Pertanian Tangguh adalah proses menghasilkan bahan pangan, ternak, serta produk-produk agroindustri dengan cara memanfaatkan sumber daya tumbuhan dan hewan secara alami dan mandiri. Pemanfaatan sumber alam terutama berarti budi daya secara organik dan berkesinambungan serta mandiri dan tangguh. Usaha pertanian tangguh memiliki ciri-ciri penting:
1. Pertanian Tangguh-berani dan optimis terhadap kegiatan pertanian yang sedang dilakukan
2. Pertanian Tangguh-mau belajar tentang cara-cara pertanian yang efektif
3. Pertanian Tangguh-slengean dan cuek terhadap apa kata orang
4. Pertanian Tangguh-menjalin kerjasama dengan berbagai orang (yang positif tentunya)
5. Pertanian Tangguh-punya komunitas untuk bertani bersama-sama dalam mewujudkan pertanian terpadu
6. Pertanian Tangguh-berkomunikasi secara baik dan santun
7. Pertanian Tangguh-bekerja sangat keras dan cerdas
yang lain kawan-kawan pertanian tangguh bisa tambahkan sendiri deh... hehehe...
Terkait dengan pertanian tangguh, usaha pertanian tangguh adalah sekumpulan kegiatan pertanian yang dilakukan dalam budi daya (tumbuhan maupun hewan). Petani tanguh adalah sebutan bagi mereka yang menyelenggarakan usaha tani secara tangguh. Khusus untuk pembudidaya hewan ternak disebut sebagai peternak tangguh. Ilmuwan tangguh serta pihak-pihak lain yang tangguh yang terlibat dalam perbaikan metode pertanian tangguh dan aplikasinya juga dianggap terlibat dalam pertanian tanguh.
Bagian terbesar penduduk dunia bermata pencaharian dalam bidang-bidang di lingkup pertanian, namun pertanian hanya menyumbang 4% dari PDB dunia. Sejarah Indonesia sejak masa kolonial sampai sekarang tidak dapat dipisahkan dari sektor pertanian dan perkebunan, karena sektor - sektor ini memiliki arti yang sangat penting dalam menentukan pembentukan berbagai realitas ekonomi dan sosial masyarakat di berbagai wilayah Indonesia. Sebagian besar mata pencaharian masyarakat di Indonesia adalah sebagai petani dan perkebunan, sehingga sektor - sektor ini sangat penting untuk dikembangkan di negara kita. Berdasarkan data BPS tahun 2002, bidang pertanian di Indonesia menyediakan lapangan kerja bagi sekitar 44,3% penduduk meskipun hanya menyumbang sekitar 17,3% dari total pendapatan domestik bruto.
Cakupan obyek pertanian yang dianut di Indonesia meliputi budidaya tanaman (termasuk tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan), kehutanan, peternakan, dan perikanan. Sebagaimana dapat dilihat, penggolongan ini dilakukan berdasarkan objek budidayanya:
* budidaya tanaman, dengan obyek tumbuhan dan diusahakan pada lahan yang diolah secara intensif,
* kehutanan, dengan obyek tumbuhan (biasanya pohon) dan diusahakan pada lahan yang setengah liar,
* peternakan, dengan obyek hewan darat kering (khususnya semua vertebrata kecuali ikan dan amfibia),
* perikanan, dengan obyek hewan perairan (ikan, amfibia dan semua non-vertebrata).
Pembagian dalam pendidikan tinggi sedikit banyak mengikuti pembagian ini, meskipun dalam kenyataan suatu usaha pertanian dapat melibatkan berbagai objek ini bersama-sama sebagai bentuk efisiensi dan peningkatan keuntungan. Pertimbangan akan kelestarian lingkungan mengakibatkan aspek-aspek konservasi sumber daya alam juga dipelajari dalam ilmu-ilmu pertanian.
