Sektor usaha pertanian (agribisnis) berperan besar dalam pembangunan baik secara langsung terhadap pembentukan Product Domestic Bruto (PDB), maupun tidak langsung yaitu melalui penciptaan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan pembangunan dan hubungan sinergis dengan sektor lainnya. Mengingat pentingnya sektor agribisnis dalam pembangunan nasional maka pemerintah melaui Departemen Pertanian mengucurkan Proyek Pemberdayaan Petani dan Agribisnis di Pedesaan tahun anggaran 2001 dengan pola Bantuan Langsung Masyarakat (BLM). Proyek dengan pola BLM ini di kabupaten dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Kabupaten yang diharapkan dapat menjadi model dasar yang dapat diperbaiki.
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : (1) Sampai sejauhmana efektifitas dana BLM ditinjau dari segi masukan (in put) yang meliputi ketepatan kelompok sasaran, tenaga pemberdayaan kelompok, kesesuaian jumlah dana dengan kebutuhan masing-masing kelompok, ketepatan waktu pencairan dana BLM, ketepatan petani sasaran, ketepatan jumlah dana yang diterima kelompok dan ketepatan penggunaan. (2) Seberapa efektifitas dana BLM ditinjau dari segi proses meliputi proses seleksi Calon Lokasi/ Calon Peserta (CP/CL), aktivitas pemberdayaan kelompok, mekanisme penggunaan dana, mekanisme pengembalian dana dan penentuan bunga, mekanisme penentuan program pokok dan mekanisme evaluasi dan monitoring. (3) . Seberapa efektifitas dana BLM ditinjau dari segi dampak langsung yang meliputi penguatan modal kelompok, penyerapan tenaga kerja, pengembangan usaha, adopsi teknologi baru, peningkatan produktivitas, peningkatan pendapatan dan kemandirian kelompok. (4) Sampai seberapa efektifitas dana BLM ditinjau dari segi dampak tidak langsung yang meliputi perkembangan perekonomian setelah masuknya dana BLM desa tersebut.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : (1) Mengevaluasi efektifitas dana BLM ditinjau dari segi masukan (in put) yang meliputi ketepatan kelompok sasaran, tenaga pemberdayaan kelompok, kesesuaian jumlah dana dengan kebutuhan masing-masing kelompok, ketepatan waktu pencairan dana BLM, ketepatan petani sasaran, ketepatan jumlah dana yang diterima kelompok dan ketepatan penggunaan. (2) Mengevaluasi efektifitas dana BLM ditinjau dari segi proses meliputi proses seleksi Calon Lokasi/ Calon Peserta (CP/CL), aktivitas pemberdayaan kelompok, mekanisme penggunaan dana, mekanisme pengembalian dana dan penentuan bunga, mekanisme penentuan program pokok dan mekanisme evaluasi dan monitoring. (3) Mengevaluasi efektifitas dana BLM ditinjau dari segi dampak langsung yang meliputi penguatan modal kelompok, penyerapan tenaga kerja, pengembangan usaha, adopsi teknologi baru, peningkatan produktivitas, peningkatan pendapatan dan kemandirian kelompok. (4) Mengevaluasi efektifitas dana BLM ditinjau dari segi dampak tidak langsung yang meliputi perkembangan perekonomian setelah masuknya dana BLM desa tersebut.
Penelitian ini dilakukan pada 8 kelompok tani Tanaman Pangan komersial , 2 kelompok ternak Hijauan Makanan Ternak (HMT dan Pupuk) dan 2 kelompok ternak Jasa Inseminasi Buatan (IB). Populasi dari penelitian ini adalah semua kelompok tani/ ternak yang mendapatkan dana BLM PPA 2001 di kabupaten Kediri. Unit yang dievaluasi adalah kelompok tani. Kerangka sampel yang digunakan adalah total sampling (sampel keseluruhan) dan kelompok tani diambil datanya dengan cara puposive artinya semua kelompok tani penerima dana BLM di kabupaten Kediri diambil datanya dan selanjutnya dibahas secara mendalam.
