Secara umum budidaya padi varietas IR-66 sama dengan budidaya padi sawah/padi gogo rancha secara umum, karena padi varietas IR-66 cocok ditanam di lahan sawah beririgasi dan di lahan kering berupa padi gogo ranca.
Secara umum budidaya padi varietas IR-66 sama dengan budidaya padi sawah/padi gogo rancha secara umum, karena padi varietas IR-66 cocok ditanam di lahan sawah beririgasi dan di lahan kering berupa padi gogo ranca.
Lahan yang akan ditanam dengan padi varietas IR-66 tentunya dipersiapkan sebaik mungkin, karena varietas IR-66 dapat ditanam di daerah sawah berpengairan irigasi ataupun lahan kering berupa padi gogo ranca maka dalam mempersiapkan dan mengolah tanahnya harus memperhatikan apakah varietas IR-66 tersebut akan ditanam di lahan sawah beririgasi atau di lahan kering.
Jika lahan yang akan diusahakan padi varietas IR-66 adalah lahan sawah berpengairan irigasi, maka pengolahannya tentunya dilakukan dua kali; pertama pengolahan tanah secara kasar/membalikkan tanah yang mana terlebih dahulu air yang ada di lahan sawah dikeringkan sehingga pengolahan tanah secara kasar ini dapat dilakukan dengan baik.
Pengolahan tanah dapat menggunakan cangkul, bajak sapi ataupun hand traktor untuk lahan yang luas. Setelah dilakukakan pembalikan tanah/pengolahan tanah kasar sebaiknya tanah yang telah diolah itu dibiarakan dulu sehingga proses penguraian unsur fisik dan hara serta hama penyakit yang ada pada tanah dapat terurai oleh panasnya matahari. Selanjutnya dilakukan pengolahan tanah tahap kedua dengan jalan menghancurkan dan meratakan tanah yang dibalik pada tahap pertama, tujuan dari pengolahan tahap kedua ini untuk meratakan dan memperbaiki struktur tanah.
Selanjutnya jika tanah yang diusahakan untuk pertanaman padi varietas IR-66 adalah lahan kering (padi gogo rancha) maka pengolahan tanah pada prinsipnya dilakukan dua kali juga yaitu; pertama pembalikan tanah/pengolahan tanah kasar dan pengolahan kedua pengerataan dan penghalusan. Hanya pada pengolahan tanah lahan kering mulai dilakukan pengolahan tanah pertama diupayakan pada awal musim hujan maksudnya supaya pada pembalikan tanah/pengolahan tanah kasar telah terdapat air yang butuhkan untuk pengolahan tersebut. Selanjutnya pada pengolahan tanah kedua diharapkan air hujan sudah lebih banyak tersedia/turun.
Pada waktu pengolahan tanah pertama dilakukan juga pengolahan tanah untuk pembibitan/persemaian benih, adapun luas persemaian bibit seluas lebih kurang 4% dari luas lahan yang akan ditanami padi tersebut, misalnya luas lahan sawah yang akan ditanam padi varietas IR-66 seluas 1ha maka luas persemaian benih padi lebih kurang seluas 400 meter2 . Benih padi varietas IR-66 diusahakan yang berasal dari benih yang bersertifikat label biru sehingga kualitas dan daya tumbuhnya terjamin.
Sebelum benih disemaikan terlebih dahulu benih dimasukkan kedalam air garam (30g garam dapur dimasukkan dalam satu liter air, penambahan air dan garam disesuaikan dengan perhitungan tersebut, contoh bila air dimasukkan dalam ember 10 liter maka garam dimasukkan sebanyak 300g. Selanjutnya benih dimasukkan dalam air yang telah bercampur garam, bila ada benih yang mengapung maka benih padi tersebut dibuang dan benih yang tenggelam dijadikan sebagai benih yang akan ditebar.
Tempat persemaian benih sebaiknya ditebari dengan pupuk kandang 2kg/m2 agar pada saat pencabutan kelak menjadi lebih mudah. Benih ditebar secara merata dan tidak saling menindih di tempat persemaian dengan bedeng ukuran panjang 10 m-20 m, lebar 1,0 m – 1,2 m, tinggi bedengan 5 cm – 10 cm dari pemukaan tanah. Tanaman dipindah ke persawahan/ke lahan padi gogo sebaiknya pada umur muda (10 hari setelah sebar – 21 hari setelah sebar) agar anakannya menjadi optimal.