Dari sudut keilmuan, semua objek pertanian sebenarnya memiliki dasar-dasar yang sama karena pada dasarnya usaha pertanian adalah kegiatan ekonomi:
* pengelolaan tempat usaha,
* pemilihan bibit,
* metode budidaya,
* pengumpulan hasil,
* distribusi,
* pengolahan dan pengemasan,
* pemasaran.
Sebagai kegiatan ekonomi, pertanian dapat dipandang sebagai suatu sistem yang dinamakan agribisnis. Dalam kerangka berpikir sistem ini, pengelolaan tempat usaha dan pemilihan bibit (varietas, galur, dan sebagainya) biasa diistilahkan sebagai aspek "hulu" dari pertanian, sementara distribusi, pengolahan, dan pemasaran dimasukkan dalam aspek "hilir". Budidaya dan pengumpulan hasil merupakan bagian dari aspek proses produksi. Semua aspek ini penting dan bagaimana investasi diarahkan ke setiap aspek menjadi pertimbangan strategis.
[sunting] Bentuk - Bentuk Pertanian di Indonesia
1. Sawah adalah suatu bentuk pertanian yang dilakukan di lahan basah dan memerlukan banyak air baik sawah irigasi, sawah lebak, sawah tadah hujan maupun sawah pasang surut.
2. Tegalan adalah suatu daerah dengan lahan kering yang bergantung pada pengairan air hujan, ditanami tanaman musiman atau tahunan dan terpisah dari lingkungan dalam sekitar rumah. Lahan tegalan tanahnya sulit untuk dibuat pengairan irigasi karena permukaan yang tidak rata. Pada saat musim kemarau lahan tegalan akan kering dan sulit untuk ditubuhi tanaman pertanian.
3. Pekarangan
Pekarangan adalah suatu lahan yang berada di lingkungan dalam rumah (biasanya dipagari dan masuk ke wilayah rumah) yang dimanfaatkan untuk ditanami tanaman pertanian.
[sunting] Upaya meningkatkan hasil pertanian
Upaya meningkatkan hasil pertanian dapat dilakukan dengan cara:
* Ekstensifikasi
* Intensifikasi
* Diversifikasi
* Rehabilitasi
Rating: 5
Reviewer: Info Petani -
ItemReviewed: Pertanian Tangguh - 9756people
1. Pertanian Tangguh-berani dan optimis terhadap kegiatan pertanian yang sedang dilakukan
2. Pertanian Tangguh-mau belajar tentang cara-cara pertanian yang efektif
3. Pertanian Tangguh-slengean dan cuek terhadap apa kata orang
4. Pertanian Tangguh-menjalin kerjasama dengan berbagai orang (yang positif tentunya)
5. Pertanian Tangguh-punya komunitas untuk bertani bersama-sama dalam mewujudkan pertanian terpadu
6. Pertanian Tangguh-berkomunikasi secara baik dan santun
7. Pertanian Tangguh-bekerja sangat keras dan cerdas
yang lain kawan-kawan pertanian tangguh bisa tambahkan sendiri deh... hehehe...
Terkait dengan pertanian tangguh, usaha pertanian tangguh adalah sekumpulan kegiatan pertanian yang dilakukan dalam budi daya (tumbuhan maupun hewan). Petani tanguh adalah sebutan bagi mereka yang menyelenggarakan usaha tani secara tangguh. Khusus untuk pembudidaya hewan ternak disebut sebagai peternak tangguh. Ilmuwan tangguh serta pihak-pihak lain yang tangguh yang terlibat dalam perbaikan metode pertanian tangguh dan aplikasinya juga dianggap terlibat dalam pertanian tanguh.
