setidaknya memberi informasi, membuka ruang diskusi agar semuanya jelas. Tentu saja pihak pihak yang di bantu(Pemerintah, Deptan,Pemda) kenal betul dengan THL TBPP, dan faham dengan situasi menjelang “nyungsep” yang di hadapi. Untuk sekedar membuka ruang diskusi tentu saja sangat-sangat bisa di lakukan, untuk memberi jernihnya informasi atau bahkan menawarkan solusi solusi.

Kalau keharusan menolong nyungsepnya para ‘pembantu’(THL TBPP) ini harus di bikin dulu perpres, permentan, perda, atau di bikinkan UU bagaimana cara membantu situasi “nyungsep” para “pembantu”. Apa beda nasib “mobil Nyungsep di sawah” dengan THL TBPP Indonesia??? (ap/tng/btn)
Rating: 5 Reviewer: Info Petani - ItemReviewed: Budaya THL TBPP - 9756people
Info Petani -
Surat PERHIPTANI Cilacap Kepada Presiden SBY tentang THL TBPP
Rating: 5 Reviewer: Info Petani - ItemReviewed: Surat PERHIPTANI Cilacap Kepada Presiden SBY tentang THL TBPP - 9756people
Info Petani -
PETANI ANGGREK (Pendahuluan)
KARAKTERISTIK DAN TEMPAT TUMBUH ANGGREK Anggrek merupakan salah satu tanaman hias yang mempunyai sosok atau penampilan cukup indah.Tanaman anggrek menyuguhkan untaian, bentuk, dan corak bunga yang cukup beragam. Ada corak bunga titik-titik semburat, dan ada pula perpaduan beberapa warna. Ditambah dengan hasil silangannya yang terdiri dari ribuan jenis, khasanah kecantikan cotak bunga anggrek yang dihasilkan semakin bertambah. Sebagai bunga potong, anggrek tergolong tahan lama.

