728x90 , banner , kackdir , space iklan space banner
728x90 , banner , kackdir , space iklan space banner
 
PENGOBATAN TRADISIONAL
Pengobatan tradisional Tionghoa adalah praktek pengobatan tradisional yang dilakukan di Cina dan telah berkembang selama beberapa ribu tahun. Praktek pengobatan termasuk pengobatan herbal, akupunktur, dan pijat Tui Na. Pengobatan ini digolongkan dalam kedokteran Timur, yang mana termasuk pengobatan tradisional Asia Timur lainnya seperti Kampo (Jepang) dan Korea.
Pengobatan tradisional Cina percaya bahwa segala proses dalam tubuh manusia berhubungan dan berinteraksi dengan lingkungan. Oleh karena itu, penyakit disebabkan oleh ketidakharmonisan antara lingkungan di dalam dan di luar tubuh seseorang. Gejala ketidakseimbangan ini digunakan dalam pemahaman, pengobatan, dan pencegahan penyakit.
Tidak seperti beberapa bentuk pengobatan tradisional yang telah punah, pengobatan tradisional Tionghoa kini menjadi bagian dari pengobatan modern dan bagian sistem kesehatan di Cina. Dalam beberapa dekade belakangan ini, banyak ahli kedokteran Barat yang juga meneliti kebenaran pengobatan tradisional Tionghoa
ini.
Pengobatan tradisional Cina sering diterapkan dalam membantu penanganan efek samping kemoterapi, membantu perawatan keteragantungan obat terlarangan, dan merawat berbagai kondisi kronis yang oleh pengobatan konvensional dianggap mustahil untuk disembuhkan.
Teori yang digunakan dalam pengobatan tradisional didasarkan pada beberapa acuan filsafat termasuk teori Yin-yang, lima unsur (Wu-xing), sistem meridian tubuh manusia (Jing-luo), teori organ Zang Fu, dan lainnya. Diagnosis dan perawatan dirujuk pada konsep tersebut. Pengobatan tradisional Cina tidak jarang berselisih dengan kedokteran Barat, namun beberapa praktisi mengombinasikannya dengan prinsip kedokteran berdasarkan pembuktian.
Sebagian besar filosofi pengobatan tradisional Cina berasal dari filsafat Taois dan mencerminkan kepercayaan purba Cina yang menyatakan pengalaman pribadi seseorang memperlihatkan prinsip kausatif di lingkungan. Prinsip kausatif ini berhubungan dengan takdir dari surga.
Selama masa kejayaan Kekaisaran Kuning pada 2696 sampai 2598 SM, dihasilkan karya yang terkenal yakni Neijing Suwen atau Pertanyaan Dasar mengenai Pengobatan Penyakit Dalam, yang dikenal juga sebagai Huangdi Neijing.
Ketika masa dinasti Han, Chang Chung-Ching, seorang walikota Chang-sa, pada akhir abad ke-2 Masehi, menulis sebuah karya Risalat Demam Tifoid, yang mengandung referensi pada Neijing Suwen. Ini adalah referensi ke Neijing Suwen terlama yang pernah diketahui.
Pada masa dinasti Chin, seorang tabib akupunktur, Huang-fu Mi (215-282 Masehi), juga mengutip karya Kaisar Kuning itu pada karyanya Chia I Ching. Wang Ping, pada masa dinasti Tang, mengatakan bahwaia memiliki kopi asli Neijing Suwen yang telah ia sunting.
Bagaimanapun, pengobatan klasik Tionghoa berbeda dengan pengobatan tradisional Tionghoa. Pemerintah nasionalis, pada masanya, menolak dan mencabut perlindungan hukum pada pengobatan klasiknya karena mereka tidak menginginkan Cina tertinggal dalam hal perkembangan ilmu pengetahuan yang ilmiah. Selama 30 tahun, pengobatan klasik dilarang di Cina dan beberapa orang dituntut oleh pemerintah karena melakukan pengobatan klasik. Pada tahun 1960-an, Mao Zedong pada akhirnya memutuskan bahwa pemerintah tidak dapat melarang pengobatan klasik. Ia memerintahkan 10 dokter terbaik untuk menyelidiki pengobatan klasik serta membuat sebuah bentuk standar aplikasi dari pengibatan klasik tersebut. Standarisasi itu menghasilkan pengibatan tradisional Tionghoa.
Terdapat empat macam metoe diagnosis pada pengobatan tradisional Tionghoa: mengamati (wàng), mendengar dan menghidu (wén), menanyakan riwayat (wèn), dan menyentuh (qiè). The pulse-reading component of the touching examination is so important that Chinese patients may refer to going to the doctor as "Going to have my pulse felt"
• Palpasi atau merasakan denyut nadi arteri rasialis pasien pada enam posisi
• Mengamati keadaan lidah pasien
• Mengamati wajah pasien
• Menyentuh tubuh pasien, terutama bagian abdomen
• Mengamati suara pasien
• Mengamati permukaan telinga
• Mengamati pembuluh darah halus pada jalur telunjuk kanak-kanak
• Membandingkan kehangatan relatif atau suhu pada beberapa bagian tubuh
• Mengamati bau badan pasien
• Menanyakan efek permasalahannya
• Pemeriksaan lain tanpa alat dan melukai pasien
Dalam sejarahnya, terdapat delapan cara pengobatan:
1. Pengobatan tradisional Tionghoa Tui na - terapi pijat
2. Pengobatan tradisional Tionghoa Akupunktur
3. Pengobatan tradisional Tionghoa Obat herbal Tionghoa
4. Pengobatan tradisional Tionghoa Terapi makanan Tionghoa
5. Pengobatan tradisional Tionghoa Qigong dan latihan meditas - pernapasan lainnya
6. Pengobatan tradisional Tionghoa T'ai Chi Ch'uan dan seni bela diri Tionghoa lainnya
7. Pengobatan tradisional Tionghoa Feng shui
8. Pengobatan tradisional Tionghoa Astrologi Tionghoa
Kini, pengobatan tradisional Tionghoa diajarkan hampir di semua sekolah kedokteran di Cina, sebagian besar Asia, dan Amerika Utara.
Walauapun kedokteran dan kebudayaan Barat telah menyentuh Cina, pengobatan tradisional belum dapat tergantikan. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor sosiologis dan antropologis. Pengobatan tradisional dipercaya sangat efektif, dan terkadang dapat berfungsi sebagai obat paliatif ketik kedokteran Barat tidak mampu menangani lagi, seperti pengobatan rutin pada kasus flu dan alergi, serta menangani pencegahan keracunan.
Cina sangat dipengaruhi oleh marxisme. Pada sisi lain, dugaan supranatural bertentantangan pada kepercayaan Marxis, materialisme dialektikal. Cina modern membawa pengobatan tradisional Cina ke sisi ilmiah dan teknologi serta meninggalkan sisi kosmologisnya.
Rating: 5 Reviewer: Info Petani - ItemReviewed: PENGOBATAN TRADISIONAL - 9756people
Info Petani -
HEMAT ENERGI

