Pada 30 April 2008 Prefektur Akita telah melakukan inspeksi setempat terhadap peternakan ayam dekat danau Towada setelah virus flu burung galur H5N1 dideteksi pada angsa yang ditemukan di kota pinggir danau.
Pegawai pemerintah daerah bersama-sama dengan pegawai pusat pelayanan kesehatan hewan menginstruksikan kepada peternak agar mensterilisasi perlatan kandang ayam dan juga menggunakan jaring pengaman kandang ayam untuk mencegah burung liar masuk kedalam peternakan.
Pada 29 April 2008 sebuah kajian dari National Institute of Animal Health menyatakan bahwa virus yang mematikan ini telah dideteksi pada tiga dari empat ekor unggas yang ditemukan mati pada tanggal 21 april 2008 didekat danau di kota Kosaka.
Inspeksi ini dilakukan terhadap 42.000 ayam pada 15 peternakan dalam radius 30 km dimana angsa tersebut ditemukan.
Prefektur Akita menginspeksi peternakan ayam di dekat kota Kosaka dan Kazuno pada 30 April 2008. Inspeksi selanjutnya pada 1 Mei dilakukan pada peternakan di odate.
Pemerintah prefektur telah membuat kantor Pengaturan Krisis pada tanggal 30 April 2008 dan telah melakukan pertemuan untuk mendiskusikan tata cara mendeteksi virus yang mematikan tersebut.
Selama ini telah dikonfirmasi tidak terdapat ayam yang terinfeksi dengan virus H5N1 di prefektur tersebut. Insefeksi ini dilakukan berdasarkan permintaan dari Kementrian Pertanian, Kehutanan dan Perikanan.
Prefektur disebelahnya yaitu Aomori dan Iwate juga melakukan infeksi yang sama. Menurut Prefektur Aomori angsa yang kurus telah ditangkap dekat sebuah hotel di kota Towada pada tanggal 18 April 2008. Angsa tersebut mati dua hari kemudian dan penyebab kematiannya tidak diketahui kata pegawai Kantor Prefektur.
Pada konferensi berita di Tokyo, Menteri Lingkungan Hidup Mr. Ichiro Kamoshita berkata bahwa kementriannya mengirim pegawainya ke Prefektur Hokaido, Akita dan Aomori untuk mengumpulkan kotoran ayam dan mengujinya terhadap adanya virus H5N1.
“Sejak tidak terdapat pengaruh virus ini pada peternakan domestik, kita akan menguji pengaruhnya pada burung liar secara akurat” kata Mr Kamoshita. Virus ini telah ditemukan di Danau Towada tetapi bisa terjadi ditempat lain di Jepang.
Wabah H5N1 pertama kali di jepang terjadi Maret 2007, dimana virus tersebut ditemukan pada burung elang di Sagara Prefektur Kumamoto.
Galur H5N1 yang ganas ini telah menyebar pada unggas di wilayah bagian barat laut Korea Selatan sejak April dan yang diduga menyebabkan burung migrasi telah membawa virus ke jepang.
Sumber Japan Times 1 Mei 2008.
Pegawai pemerintah daerah bersama-sama dengan pegawai pusat pelayanan kesehatan hewan menginstruksikan kepada peternak agar mensterilisasi perlatan kandang ayam dan juga menggunakan jaring pengaman kandang ayam untuk mencegah burung liar masuk kedalam peternakan.
Pada 29 April 2008 sebuah kajian dari National Institute of Animal Health menyatakan bahwa virus yang mematikan ini telah dideteksi pada tiga dari empat ekor unggas yang ditemukan mati pada tanggal 21 april 2008 didekat danau di kota Kosaka.
Inspeksi ini dilakukan terhadap 42.000 ayam pada 15 peternakan dalam radius 30 km dimana angsa tersebut ditemukan.
Prefektur Akita menginspeksi peternakan ayam di dekat kota Kosaka dan Kazuno pada 30 April 2008. Inspeksi selanjutnya pada 1 Mei dilakukan pada peternakan di odate.
Pemerintah prefektur telah membuat kantor Pengaturan Krisis pada tanggal 30 April 2008 dan telah melakukan pertemuan untuk mendiskusikan tata cara mendeteksi virus yang mematikan tersebut.
Selama ini telah dikonfirmasi tidak terdapat ayam yang terinfeksi dengan virus H5N1 di prefektur tersebut. Insefeksi ini dilakukan berdasarkan permintaan dari Kementrian Pertanian, Kehutanan dan Perikanan.
Prefektur disebelahnya yaitu Aomori dan Iwate juga melakukan infeksi yang sama. Menurut Prefektur Aomori angsa yang kurus telah ditangkap dekat sebuah hotel di kota Towada pada tanggal 18 April 2008. Angsa tersebut mati dua hari kemudian dan penyebab kematiannya tidak diketahui kata pegawai Kantor Prefektur.
Pada konferensi berita di Tokyo, Menteri Lingkungan Hidup Mr. Ichiro Kamoshita berkata bahwa kementriannya mengirim pegawainya ke Prefektur Hokaido, Akita dan Aomori untuk mengumpulkan kotoran ayam dan mengujinya terhadap adanya virus H5N1.
“Sejak tidak terdapat pengaruh virus ini pada peternakan domestik, kita akan menguji pengaruhnya pada burung liar secara akurat” kata Mr Kamoshita. Virus ini telah ditemukan di Danau Towada tetapi bisa terjadi ditempat lain di Jepang.
Wabah H5N1 pertama kali di jepang terjadi Maret 2007, dimana virus tersebut ditemukan pada burung elang di Sagara Prefektur Kumamoto.
Galur H5N1 yang ganas ini telah menyebar pada unggas di wilayah bagian barat laut Korea Selatan sejak April dan yang diduga menyebabkan burung migrasi telah membawa virus ke jepang.
Sumber Japan Times 1 Mei 2008.
Info Petani -