Anggrek tergolong anggota famili Orchidaceae. Famili ini merupakan salah satu famili bunga-bungan yang paling besar, memiliki kurang lebih
43.000 spesies dari 750 generasi yang berbeda. Lebih kurang 5.000 spesies di antaranya terdapat di Indonesia. Penyebaran famili Archidaceae hampir meliputi seluruh dunia, kecuali Benua Antartika. Anggrek dapat tumbuh di hutan-hutan gelap, di lereng-lereng terbuka, di batu-batu, kanng terjal, di batu-batu daerah pantai dengan garis pasang surut tinggi, atau di tepi gurun pasir. Bahkan di kaki Gunung Himalaya pun tanaman ini bisa ditemukan. Beberapa marga (genus) yang dikenal di antaranya adalah Dendrobium, Arachnis, Cymbidium, Cattleya, dan Vanda beserta seluruh kerabatnya. Kecuali Cattleya, seluruh marga di atas mempunyai daerah penyebaran di Asia Tenggara.
Tanaman anggrek termasuk tanaman yang mempunyai kecepatan turnbuh relatif lambat. Kecepatan tumbuh ini berbeda-beda pada setiap
jenis anggrek. Kecepatan tumbuh ini cukup berpengaruh terhadap pemeliharaan tanaman anggrek yang berorientasi pada produksi bunga.
Karena itu, teknik budidaya perlu ditingkatkan untuk memacu kualitas dan kuantitas tanaman anggrek.
A. Katakteristik Arggrek
Seperti pada tanaman lainnya, tanaman anggrek terdiri dari akar, batang daun, bunga, dan buah. Perbedaan tanaman anggrek dengan tanaman lainnya ada pada tampilan atau bentuk bunganya. Berikut ini ciri-ciri bagian tanaman anggrek.
a. Akar
Akar anggrek berfungsi sebagai tempat menempelkan tubuh tanaman pada media tumbuh. Akar anggrek epifit mempunyai lapisan velamen yang berongga. Lapisan ini berfungsi untuk memudahkan akar dalam menyerap air hujan yang jatuh di kulit pohon media tumbuh anggrek. Di bawah Iapisan velamen terdapat lapisan yang mengandung klorofil. Akar anggrek epifit berambut pendek atau nyais tak berambut. Pada anggrek terestrial jenis anggtek tanah, akarnya mempunyai rambut yang cukup panjang dan rapat. Fungsi rambut akar ini untuk menyerap air dan zat organik yang ada di tanah.
b. Batang
Berdasarkan pola petumbuhannya, batang tanaman anggek dibedakan menjadi dua tipe, yakni tipe simpodial dan tipe monopodial. Anggrek
simpodial adalah anggrek yang tidak memiliki batang utama. Bunga keluar dari uiung batang dan akan berbunga kembali pada pertumbuhan anakan atau tunas baru. Hanya anggrek jenis Dendrobium yang dapat mengeluarkan tangkai bunga baru di sisi-sisi batangnya. Contoh anggrek tipe simpodial antara lain Dendrobium, Cattleya, Oncidium, dan Cynbidium. Anggek tipe simpodial pada umumnnya bersifat epifit.
Anggrek monopodial adalah anggrek yang petumbuhan batangnya lurus ke atas pada satu batang tanpa batas. Bunga keluar dari sisi batang di
antara dua ketiak daun. Contoh anggrek tipe monopodial antara lain Vanda, Arachnis, Renanthera, Phalaenopsis, dan Aerides.
c. Daun
Bentuk daun sangat tergantung dari jenis anggrek. Beberapa bentuk daun anggrek sebagai berikut:
1. Bentuk silindris. Bentuk daun panjang dan tumpul mirip pensil. Karena bentuk daunnya yang menyerupai pensil ini, anggrek Vanda hookerina kerap dijuluki anggrek "Vanda potlod".
2. Bentuk talang. Helaian daun kiri dan kanan membentuk sudut, hingga bentuk daun menyerupai talang. Aerides, Ascocentrum, Rhynchostylis
adalah sebagian jenis anggrek yang daunnya menyerupai talang.
3. Bentuk sendok. Bentuk daunnya lonjong dan memanjang serta reIatif tidak ada lekukan (datar). Daun seperti ini bisa dilihat pada anggrek
Cattleya atau Bulbophyllum.
4. Bentuk betunggangan. Daun mengimpit batang atau bagan pangkal daun di atasnya. Bentuk helaian daun melebar ke arah ujung. Bentuk
daun bertunggangn ini terjadi pada anggrek Phalaenopsis dan Oberonia.
d. Bunga
Bunga anggrek pada umumnya mempunyai tiga buah sepalum atau daun kelopak bunga. Satu buah sepalum yang teletak di punggung dinamakan daun kelopak punggung atau sepalum dorsale. Dua lainnya dinamakan daun kelopak samping atau sepala literalia.
Daun mahkota atau petala pada tanaman anggrek berjumlah dua. Letak petala berseling dengan sepala . Di antara kedua petala terdapat bagian yang dinamakan petalum atau bibit bunga. Di pusat bunga terdapat alat yang berfungsi sebagai alat kelamin jantan dan betina, yang menjadi satu bagian. AIat kelamin jantan dinamakan stemona atau benang sari, sedangkan alat kelamin betina dinamakan tangkai putik
atau gynostemium.
e. Buah
Setelah bunga diserbuki dan dibuahi,3-9 bulan kemudian muncullah buah yang sudah tua. Kematangan buah sangat tergantung pada jenis
anggreknya. Misalnya, pada anggrek Dendrobium, buah akan matang dalam 3-4 bulan. Pada anggtek Vanda, umumnya buah matang setelah 6-7 bulan. Sementara itu, pada anggrek Cattleya, buah batu matang setelah 9 bulan.
Buah anggrek merupakan buah lentera. Artinya buah akan pecah ketika matang. Bagian yang membuka adalah bagian tengahnya, bukan di ujung atau pangkal buah. Bentuk buah anggrek berbeda-beda, tergantung pada jenisnya.
B. Tempat Tumbuh Anggrek
Berdasarkan habitat atau tempat tumbuhnya, anggrek dibedakan menjadi lima jenis.
1. Anggrek epifit, yakni anggrek yang tumbuh menumpang pada tanaman
lain tanpa merugikan tanaman yang ditumpangi (tanaman inang).
Anggrek epifit membutuhkan naungan dari cahaya matahai. Di habitat
aslinya, anggrek ini kerap menempel di pohon-pohon besar dan
rindang. Contoh anggek epifit antara lain : Dendrobium, Catdeya, Oncidium,
dan Phalaenopsis.