Cara menanam bisa dengan cara tanam tegal atau cara tanam legowo dengan jarak tanam; tegal 20 cm x 20 cm atau 22 cm x 22 cm sedangkan legowo 10 cm x 20 cm atau 12,5 cm x 25 cm. Berdasarkan pengalaman di lapangan di Jawa Barat, di Jawa Tengah dan Jawa Timur dengan cara tanam legowo mendapatkan peningkatan hasil gabah lebih besar 6% -26,6% dibanding cara tanam tegal.
Pada umumnya bibit padi yang ditanam di lahan usahatani padi ada yang layu/mati atau kurang baik pertumbuhannya maka agar diperoleh populasi tanaman yang optimal yang diinginkan untuk mendapatkan produksi yang tinggi maka salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan dilakukannya penyulaman sebanyak satu kali yaitu lebih kurang satu minggu setelah dilakukan penanaman. Adapun bibit yang digunakan untuk penyulaman adalah sisa bibit yang masih ada dipersemaian.
Pemupukan dilakukan untuk mendapatkan produksi padi yang optimal, setiap lahan usahatani membutuhkan pupuk yang berbeda-beda antara satu lokasi dengan lokasi lainnya hal ini dikarenakan kesuburan tanah yang satu dengan yang lainnya juga berbeda-beda. Sebaiknya sebelum melakukan pemupukan dilakukan pengujian hara tanah sawah atau pengujian hara tanah kering dengan jalan ini akan diketahui kebutuhan pupuk yang perlu ditambah sehingga diperoleh kebutuhan yang maksimum untuk padi tersebut.
Secara umum pemberian pupuk pada umur tanaman 7-10 hari setelah tanam diberikan urea sebanyak 75 kg, SP-36 sebanyak 100 kg dan KCL 50 kg untuk setiap hektar. Pupuk urea perlu diberikan sebanyak 3 kali, agar pemberian pupuk N menjadi lebih efesien terserap oleh tanaman padi. Bila diperlukan diberi tambahan urea sebanyak 50 kg/ha pada tanaman saat 105 berbunga. Sedangkan pemberian pupuk KCL dilakukan 2 kali agar proses pengisian gabah menjadi lebih baik bila dibandingkan hanya pemberian sekaligus. Diharapkan dalam pemupukan ini menggunakan pupuk yang berimbang antara pupuk anorganik dengan pupuk organik (kompos atau pupuk kandang).
Secara umum tanaman padi memerlukan banyak hara N bila dibandingkan hara P ataupun K, karena hara N berfungsi sebagai sumber tenaga dan kekuatan untuk pertumbuhan tanaman, pembentukan anakan, bahan klorofil untuk proses asimilasi yang pada akhirnya memproduksi pati untuk pertumbuhan dan pembentukan gabah. Jadi jika tanaman padi kekurangan unsur N maka produksi padi yang diperoleh akan rendah juga. Sedangkan hara P berfungsi sebagai sumber tenaga untuk memenuhi kualitas hidup tanaman seperti keserempakan tumbuh, masak bersama dan kekuatan berdirinya batang tanaman.
Penyiangan untuk lahan persawahan pada umumnya lebih mudah dibanding lahan kering karena pada lahan sawah waktu pengolahan tanah kedua rumput sudah dibenamkan dan pertumbuhan padi pada lahan sawah lebih cepat. Pertanaman padi diusahakan bebas dari tumbuhan rumput liar atau gulma untuk itulah perlu dilakukan upaya penyiangan. Penyiangan sebaiknya dilakukan 2 kali yaitu pertama pada umur tanaman 3 minggu dan penyiangan kedua dilakukan pada saat tanaman padi berumur 5 minggu.
Pada saat penyiangan itu perlu dilakukan penggemburan tanah di sekitar larikan/barisan tanaman padi dan diupayakan jangan sampai melukai akar tanaman padi. Tujuan dari penyiangan padi saat umur 3 minggu dan 5 minggu adalah supaya tidak menganggu pembentukan malai pada saat penyiangan, selain itu setelah penyiangan itu maka rumpun dan daun padi sudah lebat sehingga pertumbuhan rumput pengganggu sudah terhambat.
Sebaiknya pada saat penyiangan dilakukan rumput atau gulma yang dicabut dibenamkan ke dalam tanah sehingga gulma tersebut menjadi pupuk organik yang dapat menjadi unsur hara pada tanaman musim berikutnya.
Info Petani -