728x90 , banner , kackdir , space iklan space banner
728x90 , banner , kackdir , space iklan space banner
 
MENYOAL KELANGKAAN PUPUK
Senin siang ( 28 Juli 2008 ) anggota Komisi B DPRD Kabupaten Cilacap berkunjung ke distributor pupuk UD. Makmur Jaya di Kecamatan Kesugihan, Kabupaten Cilacap. Tujuan kunjungan adalah untuk memonitor distribusi pupuk bersubsidi dan untuk mengadakan dialog tentang kelangkaan pupuk. Pertemuan itu dihadiri oleh Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kab. Cilacap, Ir. H. Gunawan, MM beserta stafnya, pejabat dari Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi, perwakilan dari PT. PUSRI Kab. Cilacap, Kepala UPT Dipertanak Wilayah Jeruklegi, para PPL PNS, THL - TBPP, pengecer serta petani.

Masalah klasik yang seringkali dialami petani di lapangan adalah tentang pupuk, air dan harga gabah. Ketersediaan pupuk selalu menjadi masalah dalam proses budidaya. Jika tidak tepat waktu, maka hasil produksi tidak akan optimum. Sama seperti ketika Anda sedang lapar, tapi tak ada makanan yang bisa dimakan, maka yang terjadi adalah lemas, kinerja Anda menjadi tidak maksimal karena tak ada energi dan pikiran menjadi tidak fokus karena tidak ada nutrisi baru yang terkirim ke otak. Begitu juga halnya dengan tanaman, proses pertumbuhannya terhambat, sehingga hasil produksinya rendah.

Alasan yang menjadi penyebab pupuk langka di pasaran antara lain : ( 1 ) Kebiasaan petani yang belum mau mentaati SOP ( Standar Operating Procedure ) dalam penggunaan pupuk. Dengan kata lain, belum tepat dosis. Mereka cenderung menggunakan pupuk berlebihan. ( 2 ) Terjadi hambatan dalam proses distribusi disebabkan kurangnya jumlah distributor atau jalur transportasi yang sulit. ( 3 ) Terdapat oknum pejabat atau pengusaha yang menimbun pupuk sehingga ketika dibutuhkan, pupuk sulit didapat (heuuhh..selalu saja ada oknum dimana - mana..). Mungkin sebenarnya masih banyak alasan lainnya, namun yang mencuat dari hasil diskusi itu hanya tiga.

So..gimana solusinya? Sebenarnya masalah ini...Sebenernya masalah ini sangat kompleks, jadi membutuhkan kerjasama yang sinergis dari berbagai pihak dan membutuhkan waktu yang tidak singkat untuk menyelesaikannya. Bukan hanya Dinas Perdagangan saja, tapi juga Dinas Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Pemerintah Daerah, produsen pupuk, distributor, pengecer bahkan petani itu sendiri. Beberapa langkah yang mungkin bisa diambil antara lain :

1. RDKK harus valid agar pupuk tersalur tepat kepada orang yang membutuhkan.

2. Sehubungan dengan no. 1 diatas, maka PPL dan THL - TBPP sebagai laskar terdepan penghubung pemerintah dengan petani harus mampu mengontrolnya. Selain itu harus mampu menyajikan data dengan benar mengenai luas hamparan sehingga quota pupuk tiap daerah tepat sasaran dan tepat jumlah.

3. Produsen mampu meningkatkan produksinya, sehingga sebesar apapun kebutuhan petani, pupuk akan selalu tersedia.

4. Meningkatkan peran kontak tani dalam penyediaan pupuk. ( Belum tau juga sih, peran seperti apa yang harus dimainkan.. :D )

5. Menggunakan pupuk organik sebagai pupuk alternatif. ( Kalo solusi ini sih bukan merupakan hasil diskusi, tapi tambahan dari penulis sendiri, hehehehe...). Selain harganya jauh lebih murah, bahannya banyak tersedia di alam, sehingga tak perlu takut terjadi kelangkaan, mampu mengembalikan kesuburan tanah serta mampu menghasilkan produk pangan yang minim zat kimia beracun.

6. JUJUR dan AMANAH terhadap tugas dan kewajiban masing-masing, sehingga tidak akan terjadi penyimpangan, penimbunan atau permainan harga pupuk.