2. Anggrek semi-epifit. Seperti anggrek epifit, anggrek ini juga tumbuh menumpang pada tanaman luin. Hanya, pada anggrek semi- epifit, selain menempel pada media, sistem akarnya juga menggantung sebagai akar udara. Contoh anggrek semi-epifit antara lain Brassavola, Epidendrum, dan Laeha.
3. Anggrek terestrial, yakni anggrek yang tumbuh di atas permukaan tanah. Anggrek jenis ini membutuhkan cahaya matahari penuh atau cahaya rnatahari langsung. Contoh anggrek terestrial antara lain Vanda, Renanthera, Arachis, dan Aranthera.
4. Anggrek litofit, yakni anggrek yang tumbuh pada batu-batuan. Arggrek jenis ini umumnya tumbuh di bawah sengatan cahaya matahari penuh. Contoh anggrek litofit antara lain Dendrobium dan Phalaenopsis.
5. Anggrek saprofit, yakni anggrek yang tumbuh pada media yang rnengandung humus atau daun-daun kering. Arggrek saprofit dalam
pertumbuhannya membutuhkan sedikit cahaya matahari. Contoh anggek saprofit adalah Goodyuera sp.
Rating: 5 Reviewer: Info Petani - ItemReviewed: PETANI ANGGREK (Pendahuluan) - 9756people
Info Petani -
JAMBORE NASIONAL SLPTT 2009 & THL TBPP

Jambore Nasional SLPTT 2009 di Boyolali telah di buka oleh bapak Presiden Susilo Bambang Yudoyono pada hari Senin, 8 juni 2009. Tersedia petak-petak percontohan SLPTT yang dipamerkan oleh petani, swasta, instansi dan tidak ketinggalan dari THL TBPP yang dalam hal ini diwakili oleh FK THL TBPP kab Boyolali. Banjir pujian dari pengunjung terhadap petak SLPTT yang dikelola THL TBPP mengomentari begitu bagusnya tanaman Padi yang dikelola teman-teman THL. Tidak hanya itu, THL TBPP melalui Forum Komunikasi THL TBPP Propinsi Jawa Tengah juga ikut berperanserta dalam Pameran Produk di stand pameran. Banyak produk unggulan yang dipamerkan termasuk pupuk organik yang ASLI buatan temen-temen THL TBPP Boyolali
Tidak berhenti disitu peranserta THL TBPP, sekitar 1000 THL TBPP dari

berbagai Kabupaten/kota di Jawa Tengah dan perwakilan dari propinsi lain ikut serta dalam memeriahkan Jambore Nasional SLPTT di Boyolali. Suana menghangat ketika rombongan Presiden SBY dengan salam hangatnya menghampiri THL TBPP dan mengajak berjabat tangan THL TBPP yang berjajar di tepi jalan.
Di hari yang sama, di tempat rumah singgah yang disediakan oleh THL TBPP, perwakilan THL TBPP Jabar, Jateng, DIY dan Banten berkordinasi untuk mematangkan RAKORNAS THL TBPP yang akan dilaksanakan di Yogyakarta, 18-20 juni 2009. Semoga persiapan yang sudah matang ini di hari H bisa terlaksana dengan baik dan menghasilkan yang baik pula. Oleh karena itu Dukungan dan kehadiran teman-teman THL TBPP se-Indonesia akan sangat berarti dalam menuju suatu jejering THL TBPP demi terwujudnya kekompakan dan kebersamaan THL TBPP Indonesia. Kita SATU, THL TBPP INDONESIA!!!
Contact Person RAKORNAS (Forum Silaturahmi Nasional):
Dedi Alfian/Ketua Dewan Presedium THL TBPP se-Jawa: 081328403755
Supriyanto Raharjo/ Ketua Panitia Rakornas THL TBPP: 081804341821
Dian Kurniasih/ Sekretaris : 085643673160
Ardiana Wulandari/ Bendahara: 085292558056
Rating: 5 Reviewer: Info Petani - ItemReviewed: JAMBORE NASIONAL SLPTT 2009 & THL TBPP - 9756people
Info Petani -
Permintaan Pengumpulan Data Base THL TBPP
Kepada yang terhormat Koordinator FK THL TBPP kabupaten/kota se-Jawa Tengah untuk Pemutahiran data THL TBPP FK THL TBPP Jateng,dimohon untuk segera mengirimkan data base THL TBPP di kabupaten/kota saudara ke: dihanindra@yahoo.com & atau admin.thl4all@gmail.com dan Terima kasih atas kerjasamanya. Salam THL!!!
Format data base sebagai berikut:
BIODATA THL TBPP

KABUPATEN:.........