Hemat energi perlu dilakukan, terutama energi yang tak terbarukan, mengingat sumbernya makin terbatas. Langkah pertama hemat energi adalah mengenali energi apa saja yang terbarukan dan yang tidak, selanjutkan manfaatkan energi tersebut secara efisien.

Hemat energi di rumah adalah awal yang perlu untuk dilakukan. Misalnya, pastikan setiap sudut rumah mendapatkan cahaya yang cukup sepanjang hari sehingga tidak perlu menyalakan lampu. Namun, cahaya matahari juga menghasilkan panas. Agar suhu udara di dalam rumah tetap nyaman, maka panasnya mesti kita kelola. ldealnya temperatur di dalam rumah sekitar 250C, pada suhu ini manusia dapat beraktivitas dengan nyaman.


Tanpa kita sadari pemakaian listrik dan perangkat listrik di rumah cukup memboroskan energi dan turut menyumbang terhadap pemanasan global. Oleh sebab itu, optimalkan pemanfaatan listrik, air atau gas. Kenalilah peralatan mana saja yang konsumsi listriknya besar.

Pengertian energi cukup luas, ia mencakup segala hal yang ada di bumi. Manusia memerlukan energi untuk hidup. Ketika sedang bergerak, manusia sedang membakar energi yang didapat dari makanan. Di rumah, Iistrik merupakan salah satu sumber energi yang banyak digunakan untuk mengoperasikan alat rumah tangga, seperti AC, televisi, komputer, kompor, lampu, dan lain-lain. Energi tidak hilang, melainkan hanya berubah-ubah bentuk, misalnya energi listrik menjadi energi panas (water heater), energi listrik menjadi energi gerak (kipas angin),dan seterusnya.Tapi dari manakah listrik berasal?