Pertanian adalah sektor vital dalam pertumbuhan suatu negara. Petani harus tetap menanam jika kita tidak ingin mengalami krisis pangan. Bayangkan jika petani tak ada yang mau menanam lagi. Takada lagi bahan makanan yang bisa diolah dan dimakan. Bisa saja kita import dari luar negeri, tapi tentu saja harganya jauh lebih mahal dan belum tentu aman. Jadi kawan, disinilah peran kita sebagai THL - TBPP, mari kita ubah PSK ( Pengetahuan Sikap dan Ketrampilan ) petani, sehingga proses budidaya sesuai SOP. Mari kita terus perjuangkan nasib petani agar tercapai swasembada pangan dan meningkatnya kesejahteraan petani..!!


Salam,

MARLIA SUMINAR

THL - TBPP Kecamatan Kesugihan, Kab. Cilacap. Jateng
Rating: 5 Reviewer: Info Petani - ItemReviewed: MENYOAL KELANGKAAN PUPUK - 9756people
Info Petani -
Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 1,23 miliar
Neraca perdagangan Indonesia pada bulan Mei 2008 kembali mencatat surplus US$ 1,23 miliar. Nilai ekspor Mei 2008 mencapai US$ 12,89 miliar, sementara impor pada bulan yang sama sebesar US$ 11,66 miliar.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Ali Rosidi menyampaikan hal tersebut, Selasa(1/7), dalam konferensi pers di Gedung BPS, Jakarta Pusat,.

Jika dibanding April 2008 , maka nilai ekspor Mei 2008 meningkat 17,47 persen, dan jika dibanding dengan ekspor Mei 2007 juga mengalami peningkatan sebesar 31,41 persen. Sedangkan untuk impor, jika dibanding April 2008 maka nilai impor Mei 2008 meningkat 1,41 persen, yang terdiri dari impor migas dari impor migas sebesar US$ 3,27 miliar (28,03 persen) dan impor nonmigas sebesar US$ 8,39 miliar (71,97 persen).

Secara kumulatif nilai ekspor Indonesia Januari-Mei 2008 mencapai US$57,60 miliar atau meningkat 30,03 persen dibanding periode yang sama tahun 2007. Ekpor Indonesia pada peridoe ini masih diominasi oleh ekspor nonmigas mencapai US$ 44,52 miliar atau meningkat 22,27 persen.

Khusus pada Mei 2008, ekspor non-migas Mei 2008 mencapai US$ 9,67 miliar, naik 13,94 persen dibanding April 2008, sedangkan dibanding ekspor Mei 2007 naik 20,68 persen.

“Peningkatan ekspor nonmigas terbesar Mei 2008 terjadi pada lemak & minyak hewan/nabati sebesar US$ 1,22 miliar, sedangkan penurunan terbesar terjadi pada bahan bakar mineral sebesar US$ 48,3 juta, “ jelas Ali Rosidi.

Ekspor nonmigas ke Amerika Serikat Mei 2008 mencapai angka terbesar yaitu US$ 1,11 miliar, disusul Jepang US$ 1,06 miliar dan Singapura US$ 871,0 juta, dengan kontribusi ketiganya mencapai 31,48 persen. Sementara ekspor ke Uni Eropa (27 negara) sebesar US$ 1,48 miliar.

Berdasarkan sektor, ekspor hasil pertanian serta ekspor hasil industri periode Januari-Mei 2008 meningkat 48,54 persen dan 25,20 persen dibanding periode yang sama tahun 2007, sementara hasil tambang dan lainnya turun sebesar 0,43 persen.
Sementara untuk impor, selama Januari-Mei 2008 nilai impor Indonesia mencapai US$52,88 miliar dengan impor migas sebesar US$ 13,09 miliar (24,75 persen) dan impor nonmigas sebesar US$ 39,79 miliar (75,25 persen).

Pada periode Januari-Mei 2008 impor dari Kawasan Berikat mencapaiUS$10,47 miliar yang terdiri migas sebesar US$ 37,4 juta dan non migas sebesar US$10,43 miliar, sedangkan impor di Luar Kawasn Berikat mencapai US$42,41 miliar atau meningkta 14,61 persen jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.