NONAMA THLWILAYAH DESA BINAANJML KEL. TANIJML ANGGOTA
1Andi WBinangun7200
2Niken SPDoplang9280
3Dst...Dst...Dst...Dst...
Rating: 5 Reviewer: Info Petani - ItemReviewed: Permintaan Pengumpulan Data Base THL TBPP - 9756people
Info Petani -
Japan makes first gift to food, animal and plant health standards facility
Japan is giving US$ 278,368 (approximately 296,000 Swiss francs) for projects to help developing countries analyze and implement international standards on food safety and animal and plant health — so-called sanitary and phytosanitary (SPS) measures.

The donation is Japan’s first for the Standards and Trade Development Facility (STDF), a program set up for the purpose jointly by the World Trade Organization, the World Health Organization, the World Bank, the World Organization for Animal Health, and the Food and Agriculture Organization.

Japan joins 12 other current donors: Canada, Denmark, the European Commission, Finland, Germany, Ireland, Netherlands, Norway, Sweden, Switzerland, United Kingdom, the United States.

WTO Director General Pascal Lamy welcomed Japan’s donation. “This contribution shows Japan’s commitment to help developing countries meet international standards and make fuller use of export opportunities for their agricultural products.”

Japanese Ambassador Shinichi Kitajima stated: “This donation is an illustration of our longtime commitment to helping developing and least developed countries. By building capacity to implement international sanitary and phytosanitary standards, they will be in a better position to make full use of the multilateral trading system for their sustainable growth and poverty reduction.”

In the planning and delivery of its assistance, the STDF works closely with other technical assistance initiatives involving the WTO, in particular the Integrated Framework for Least-Developed Countries and Aid for Trade.

The STDF’s current Medium Term Strategy runs until 2011 and aims to achieve a facility with annual operating funds of $5 million. Since its inception in 2002, the STDF has built a portfolio of 36 projects and has financed a further 33 project-preparation grants.
Rating: 5 Reviewer: Info Petani - ItemReviewed: Japan makes first gift to food, animal and plant health standards facility - 9756people
Info Petani -
Temu FORUM SILATURAHMI NASIONAL (RAKORNAS) THL TBPP DIUNDUR
Dikarena berbagai pertimbangan dan saran serta untuk mencapai hasil maksimal maka temu Forum Silaturahmi Nasional (RAKORNAS) yang sedianya dilaksanakan tanggal 4-6 Juni diundur menjadi 18-20 Juni 2009 di Yogyakarta. Agenda 1) RAKORNAS THL TBPP, 2) Pembentukan Forum Komunikasi THL TBPP, 3) Seminar Nasional "THL TBPP DULU, KINI & NANTI" 4) Penyampaian hasil Forum Silaturahmi Nasional THL TBPP. (@Panitia FSN THL TBPP)
Rating: 5 Reviewer: Info Petani - ItemReviewed: Temu FORUM SILATURAHMI NASIONAL (RAKORNAS) THL TBPP DIUNDUR - 9756people
Info Petani -
MENJAHIT PAKAIAN KEBERSAMAAN

Kalau pada suatu saat saya pengen baju , celana pakaian yang nyaman bagi saya untuk di pakai dan di kenakan, maka saya akan datang ke tukang jahit untuk minta di bikinkan pakaian yang pas dengan badan saya. Tentu saja celana pakaian saya hanya nyaman dan enak di pakai untuk badan saya karena di ukur dan di buat memang untuk badan saya. Bagi anda celana saya mungkin kekecilan, bisa juga terlalu longgar. Sehingga umpama suatu saat anda bersilaturahmi ke rumahku, dan saya berniat menghadiahkan baju baru kepadamu maka saya tidak bisa mengatakan ‘baju ini bagus dan sangat nyaman untukmu” karena baju-celana itu di jahit berdasarkan ukuran tubuhku. Sangat pas hanya untuk ukuran tubuhku, nyaman dan enak untuk situasi di sekitar rumahku.