Data primer diperoleh dari responden yang berasal dari kuisioner yang diformat sedemikian rupa sehingga terdapat informasi tentang sub indikator dan skor indikator. Informasi tentang sub indikator merupakan penunjang analisis diskriptif tentang kelompok tani penerima bantuan. Informasi tentang skor indikator mengidentifikasikan tingkat pemenuhan hal dalam kelompok terhadap kinerja yang merupakan standar dalam evaluasi proyek BLM ini.
Format kuisioner seperti tersebut di atas mengandung konsekuensi adanya beberapa jenis dan tahap bagi tabulasi dan analisa data. Tabulasi dari data primer meliputi : (1), tabulasi kode yang meru-pakan tabulasi data tiap sub indikator yang memberikan gambaran tentang suatu hal secara spesifik. Sub indikator merupakan poin-poin pertanyaan yang satu dengan yang lain berangkai/ berkaitan sehingga membentuk suatu informasi tentang indikator tertentu. (2), tabulasi skor yang merupakan tabulasi data yang bersifat kuantitatif hasil perbandingan antara keadaan sebenarnya dengan standar tertentu yang telah ditetapkan dalam pedoman umum maupun penjabarannya. Tabel skor ini dapat dianalisis sedemikian rupa sehingga dapat diketahui korelasi antara satu indikator dengan indikator lain, antara variabel satu dengan variabel lain, antara indikator satu dengan indikator lain atau antara variabel dengan katagori yang teridentifikasi.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan didapatkan bahwa (1) Sebagian besar besar variabel teridentifikasi dalam katagori in put (masukan) telah sesuai dengan yang diharapkan. Pada kelompok tani Tanaman Pangan Komersial tingkat pencapaiannya 91,5 %; kelompok ternak HMT tingkat pencapaiannya 79,25 % dan kelompok ternak Jasa IB tingkat pencapaiannya 86,3 %. (2) Dari hasil evaluasi proses pelaksanaan proyek PPA Tanaman Pangan Komersial telah sesuai dengan yang diharapkan dengan tingkat pencapaiannya 81,8 %; Kelompok ternak HMT dan Pupuk tingkat pencapaiannya 81,8 % dan kelompok Jasa IB tingkat pencapaiannya 79,3 %. Variabel yang perlu mendapatkan perhatian dalam katagori proses ini adalah aspek pengembalian dana, administrasi keuangan kelompok , peran tenaga pemberdaya, dan mekanisme monitoring. (3) Dampak langsung dari proyek PPA pada kelompok tani Tanaman Pangan Komersial adalah penerapan teknologi rekomendasi, peningkatan pendapatan petani, kegiatan penyuluhan dan pengembangan usaha kelompok. Sedangkan pada kelompok ternak dampak langsung dari proyek PPA ini terlihat pada meningkatnya modal kelompok yang ditandai dengan meningkatnya jumlah ternak. Namun dana BLM ini relatif kurang berdampak pada kelompok ternak HMT dan Pupuk dan Jasa IB. Persentase tingkat pencapaian terhadap dampak langsung pada kelompok tani Tanaman Pangan komersial sebesar 75,4 %, untuk kelompok HMT dan Pupuk sebesar 50 % dan untuk Jasa IB sebesar 66,25 %. Dari pengucuran dana pada kelompok tanaman pangan komersial maupun kelompok ternak ada kecenderungan perkembangan modal yang semakin menurun dan ada kecenderungan untuk disalahgunakan, mengingat lemahnya mekanisme monitoring dan tidak diterapkannya reward and punishment. (4) Dampak tidak langsung dari proyek ini relatif tidak seperti yang diharapkan, terutama tidak adanya jalinan kemitraan baik dengan pasar maupun pihak-pihak lain serta masih dilaksanakannya pemasaran secara sendiri-sendiri. Persentase tingkat pencapaian terhadap dampak tidak langsung pada kelompok tani Tanaman Pangan Komersial sebesar 75 % , kelompok ternak HMT dan Pupuk serta Jasa IB sebesar 60 %.
Rating:
5
Reviewer:
Info Petani -
ItemReviewed:
Evaluasi Kinerja Proyek Pemberdayaan Petani dan Agribisnis (PPA 2001) dengan Pola Bantuan Langsung Masyarakat…(111) - 9756people
Info Petani -