Listrik merupakan sumber energi sekunder, yakni perlu ada sumber energi lain yang menggerakkan elektron sehingga bisa memproduksi listrik. Saat ini terdapat beberapa sumber energi primer untuk listrik, seperti batubara, minyak bumi, dan lain-lain. Dari berbagai sumber energi itu terbagi menjadi 2 bagian, yakni yang bisa diperbaharui dan yang tidak. Sebagian besar sumber energi yang kini digunakan adalah yang tidak bisa diperbarui. Sumber energi yang tidak bisa diperbarui inilah yang kelak akan habis, terutama bila penggunaannya terlalu berlebihan.

Hemat energi juga dapat dilakukan dengan mencari sumber energi alternatif, tetapi kita juga perlu hemat energi. Bila sumber energi benar-benar habis, generasi mendatang akan kesulitan dalam memenuhi kebutuhannya. Hemat energi berarti kita juga peduli akan keberlangsungan hidup anak cucu kita kelak.

Rating: 5 Reviewer: Info Petani - ItemReviewed: HEMAT ENERGI - 9756people
Info Petani -
PUPUK ORGANIK
Pupuk organik pada dasarnya merupakan bagian daripada pertanian itu sendiri. Pupuk organik diperkirakan sudah mulai digunakan pada permulaan dari manusia mengenal bercocok tanam >5.000 tahun yang lalu. Bentuk primitif dari pemupukan untuk memperbaiki kesuburan tanah terdapat pada kebudayaan tua manusia di negeri-negeri yang terletak di daerah aliran sungai-sungai Nil, Euphrat, Indus, di Cina, Amerika Latin, dan sebagainya (Honcamp, 1931). Lahan-lahan pertanian yang terletak di sekitar aliran-aliran sungai tersebut sangat subur karena menerima endapan lumpur yang kaya hara melalui banjir yang terjadi setiap tahun.


Pupuk organik di Indonesia sudah lama dikenal para petani. Mereka bahkan hanya mengenal pupuk organik sebelum Revolusi Hijau turut melanda pertanian di Indonesia. Setelah Revolusi Hijau kebanyakan petani lebih suka menggunakan pupuk buatan karena praktis menggunakannya, jumlahnya jauh lebih sedikit dari pupuk organik, harganyapun relatif murah karena di subsidi, dan mudah diperoleh. Kebanyakan petani sudah sangat tergantung kepada pupuk buatan, sehingga dapat berdampak negatif terhadap perkembangan produksi pertanian, ketika terjadi kelangkaan pupuk dan harga pupuk naik karena subsidi pupuk dicabut.

 Tumbuhnya kesadaran akan dampak negatif penggunaan pupuk buatan dan sarana pertanian modern lainnya terhadap lingkungan pada sebagian kecil petani telah membuat mereka beralih dari pertanian konvensional ke pertanian organik dengan menggunakan pupuk organik. Pertanian jenis ini mengandalkan kebutuhan hara melalui pupuk organik dan masukan-masukan alami lainnya. Penggunaan pupuk organik untuk membantu tanaman memperbaiki nutrisinya sudah lama dikenal. Pupuk organik pertama yang dikomersialkan adalah rhizobia, yang oleh dua orang ilmuwan Jerman, F. Nobbe dan L. Hiltner, proses menginokulasi benih dengan biakan nutrisinya dipatenkan. Inokulan ini dipasarkan dengan nama Nitragin, yang sudah sejak lama diproduksi di Amerika Serikat. Pada tahun 1930-an dan 1940-an berjuta-juta ha lahan di Uni Sovyet yang ditanami dengan berbagai tanaman diinokulasi dengan Azotobacter. Bakteri ini diformulasikan dengan berbagai cara dan disebut sebagai pupuk bakteri Azotobakterin. Pupuk bakteri lain yang juga telah digunakan secara luas di Eropa Timur adalah fosfobakterin yang mengandung bakteri Bacillus megaterium (Macdonald, 1989). Bakteri ini diduga menyediakan fosfat yang terlarut dari pool tanah ke tanaman. Tetapi penggunaan kedua pupuk ini kemudian terhenti. Baru setelah terjadinya kelangkaan energi di dunia karena krisis energi pada tahun 1970-an dunia memberi perhatian terhadap penggunaan pupuk organik.