Potret potret permasalahan, di dalam tubuh THL TBPP Indonesia juga sangat beragam, jumlahnya mungkin sebanyak jumlah THL TBPP itu sendiri. Mengapa sampai tahun ketiga ini belum mengkristal umpamanya solid dan kompaknya THL TBPP Indonesia bisa jadi karena setiap THL TBPP lebih mengedepankan “baju-celana” yang pas dan nyaman bagi diri dan daerahnya. Ada temen2 THL TBPP yang mendapat respone sangat bagus di daerahnya sehingga oleh “pemda”nya di berikan kenyamanan kenyamanan. Tapi banyak juga temen temen THL yang ketlingsut, di”acuhkan” keberadaannya walaupun sudah menjalankan amanah tanggung jawabnya umpamanya.

Potret potret permasalahan, di dalam tubuh THL TBPP Indonesia juga sangat beragam, jumlahnya mungkin sebanyak jumlah THL TBPP itu sendiri. Mengapa sampai tahun ketiga ini belum mengkristal umpamanya solid dan kompaknya THL TBPP Indonesia bisa jadi karena setiap THL TBPP lebih mengedepankan “baju-celana” yang pas dan nyaman bagi diri dan daerahnya. Ada temen2 THL TBPP yang mendapat respone sangat bagus di daerahnya sehingga oleh “pemda”nya di berikan kenyamanan kenyamanan. Tapi banyak juga temen temen THL yang ketlingsut, di”acuhkan” keberadaannya walaupun sudah menjalankan amanah tanggung jawabnya umpamanya.

Di dalam potret keinginan dan cita cita THL TBPP juga sangat beragam keinginannya, mungkin saja ada yang menganggap peran pekerjaan THL TBPP hanya sebagai “batu loncatan” karir pribadinya, ada juga yang bertahun tahun melamar pekerjaan dan “ndilalahnya” di terima di rekrutmen THL TBPP. Tapi adapula dan banyak yang sebenarnya sudah punya pekerjaan mapan sebelumnya namun karena panggilan jiwa atau apapun untuk bisa berbuat di bidang pertanian dengan terpaksa atau kesadaran melepas pekerjaan sebelumnya untuk ikut bergabung menyumbang tenaganya di bidang pertanian menjadi “tenaga bantu”di THL TBPP. Di dalam potret kesejahteraan financial dari honor yang di terima THL TBPP juga beragam dinamikanya. Ada yang honornya menjadi THL TBPP merupakan sumber nafkah utama bagi diri dan keluarganya, tidak sedikit pula yang honor sebagai THL TBPP hanya merupakan “uang jajan”bagi anaknya atau sekedar anggaran “pulsa”. Karena tidak sedikit temen2 THL TBPP juga menjadi pelaku bisnis yang sukses dan tangguh, entah di bidang pertanian atau yang lainnya. Dan masih banyak lagi potret keragaman diantara THL TBPP,

Mengapa sampai tahun ketiga ini belum ada kesolidan THL TBPP Indonesia yang maaf semua personelnya mengenyam pendidikan(menengah-tinggi) bahkan berada di dalam atmosfer pengetahuan keilmuan yang sama(pertanian). Mungkin salah satunya karena setiap gerakan aktifitas THL TBPP titik pandang kesadaranya hanya berlaku dan di semangati untuk “baju-celana’ yang nyaman bagi diri dan daerahnya kalau sedikit meluas. Belum muncul kesadaran dan pergerakan yang signifikan yang berupaya mewujudkan ‘pakaian kebersamaan”. Jambi berbeda dengan Riau. Gorontalo-Sumsel-NTB-Banten-Jabar-Papua masing masing berbeda atmosfer permasalahannya. Maka “celana-baju” THL TBPP Gorontalo dan Riau tidak muat di kenakan THL TBPP Banten walaupun temen temen pengen punya “celana’seperti itu.

Silaturahmi Nasional, Saresehan Nasinal, Temu Nasional oleh THL TBPP Indonesia atau apapun namanya hendaknya bukan di semangati keinginan mendapatkan “baju-celana” yang pas dan nyaman untuk diri dan daerahnya. Tetapi adalah semangat untuk menjahit “pakaian kebersamaan’yang siapa saja (THL TBPP) nyaman mengenakannya. Mungkin saja tidak bisa di sebut baju dan celana wujud pakaian itu.

