Info Petani -
Setelah praktek bertani di pertanian orang tua angkat masing-masing selama 4 bulan lebih, tanggal 18 -27 Agustus 2008, para trainee pertanian program JAEC kembali mengikuti pelajaran pertanian di kelas bertempat di Koibuchi Gakuen Prefektur Ibaraki. Gambar di sebelah kiri terlihat keceriaan sebelas pemuda petani Indonesia yang sedang menimba ilmu teknologi pertanian seusai kuliah di ruang kelas yaitu Sdr. Maulana Yusuf (asal DKI), Syaipul Rahman Bin Daim (Kalsel), Agus Ali Nurdin (Jabar), Dadan Ramdani Nugraha (Jabar), Muhamad Najib (Jambi), I Made Dedy Sudiantara (Bali), Yuki Aramdhani (Jabar), Erwin (Sumut), Aep Komarudin (Jabar), Husnul Muhlis (Kalsel) dan Saeroji (Jatim).
Apa cita-ciata mereka setelah kembali ke Indonesia? Cita-cita mereka mulia semua.
Maulana Yusuf: Mengembangkan pertanian dengan miniru atau mempraktekan gaya Jepang. Ingin mengembangkan padi, sayuran dan ternak baik sebagai produsen maupun penjual hasil pertanian tersebut.
Syaiful Rahman: Mengembangkan tehnik pertanian yang telah dipelajari di Jepang dengan mempraktekan di daerahnya untuk kemajuan bangsa dan negara.
Muhamad Najib : membeli tanah untuk mengembangkan ilmu yang didapat dan membangun kebun. Pada gilirannya akan membangun rumah.
Agus Ali Nurdin : Memproduksi sayuran dan padi organik. Juga membuat perusahaan atau distributor sayuran dan beras organik.
Aep Komarudin : Ingin menjadi pembudidaya sayuran dan membuat pengepakan sendiri.
Erwin : Membangun pengolahan hasil pertanian di daerah khususnya padi kemudian mengembangkan produk lain.
Dadan Ramdani Nugraha : Memajukan usaha yang sudah berjalan agar lebih maju dengan bekal pengalaman dari program training ini.
I Made Dedy Sudiantara : Ingin bergerak dibidang peternakan babi dan sapi sekaligus pemasarannya.
Gambar sebelah kiri suasana belajar ketika Ogawa Sensei sedang mengajar ilmu tanah dan pemupukan. Pelajaran disampaikan dalam bahasa Jepang yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
Yuki Aramdhani : Bercita-cita meneruskan usaha yang sudah ada dan berusaha mengembangkan lagi. Dan juga mempraktekan ilmu yang dipelajari di Jepang.
Saeroji : Berusaha membantu membangun bangsa dalam memperbaiki pertanian, di desa, Kecamatan, Kabupaten dan Negara dengan cara memperbaiki usaha tani yang telah dilaksanakan. Menyampaikan ilmu yang diperoleh kepada kawan-kawan dan kelompok tani, Gapoktan, KTNA dan juga pemuda-pemuda tani.
Husnul Muchlis : Memajukan usaha tani sendiri dulu lalu membantu usaha tani masyarakat disekitar.
Kendala dari sebagian besar mereka hadapi dalam mengikuti pelatihan ini adalah bahasa Jepang. Kata mereka kalau bisa belajar bahasa Jepang yang cukup lama ketika sebelum berangkat ke Jepang.
Kami bersyukur kalau sekarang sudah bisa komunikasi cukup baik, hanya kadang-kadang salah paham. Kalau salah paham ini yang membuat kita malu, kata seorang trainee.
Budaya malu memang baek, tetapi jangan dipertahankan terus-menurus yang bikin kinerja belajar dan berlatih kita menurun.
Ja... Ganbarimashou.
dan sekian itulah artikel Pelatihan Pertanian di Koibuchi Gakuen Prefektur Ibaraki terimakasih ^_^
Apa cita-ciata mereka setelah kembali ke Indonesia? Cita-cita mereka mulia semua.
Maulana Yusuf: Mengembangkan pertanian dengan miniru atau mempraktekan gaya Jepang. Ingin mengembangkan padi, sayuran dan ternak baik sebagai produsen maupun penjual hasil pertanian tersebut.
Syaiful Rahman: Mengembangkan tehnik pertanian yang telah dipelajari di Jepang dengan mempraktekan di daerahnya untuk kemajuan bangsa dan negara.
Muhamad Najib : membeli tanah untuk mengembangkan ilmu yang didapat dan membangun kebun. Pada gilirannya akan membangun rumah.
Agus Ali Nurdin : Memproduksi sayuran dan padi organik. Juga membuat perusahaan atau distributor sayuran dan beras organik.
Aep Komarudin : Ingin menjadi pembudidaya sayuran dan membuat pengepakan sendiri.
Erwin : Membangun pengolahan hasil pertanian di daerah khususnya padi kemudian mengembangkan produk lain.
Dadan Ramdani Nugraha : Memajukan usaha yang sudah berjalan agar lebih maju dengan bekal pengalaman dari program training ini.
I Made Dedy Sudiantara : Ingin bergerak dibidang peternakan babi dan sapi sekaligus pemasarannya.
Gambar sebelah kiri suasana belajar ketika Ogawa Sensei sedang mengajar ilmu tanah dan pemupukan. Pelajaran disampaikan dalam bahasa Jepang yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
Yuki Aramdhani : Bercita-cita meneruskan usaha yang sudah ada dan berusaha mengembangkan lagi. Dan juga mempraktekan ilmu yang dipelajari di Jepang.
Saeroji : Berusaha membantu membangun bangsa dalam memperbaiki pertanian, di desa, Kecamatan, Kabupaten dan Negara dengan cara memperbaiki usaha tani yang telah dilaksanakan. Menyampaikan ilmu yang diperoleh kepada kawan-kawan dan kelompok tani, Gapoktan, KTNA dan juga pemuda-pemuda tani.
Husnul Muchlis : Memajukan usaha tani sendiri dulu lalu membantu usaha tani masyarakat disekitar.
Kendala dari sebagian besar mereka hadapi dalam mengikuti pelatihan ini adalah bahasa Jepang. Kata mereka kalau bisa belajar bahasa Jepang yang cukup lama ketika sebelum berangkat ke Jepang.
Kami bersyukur kalau sekarang sudah bisa komunikasi cukup baik, hanya kadang-kadang salah paham. Kalau salah paham ini yang membuat kita malu, kata seorang trainee.
Budaya malu memang baek, tetapi jangan dipertahankan terus-menurus yang bikin kinerja belajar dan berlatih kita menurun.
Ja... Ganbarimashou.
Tweet
Follow @kackdir