Pada waktu pertama kali perhatian lebih dipusatkan pada pemanfaatan rhizobia, karena memang tersedianya nitrogen yang banyak di atmosfer dan juga pengetahuan tentang bakteri penambat nitrogen ini sudah banyak dan pengalaman menggunakan pupuk organik penambat nitrogen sudah lama. Di Indonesia sendiri pembuatan inokulan rhizobia dalam bentuk biakan murni rhizobia pada agar miring telah mulai sejak tahun 1938 (Toxopeus, 1938), tetapi hanya untuk keperluan penelitian. Sedangkan dalam skala komersial pembuatan inokulan rhizobia mulai di Laboratorium Mikrobiologi, Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta sejak tahun 1981 untuk memenuhi keperluan petani transmigran (Jutono, 1982). Pada waktu itu inokulan diberikan kepada petani sebagai salah satu komponen dalam paket yang diberikan dalam proyek intensifikasi kedelai. Penyediaan inokulan dalam proyek ini berdasarkan pesanan pemerintah kepada produsen inokulan, yang tadinya hanya satu produsen saja menjadi tiga produsen. Inokulan tidak tersedia di pasar bebas, tetapi hanya berdasarkan pesanan. Karena persaingan yang tidak sehat dalam memenuhi pesanan pemerintah ini, dan baru berproduksi kalau ada proyek, mengakibatkan ada produsen inokulan yang terpaksa menghentikan produksi inokulannya, pada hal mutu inokulannya sangat baik. Perkembangan penggunaan inokulan selanjutnya tidak menggembirakan. Baru setelah dicabutnya subsidi pupuk dan tumbuhnya kesadaran terhadap dampak lingkungan yang dapat disebabkan pupuk buatan, membangkitkan kembali perhatian terhadap penggunaan pupuk organik.

Pupuk organik dan hayati yang digunakan sampai saat ini sulit diperoleh karena beberapa hal:
1). pupuk organik dan pupuk hayati diproduksi oleh pengusaha kecil dan menengah,
2). pupuk organik banyak diproduksi in situ untuk digunakan sendiri, dan
3). pupuk organik dan pupuk hayati masih sangat terbatas.

Pupuk organik komersial yang kebanyakan diproduksi ex situ dipakai untuk tanaman hias pot di kota-kota besar. Baru pada tahun-tahun terakhir ini perusahaan pupuk BUMN Pupuk Sriwijaya sudah mulai memproduksi pupuk organik. Penggunaan pupuk organik yang diproduksi secara in situ dilakukan pada tingkat usaha tani dengan menggunakan limbah pertanian/limbah ternak yang ada di usaha tani yang bersangkutan. Beberapa perusahaan pertanian/perkebunan seperti kelapa sawit, nanas,jamur merang mengolah limbahnya menjadi kompos untuk kebutuhan sendiri. Penggunaan pupuk hayati pernah terdata dengan baik beberapa waktu, yaitu ketika pupuk hayati (inokulan rhizobia) merupakan salah satu komponen paket produksi untuk proyek intensifikasi kedelai pemerintah. Pemerintah mengadakan kontrak pesanan inokulan untuk seluruh areal intensifikasi kedelai. Karena adanya sistem kontrak ini beberapa pabrik inokulan berdiri karena dengan sistem ini produksi inokulan mereka terjamin pembeliannya.

Pada periode 1983-1986, inokulan (Legin) sebanyak 68.034,67 kg telah digunakan untuk menginokulasi tanaman kedelai seluas 453.564 ha pada 25 provinsi di Indonesia (Sebayang and Sihombing, 1987). Pada musim tanam tahun 1997/1998, jenis inokulan lain (pupuk hayati majemuk Rhizoplus) sebanyak 41.348,75 kg digunakan untuk menginokulasi 330.790 ha kedelai di 26 provinsi (Saraswati et al., 1998). Perkembangan penggunaan inokulan Legin tiap tahun sejak tahun 1981-1995 tidak menunjukkan tendensi meningkat. Pencanangan “Go organic 2010” oleh Departemen Pertanian diharapkan akan menunjang perkembangan pupuk organik dan hayati di Indonesia. Selain itu juga mulai dilaksanakannya sistem pertanaman padi SRI oleh para petani mendorong mulai diproduksinya kompos in situ oleh para petani.



Rating: 5 Reviewer: Info Petani - ItemReviewed: PUPUK ORGANIK - 9756people
Info Petani -
728x90 , banner , kackdir , space iklan space banner
 
5 Info Petani © 2012 Design Themes By Blog Davit