Temu Nasional THL TBPP Indonesia semoga mampu mempertemukan sesobek dan secuil kain-kain dari THL TBPP Aceh hingga Papua untuk kemudian bersama sama di jahit menjadi lembaran kain Selimut THL TBPP Indonesia yang mampu menghangatkan kebersamaan dan persaudaraan THL TBPP Indonesia…. Semoga.. Tapi tunggu dulu jangan jangan kita belum bisa menyumbang sesobek kain, karena 3 tahun ini bisa jadi THL TBPP masih berupa “benang-benang” sehingga butuh energi yang lebih besar. Ayo bersama sama ”memintal dan menjahit pakaian kebersamaan” THL TBPP Indonesia.(AA/TGR/BTN)
Rating: 5 Reviewer: Info Petani - ItemReviewed: MENJAHIT PAKAIAN KEBERSAMAAN - 9756people
Info Petani -
Jangan Ada Lahan Kosong
“Jangan ada sejengkal pun lahan kosong,” demikian Wakil Gubernur (Wagub) HM Masduki berpesan kepada masyarakat petani di Desa Cibingbin, Kecamatan Cibaliung, Kabupaten Pandeglang, Jumat (29/5) lalu. Kala itu, Wagub melakukan kunjungan kerja melihat hasil proyek-proyek di lingkungan Pemprov Banten, baik berkaitan pendidikan, pertanian, kelautan, kehutanan, infrastruktur, hingga pemberdayaan masyarakat. Sehari sebelumnya, beliau melakukan perjalanan dari Kabupaten Lebak bagian timur hingga Lebak bagian selatan, lalu tiba di Kabupaten Pandeglang bagian selatan.

Wagub melanjutkan ungkapannya bahwa lahan bisa menjadikan pemiliknya sejahtera. Jika tidak dikelola, maka kerugiannya sangat besar. Penulis yang ada mendampingi Wagub saat itu termenung sejenak mendengar ungkapan itu. Begitu sangat dalam maknanya. Mengapa?
Lahan diciptakan untuk dikelola secara baik. Pengelolaan ini bertujuan untuk mendapatkan penghasilan bagi pemiliknya. Tanpa dikelola, lahan akan menjadi petaka. Musibah longsor, banjir, hingga gangguan alam lainnya adalah berawal dari lahan yang tidak dikelola dengan baik.
Pemandangan di hadapan rombongan pejabat Pemprov Banten termasuk Wagub yang didampingi para anggota kelompok tani hutan dan pengurus Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) adalah hamparan pohon jati (Tectona grandis) yang luasnya ratusan hektar. Pohon jati yang ditanam di lahan masyarakat itu adalah hak milik masyarakat. Umur pohon jati yang tumbuh itu berumur 2 dan 3 tahun, buah dari program rehabilitasi lahan baik yang didanai APBD Banten maupun pemerintah pusat, dalam hal ini Departemen Kehutanan, pada tahun 2005 dan tahun 2006. Ada juga hamparan kecil nun jauh pohon akasia, yang batangnya sudah terlihat berwarna jingga. Kalau jati bisa dipanen sekitar 7 tahun lagi, sedangkan umur akasia kurang dari itu.
Penyuluh Kehutanan setempat bernama Herman bertutur kepada Wagub bahwa perubahan pengelolaan lahan oleh masyarakat seiring dengan gerakan penanaman pohon. Masyarakat, lanjutnya, merasa senang karena sudah membayangkan apa yang akan mereka lakukan setelah memanen jati 10 tahun mendatang. Rata-rata ingin berangkat ke Mekah untuk menunaikan ibadah haji. Cita-cita yang logis.
Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Mohammad Yanur merinci kepada penulis, bahwa pohon jati yang dipanen dengan umur 10 tahun menghasilkan 2 kubik lebih. Jika 100 pohon yang ditebang, maka dihasilkan 200 kubik. Dan jika 1 kubik harga minimalnya Rp 1 juta, maka dihasilkan Rp 200 juta. Tentu saja belum bersih, karena harus dipotong biaya penebangan dan proses izin serta lainnya. Tapi, ratusan juta setidaknya sudah benar-benar nyata. Luar biasa. Herman dan Yanuar menegaskan, bahwa warga di Cibaliung dan sekitarnya, bisa berangkat haji, membeli mobil, membuat rumah layak, dan setidaknya hidup lebih sejahtera adalah dari hasil penjualan kayu. Karena kayu apapun saat ini tidak pernah tidak laku untuk dijual.
Pertanyaan saya, bagaimana petani hutan itu memenuhi kehidupan harian, mingguan, atau bulanannya? Karena, jati dipanen 10 tahun setelah tanam? Yanuar menjawab, yakni dengan memadukan penanaman pohon musiman, baik pangan maupun palawija. Atau bisa juga dengan memanfaatkan hasil hutan lainnya, baik jamur, madu, hingga pembuatan pupuk kompos. Jadi tidak perlu dikhawatirkan, ujarnya. Memang syarat utamanya untuk bisa berdaya adalah masyarakat tidak malas. Dibantu dengan bimbingan penyuluh atau pendamping, maka hal itu akan mewujud sempurna.
Wagub sebelum meninjau ke lokasi penanaman jati juga meninjau demplot penanaman kacang kedele yang tumpang sari dengan pohon jati usia 2 dan 3 tahun. Kedele dijadikan komoditas unggulan selatan karena tanahnya yang cocok. Juga memiliki keunggulan spesifik lainnya. Mungkin perlu juga dilakukan demplot lainnya untuk penanaman jagung, ubi jalar, dan lainnya. Sehingga benar-benar tidak ada lahan kosong yang dibiarkan begitu saja. Perpaduan hutan kayu, tanaman pangan, dan palawija setidaknya mampu menjadikan masyarakat bisa lebih sejahtera. Konsep yang dikenal dengan agroforestry ini layak dikembangkan, tentu saja dengan pendampingan masyarakat yang sempurna.