Impor non migas selam Januari-Mei 2008 didominasi untuk mesin/pesawat mekanik dengan nilai US$ 7,14 miliar atau 17,94 persen dari total impor non migas Indonesia. Negara pemasok barang impor tebesar Indonesia adalah Jepang (14,41 persen), Cina (14,36 persen) dan Singapura (11,92 persen).

Sumber : The Indonesia Now (www.theindonesianow.blogspot.com.)
Rating: 5 Reviewer: Info Petani - ItemReviewed: Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 1,23 miliar - 9756people
Info Petani -
HS-Codes for Some Agricultural Products
06 LIVE TREES & OTHER PLANTS
0601 bulbs, tubers; chicory plants & roots; corms, crowns & rhizomes
0602 other live plants (including roots), cuttings & slips; mushroom spawn
0603 cut flowers & buds for bouquets or ornaments; prepared, fresh, dried, bleached, impregnated
0604 foliage, grasses, mosses etc. for bouquets, prepared, fresh, dried, bleached, impregnated

07 EDIBLE VEGETABLES
0701 potatoes (excl. sweet potatoes), fresh or chilled
0702 tomatoes, fresh or chilled
0703 onions, shallots, garlic, leeks & other alliaceous vegetables, fresh or chilled
0704 cabbages, cauliflower, kohlrabi, kale etc., fresh or chilled
0705 lettuce and chicory, fresh or chilled
0706 carrots, turnips & other edible roots, frozen, chilled beetroot, salsify, celeriac, radishes
0707 cucumbers and gherkins, fresh or chilled
0708 leguminous vegetables, shelled or unshelled, fresh or chilled peas, beans, chickpeas, lentils
0709 vegetables nesoi, fresh or chilled
0710 vegetables (uncooked/cooked by steam etc), frozen
0711 vegetables, temporarily preserved, not now edible
0712 vegetables, dried, whole, cut, sliced, broken, powder not further prepared
0713 leguminous vegetables, dried, shelled
0714 cassava, sweet potatoes, roots & tubers nesoi, fresh or dried; sago pith

08 EDIBLE FRUIT & NUTS, CITRUS FRUIT/MELON PEEL
0801 coconuts, brazil nuts & cashew nuts, fresh or dried
0802 nuts nesoi, fresh or dried; almonds, hazelnuts, walnuts, chestnuts, pecan, macadamia
0803 bananas and plantains, fresh or dried
0804 dates, figs, pineapples, avocados, guavas, mangoes, fresh or dried
0805 citrus fruit, fresh or dried
0806 grapes, fresh or dried
0807 melons and papayas, fresh
0808 apples, pears and quinces, fresh
0809 apricots, cherries, peaches, plums & sloes, fresh
0810 fruit nesoi, fresh
0811 fruit & nuts, steamed, boiled, frozen
0812 fruit & nuts temporarily preserved, not now edible
0813 other fruit dried; mixtures of nuts or dried fruit
0814 peel of citrus or melon, fresh, frozen, dried, in brine, sulfur water

09 COFFEE, TEA, MATE & SPICES
0901 coffee; coffee husks & skins; substitutes with coffee
0902 tea
0903 mate
0904 pepper, genus piper; genus capsicum or pimenta
0905 vanilla beans
0906 cinnamon and cinnamon-tree flowers
0907 cloves (whole fruit, cloves and stems)
0908 nutmeg, mace and cardamoms
0909 seeds, anise, badian, fennel, coriander, cumin, caraway etc.
0910 ginger, saffron, tumeric, thyme, bay leaves, curry, origanum etc.

