Virus flu burung subtipe H7 untuk pertama kalinya berhasil terdeteksi di peternakan burung puyuh di kota Toyohashi, Prefektur Aichi Jepang pada 18 Februari.
Menurut informasi situs berita Asahi, keterangan dari pejabat Kementerian Pertanian Jumat (27/2) menyatakan tidak ada satu pun burung puyuh yang mati di peternakan itu.
Selain itu tidak ada laporan mengenai orang yang terjangkit virus karena memakan daging atau telur dari unggas yang terinfeksi.
Penemuan ini merupakan yang pertama kalinya untuk tahun 2009, sebelumnya virus flu burung subtipe H5N1 terdeteksi pada periode Januari sampai Februari 2007 di Prefektur Miyazaki dan Okayama.
Guna menghentikan penyebaran virus, Kota Toyohashi Sabtu (28/2) membinasakan 259,000 ekor burung puyuh yang ada di peternakan tempat ditemukannya unggas yang terjangkit virus flu buung dan langsung dikuburkan di dalam peternakan.
Berdasarkan data Kementerian Pertanian, jumlah populasi burung puyuh yang ada di peternakan tempat ditemukannya virus flu burung di Kota Toyohashi sebanyak 320,000 ekor.
Untuk mengantisipasi penyebaran virus flu burung, Kementerian Pertanian dan lembaga berwenang lainnya akan membatasi pergerakan ternak unggas, telur dan pakan ternak dalam radius 10 kilometer dari peternakan.
Bila virus diidentifikasi sebagai virus yang telah melemah maka radius pembatasan akan dikurangi menjadi 5 kilometer.
Namun bila pembatasan didaerah itu diperpanjang maka dapat mempengaruhi pasokan telur burung puyuh karena sekitar 70 persen telur burung puyuh yang dikonsumsi diseluruh Jepang berasal dari Prefektur Aichi.
Dalam radius 10 kilometer dari tempat ditemukannya virus flu burung, terdapat 65 peternakan ayam dan burung puyuh dengan jumlah keseluruhan populasi 4 juta ekor.
Sumber : Nusantara news, Jakarta's shimbun online Jurnal, 2 Maret 2009.
Menurut informasi situs berita Asahi, keterangan dari pejabat Kementerian Pertanian Jumat (27/2) menyatakan tidak ada satu pun burung puyuh yang mati di peternakan itu.
Selain itu tidak ada laporan mengenai orang yang terjangkit virus karena memakan daging atau telur dari unggas yang terinfeksi.
Penemuan ini merupakan yang pertama kalinya untuk tahun 2009, sebelumnya virus flu burung subtipe H5N1 terdeteksi pada periode Januari sampai Februari 2007 di Prefektur Miyazaki dan Okayama.
Guna menghentikan penyebaran virus, Kota Toyohashi Sabtu (28/2) membinasakan 259,000 ekor burung puyuh yang ada di peternakan tempat ditemukannya unggas yang terjangkit virus flu buung dan langsung dikuburkan di dalam peternakan.
Berdasarkan data Kementerian Pertanian, jumlah populasi burung puyuh yang ada di peternakan tempat ditemukannya virus flu burung di Kota Toyohashi sebanyak 320,000 ekor.
Untuk mengantisipasi penyebaran virus flu burung, Kementerian Pertanian dan lembaga berwenang lainnya akan membatasi pergerakan ternak unggas, telur dan pakan ternak dalam radius 10 kilometer dari peternakan.
Bila virus diidentifikasi sebagai virus yang telah melemah maka radius pembatasan akan dikurangi menjadi 5 kilometer.
Namun bila pembatasan didaerah itu diperpanjang maka dapat mempengaruhi pasokan telur burung puyuh karena sekitar 70 persen telur burung puyuh yang dikonsumsi diseluruh Jepang berasal dari Prefektur Aichi.
Dalam radius 10 kilometer dari tempat ditemukannya virus flu burung, terdapat 65 peternakan ayam dan burung puyuh dengan jumlah keseluruhan populasi 4 juta ekor.
Sumber : Nusantara news, Jakarta's shimbun online Jurnal, 2 Maret 2009.
Info Petani -