Agroforestry

Hal yang paling menakjubkan saat peninjauan itu adalah, ketika penulis dan rombongan sama-sama masuk ke kawasan hutan rakyat untuk melihat agroforestry. Tepatnya di Desa Mendung, Kecamatan Cibaliung. Cerita dari anggota kelompok tani hutan dan penyuluh setempat, 5 tahun lalu kawasan itu hanya diisi tanaman perdu. Setiap kali kemarau, tentu saja gersang. Air pun langka. Hal ini menyebabkan sawah-sawah yang ada di lembah mengering. Masyarakat tidak mampu mengolah lahan sawah mereka, kecuali hanya sekedar menanam kacang-kacangan atau ubi. Itu pun hanya sedikit. Mereka lebih memilih untuk keluar desa mencari pekerjaan kasar, baik buruh petik kelapa, buruh bangunan, atau berdagang.
Namun, kini kondisi itu berubah. Di kawasan agroforestry telah tumbuh menjulang tinggi pohon akasia (Acasia mangium). Berderet berjajar rapi dengan jarak tanam 2 meter kali 2 meter. Wagub yang menyaksikan sedemikian rapat pohon itu, terkagum-kagum sambil berujar, ”Ini namanya hutan. Ini harus terus dikembangkan. Saat penebangan nanti saya minta jangan serentak, tapi tebang pilih.”
Di antara sela-sela, ditanam pohon hortikultura, antara lain durian, rambutan, dan mangga. Meski pertumbuhannya tidak sempurna, petani yakin jika pihaknya sudah melakukan penjarangan, maka pohon-pohon itu akan segera tumbuh maksimal. Harapannya, di lahan agroforestry itu, selain dihasilkan kayu juga dihasilkan buah-buahan yang menjadi unggulan Provinsi Banten. Semoga, masyarakat Banten di wilayah selatan benar-benar berjaya di bidang pertanian, kehutanan, hingga kelautan. Semoga!