10 CEREALS
1001 wheat and meslin
1002 rye in the grain
1003 barley
1004 oats
1005 corn (maize)
1006 rice
1007 grain sorghum
1008 buckwheat, millet & canary seed; other cereals

11 MILLING PRODUCTS
1101 wheat or meslin flour
1102 cereal flours, excl. of wheat or of meslin
1103 cereal groats, meal and pellets
1104 cereal grains, worked; cereal germs, worked
1105 flour, meal and flakes of potatoes
1106 flour & meal of dry leguminous vegetables, sago, roots/tubers, fruit
1107 malt, whether or not roasted
1108 starches; inulin
1109 wheat gluten, dried or not

12 OIL SEEDS, MISC. GRAINS/SEEDS/FRUIT, INDUSTR./MED. PLANTS, STRAW & FODDER
1201 soybeans, whether or not broken
1202 peanuts (groundnuts), raw
1203 copra
1204 flaxseed (linseed), whether or not broken
1205 rape or colza seeds, whether or not broken
1206 sunflower seeds, whether or not broken
1207 other oil seeds & oleaginous fruits, broken or not
1208 flour & meal of oil seed & oleaginous fruit (no mustard)
1209 seeds, fruit and spores, for sowing
1210 hop cones, fresh, dried, powdered, pellets; lupulin
1211 plants for pharmacy, perfumery, insecticides etc.
1212 locust beans, seaweed etc.; sugar beet/cane; fruits stones/kernels
1213 Cereal straw & husks unprepared w/n chop etc. or pellet
1214 rutabagas, hay, clover & other forage products

13 LAC, GUMS, RESINS ETC.
1301 lac; natural gums, resins, gum-resins and balsams
1302 vegetable saps & extracts

14 VEGETABLE PLAITING MATERIALS
1401 vegetable plaiting materials (bamboos, rattans, reeds, rushes etc.)
1402 vegetable materials for stuffing or padding (kapok etc.)
1403 vegetable materials for brooms & brushes (broomcorn, piassava etc.)
1404 vegetable products nesoi
Rating: 5 Reviewer: Info Petani - ItemReviewed: HS-Codes for Some Agricultural Products - 9756people
Info Petani -
The targets of agricultural development
After the 1998-1999 economic crises, the agriculture sector is now in a phase of accelerated growth. The agriculture sector has proven to be more resistance to external shock than other sectors. The agriculture sector has been playing a role as a buffer of the national economy, particularly in supplying food; export earning, job opportunity and poverty alleviation. To maintain program sustainability and to keep growth momentum as well as utilize development result, agricultural development program and activities plan is formulated by Ministry of Agriculture.

There are three main targets of agricultural development which must be reached in the next five years namely:
1. The improvement of national food security covering improvement of production capacity of agricultural commodities and decreasing the dependency to food import around 5-10 percent of domestic demand.
2. The improvement of value added and competitiveness advantage of agricultural commodities covering the improvement of the qualities of agricultural products, the improvement agricultural product processing diversification and the increase export and export surplus of agricultural product
3. The improvement of farmer welfares covering the increased on labor productivity in agricultural sector and lower poverty incidences.

In the period of 2005-2009, agricultural sector needs investment of RP 77.07 trillion or RP 14.40 trillion per year. Job opportunities created by agricultural sector in 2009 will be 97.47 percent of job opportunities in agricultural sector. In value added and competitiveness, it will increase the production efficiency reflected by decreasing the growth of production cost per unit by 5 percent per year.

The growth of food crops production is projected to increase around 0.35 - 6.50 percent per year. Production of paddy will increase from 55.03 million tons in 2005 to 57.71 million tons in 2009. Corn production will increase from 11.82 million tons in 2005 to 13.97 million tons in 2009. The percentage of poor people in rural areas will decrease from 18.90 percent in 2005 to 15.02 percent in 2009.

Under the Japan Indonesia Economic Partnership Agreement, Indonesia will be able to export its farm products to Japan as the latter will cut import tariffs on the products or scrap them within 15 years. In exchange, Indonesia will also cut or scrap import tariffs on Japanese products in stages within the next 15 years. Indonesia and Japan as the two countries sign an economic partnership agreement (EPA) which went into effect on July 1, 2008.

In cooperation of agriculture and fisheries will be stressed in 4 projects: Improvement of post-harvest handling and marketing facilities; Standardization and quality control for horticulture products of Indonesia; Project for sustainable Indonesian fisheries product competitiveness; Technical assistance to small and medium enterprises in Indonesian fish and shrimp industry.
Rating: 5 Reviewer: Info Petani - ItemReviewed: The targets of agricultural development - 9756people
Info Petani -
728x90 , banner , kackdir , space iklan space banner
 
5 Info Petani © 2012 Design Themes By Blog Davit