Bagian terbesar penduduk dunia bermata pencaharian dalam bidang-bidang di lingkup pertanian, namun pertanian hanya menyumbang 4% dari PDB dunia. Sejarah Indonesia sejak masa kolonial sampai sekarang tidak dapat dipisahkan dari sektor pertanian dan perkebunan, karena sektor - sektor ini memiliki arti yang sangat penting dalam menentukan pembentukan berbagai realitas ekonomi dan sosial masyarakat di berbagai wilayah Indonesia. Sebagian besar mata pencaharian masyarakat di Indonesia adalah sebagai petani dan perkebunan, sehingga sektor - sektor ini sangat penting untuk dikembangkan di negara kita. Berdasarkan data BPS tahun 2002, bidang pertanian di Indonesia menyediakan lapangan kerja bagi sekitar 44,3% penduduk meskipun hanya menyumbang sekitar 17,3% dari total pendapatan domestik bruto.
Cakupan obyek pertanian yang dianut di Indonesia meliputi budidaya tanaman (termasuk tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan), kehutanan, peternakan, dan perikanan. Sebagaimana dapat dilihat, penggolongan ini dilakukan berdasarkan objek budidayanya:
* budidaya tanaman, dengan obyek tumbuhan dan diusahakan pada lahan yang diolah secara intensif,
* kehutanan, dengan obyek tumbuhan (biasanya pohon) dan diusahakan pada lahan yang setengah liar,
* peternakan, dengan obyek hewan darat kering (khususnya semua vertebrata kecuali ikan dan amfibia),
* perikanan, dengan obyek hewan perairan (ikan, amfibia dan semua non-vertebrata).
Pembagian dalam pendidikan tinggi sedikit banyak mengikuti pembagian ini, meskipun dalam kenyataan suatu usaha pertanian dapat melibatkan berbagai objek ini bersama-sama sebagai bentuk efisiensi dan peningkatan keuntungan. Pertimbangan akan kelestarian lingkungan mengakibatkan aspek-aspek konservasi sumber daya alam juga dipelajari dalam ilmu-ilmu pertanian.
Dari sudut keilmuan, semua objek pertanian sebenarnya memiliki dasar-dasar yang sama karena pada dasarnya usaha pertanian adalah kegiatan ekonomi:
* pengelolaan tempat usaha,
* pemilihan bibit,
* metode budidaya,
* pengumpulan hasil,
* distribusi,
* pengolahan dan pengemasan,
* pemasaran.
Sebagai kegiatan ekonomi, pertanian dapat dipandang sebagai suatu sistem yang dinamakan agribisnis. Dalam kerangka berpikir sistem ini, pengelolaan tempat usaha dan pemilihan bibit (varietas, galur, dan sebagainya) biasa diistilahkan sebagai aspek "hulu" dari pertanian, sementara distribusi, pengolahan, dan pemasaran dimasukkan dalam aspek "hilir". Budidaya dan pengumpulan hasil merupakan bagian dari aspek proses produksi. Semua aspek ini penting dan bagaimana investasi diarahkan ke setiap aspek menjadi pertimbangan strategis.
[sunting] Bentuk - Bentuk Pertanian di Indonesia
1. Sawah adalah suatu bentuk pertanian yang dilakukan di lahan basah dan memerlukan banyak air baik sawah irigasi, sawah lebak, sawah tadah hujan maupun sawah pasang surut.
2. Tegalan adalah suatu daerah dengan lahan kering yang bergantung pada pengairan air hujan, ditanami tanaman musiman atau tahunan dan terpisah dari lingkungan dalam sekitar rumah. Lahan tegalan tanahnya sulit untuk dibuat pengairan irigasi karena permukaan yang tidak rata. Pada saat musim kemarau lahan tegalan akan kering dan sulit untuk ditubuhi tanaman pertanian.
3. Pekarangan
Pekarangan adalah suatu lahan yang berada di lingkungan dalam rumah (biasanya dipagari dan masuk ke wilayah rumah) yang dimanfaatkan untuk ditanami tanaman pertanian.
[sunting] Upaya meningkatkan hasil pertanian
Upaya meningkatkan hasil pertanian dapat dilakukan dengan cara:
* Ekstensifikasi
* Intensifikasi
* Diversifikasi
* Rehabilitasi
Info Petani -