Dadan A Hudaya, SP (thl tbpp kab. pandeglang/banten)
Rating: 5 Reviewer: Info Petani - ItemReviewed: Jangan Ada Lahan Kosong - 9756people
Info Petani -
PETANI CEREMAI (Cicca acida)
Tanaman Ceremai pada umumnya merupakan tanaman liar yang tidak terpelihara. Kebanyakan dliumpai sebagai tanaman di halaman-halaman rumah. Buah Ceremai rasanya masam walaupun sudah masak. Biasanya buah Ceremai dibuat manisan atau sebagai campuran membuat rujak. Warna buah Ceremai putih kekuning-kuningan, baik yang masih muda maupun yang sudah masak. Untuk membedakan mana yang telah masak, cukup dilihat besar kecil buahnya saja. Buah yang masih muda ukurannya lebih kecil. Buah Ceremai terkumpul dalam satu tangkai yang tidak terlalu panjang. Bila tanaman ini sedang berbuah, akan terlihat seolah-olah dahannya dipenuhi oleh buah. Pohon ceremai tingginya dapat mencapai 10 meter. Daunnya kecil-kecil dan rindang. Warnanya hijau. Daun yang masih muda berwarna agak keputih-putihan. Seperti pada saat berbuah, pada musim berbunga pohon Ceremai juga terlihat seolah-olah ranting-rantingnya dipenuhi oleh bunga yang berwarna putih kemerah-merahan. Bunga Ceremai mudah rontok. Untuk tempat tumbuhnya, pohon
Ceremai tidak memerlukan syarat-syarat tertentu. Cukup bila daerah tempat tumbuhnya banyak curah hujannya. Walaupun demikian bila ditanam di dataran rendah, hasilnya akan lebih memuaskan. Menanam Ceremai dapat dilakukandengan cara tempelan atau dengan bijinya. Selain dari itu juga dapat dilakukan dengan cara cangkokan. Dengan cara cangkokan lebih mudah mengerjakannya. Pohon Ceremai berbuah pada musim hujan. Pohon Ceremai sering ditanam dipekarangan rumah sebagai pohon pelindung. Dalam bahasa latin Ceremai disebut; Cicca acida. Pohon Ceremai mulai berbunga pada musim kemarau, bulan Juli dan Agustus. Buahnya masak pada bulanSeptember sampai Oktober. Besarbuahnya kurang lebih hanya sebesar.gundu. Seperti yang telah disebut-kan dalam tulisan ini sebelumnya,tutu buah Ceremai itu inam sekali.Tetapi justru karena asamnya itu,buah Ceremai dicari orang untukdipakai sebagai bumbu berbagai masakan agar terasa segar. Selain dipakai sebagai bumbu masak dan dibuat rujak, buah Ceremai.
Menanam Ceremai dapat dilakukan dengan cara tempelan atau dengan bijinya. Selain dari itu juga dapat dilakukan dengan cara cangkokan. Dengan cara cangkokan lebih mudah mengerjakannya. Pohon Ceremai berbuah pada musim hujan.
Cara membuat manisan Ceremai, biasanya dilakukan sebagai berikut; sediakan buah Ceremai yang masak di pohon sebanyak yang diperlukan, lalu dicuci sampai bersih. Setelah itu direndam dalam air garirm 3% selama lebih kurang
15 menit. Kemudian buah Ceremai dilunakkan dengan cara menggilasnya
pelan-pelan. Jangan ditekan terlalu keras untuk menja ga agar buahnya
jangan sampai pecah-pecah. Selanjutnya buah diperas airnya satu per satu dan dicuci lagi dengan air biasa, sampai semua asam-asam yang masih tersisa pada buah itu, tersapu bersih. Setelah itu, buah direndam dalam air kapur selama beberapa jam, kemudian dicuci lagr dengan air bersih sebelum dimasukkan ke
dalam larutan gula kental selama satu malam. Setelah satu malam, atau keesokan harinya, buah diangkat dari larutan gulanya. Kemudian ditaruh di atas saringan agan air gulanya menetes ke bawah. Air gula yang menetes itu
ditampung dalam panci. Agar larutan gula itu dapat menge ntal, panci yang dipakai ini dipanaskan semba menampung tetesan gula. Setelah larutan gula mengental, lalu didinginkan. Setelah dingin, buah ceremai dimasukkan kembali ke dalamnya. Begitulah dilakukan berulang kali sampai buah Ceremai berwarna merah. Buah Ceremai yang sudah jadi manis, ditusuk dengan tusukan lidi atau bambu seperti menusuk sate. Nah, inilah satu-satunya buah yang manisannya dimakan seperti makan sate.
Rating: 5 Reviewer: Info Petani - ItemReviewed: PETANI CEREMAI (Cicca acida) - 9756people
Info Petani -
728x90 , banner , kackdir , space iklan space banner
 
5 Info Petani © 2012 Design Themes By Blog Davit