728x90 , banner , kackdir , space iklan space banner
728x90 , banner , kackdir , space iklan space banner
 
BUDIDAYA PEPAYA (Carica papaya L)
Tanaman pepaya dapat tumbuh pada ketinggian 0-100 m dpl dan paling baik tumbuh pada ketinggian 600-700m dpl. Keadaan iklim suatu daerah sangat mempengaruhi rasa buahnya. Makin tinggi tempat tumbuhnya, makin kurang rasa manisnya. Tanah yang baik untuk pertanamannya adalah tanah yang gembur, subur, aliran airnya baik dan air tanahnya cukup
Tanaman pepaya merupakan tanaman tropis oleh karenanya tanaman ini tidak tahan terhadap hawa dingin. Waktu yang baik untuk bertanam ialah pada musim kemarau, karena pada masa berikutnya masa berbuah akan lama dan terus menerus, sebab pembuahan bunga pepaya lebih berhasil pada waktu kelembapan tinggi.

Persiapan Bibit

Benih/bibit pepaya diambil dari buah pepaya yang masak pohon atau yang tua betul dan dalam keadaan baik.
Diambil dari pohon induk yang mempunyai sifat terus-menerus sepanjang tahun berbunga sempurna, bentuk buah lonjong dan umur pohon induk sekitar 1,5-2 tahun.
Sepertiga bagian buah yang dekat dengan tangkai buah dipotong dan dibuang. Dua pertiga lagi, bagian yang ujungnya di tepuk-tepuk dengan telapak tangan. Apabila bijinya rontok, maka biji tersebut disingkirkan, sedangkan biji yang masih melekat dipergunakan untuk bibit.
Kemudian biji tersebut diambil dan dimasukkan kedalam air abu, biji yang terapung dibuang, biji yang tenggelam diambil. Kemudian dibuang kulitnya, dibersihkan dan diangin-anginkan.
Persemaian

Buatlah bedengan dengan panjang 1,5m lebar 1m dan tinggi 30 cm menghadap ke arah timur. Tanah diolah sampai gembur dan dicampur dengan kompos halus. Untuk menghidari sinar matahari dan hujan secara langsung, sebaiknya pesemaian diberi atap dari daun rumbia atau dari daun kelapa. Taburkan bibit sambil ditekan dengan ujung jari, jarak tanam 10 cm. Disiram setiap hari dengan menggunakan gembor. Setelah berumur 1 bulan dipindahkan ke dalam polybag dan setelah tanaman berumur 2 bulan siap ditanam di lapangan.
Penanaman

Jarak tanam yang paling baik 2,5 x 2,5 m atau 3 x 3 m. Setiap lubang diberi pupuk kandang sebanyak 15-20 kg. Aduk-aduk pupuk kandang dengan tanah bekas galian lubang, kemudian tanamkan bibit sebanyak 2 pohon per lubang.


Pemeliharaan tanaman

Setelah tanaman berumur 3-4 bulan tanaman diseleksi. Dipilih satu pohon saja yang berbunga sempurna, sedang yang lainnya dibuang.

Penyiangan dilakukan sekitar tanaman dengan membersihkan rumput-rumput dan kotoran.
Pengairan harus cukup tetapi tidak boleh tergenang.

Pemupukan

Pemupukan I, dilakukan 2 minggu sebelum tanam dengan pupuk kandang
Pemupukan II, dilakukan 1 bulan setelah tanam
Pemupukan III, dan setrusnya dilakukan setiap 3-4 bulan sekali

Pencegahan dan pemberantasan hama penyakit

Penyakit layu disebabkan oleh jamur Pythium yang menyerang leher akar sehingga akar menjadi busuk. Pencegahannya ialah dengan merawat/memperhatikan saluran pembuangan.
Bercak-bercak pada buah dapat dicegar dengan menyemprotkan Dihane M 45 dengan dosis 5 gram/4 liter air, pada waktu tanaman sedang berbunga atau berbuah muda.
Daun keriting dan berbintik kuning, disebabkan oleh virus yang ditularkan oleh kutu daun (Aphis). Penyakit ini dapat dicegah dengan menyemprotkan insektisida.
Hama tungau (tetranychus sp) menyerang daun. Pemberantasannya dengan menyemprotkan insektisida.


Pemungutan hasil

Setelah berumur 9-12 bulan tanaman sudah dapat menghasilkan buah. Tiap pohon dapat menghasilkan 200-300 buah. Sesudah berumur 4 tahun tanaman sudah mulai berkurang produksinya dan sebaiknya tanaman dibongkar dan diremajakan kembali.


Sumber :
Rismunandar. 1981. Bertanam Pepaya. Penerbit : Tarate. Bandung.
Rating: 5 Reviewer: Info Petani - ItemReviewed: BUDIDAYA PEPAYA (Carica papaya L) - 9756people
Info Petani -
SELEDRI (Apium graveolens L. Dulce)
Seledri (Apium graveolens L. Dulce) termasuk dalam famili Umbelliferae dan merupakan komoditas sayuran yang banyak digunakan untuk penyedap makanan dan
penghias hidangan. Biji seledri juga digunakan sebagai bumbu dan penyedap. Ekstrak minyak bijinya berkasiat sebagai obat.

Budidaya seledri sangat baik di dataran tinggi 1000-1200 m dpl, juga bisa di dataran rendah dengan memberi naungan berupa atap alang-alang atau jerami, yang berfungsi sebagai penahan sinar matahari dan menjaga kelembaban. Seledri kurang tahan hujan oleh karena itu curah hujan optimum berkisar 60-100 mm/bulan. Tanaman seledri dapat dibagi menjadi seledri tangkai, seledri umbi dan seledri daun

TEKNOLOGI BUDIDAYA

1. Benih
Seledri dapat diperbanyak secara generatif dengan biji atau vegetatif dengan anakan. Untuk tujuan komersil tanaman seledri dapat diperbanyak dengan biji. Benih berasal dari varietas unggul dengan daya kecambah > 90%.

2. Pengolahan Lahan
• Lahan ideal adalah tanah yang subur, gembur, mengandung bahan organik, mampu menahan air dan berdrainase baik dengan pH tanah antara 5,5-6,5.
• Tanah dicangkul sedalam 20-30 cm biarkan selama 15 hari, jika pH tanah kurang dari 6.5 campurkan kapur kalsit atau dolomit dengan tanah olahan, dosis kapur 1-2 ton/ha tergantung pH tanah dan jumlah Alumunium di dalam tanah, pemberian 2-3 minggu sebelum tanam.
• Buat bedengan dengan lebar 100 cm, tinggi 30 cm, panjang sesuai lahan, dan jarak antar bedengan 50 cm.
• Bedengan diberi naungan berupa alangalang atau jerami dengan tinggi 1-1,5 m.

3. Persemaian
• Benih disemai pada bedengan di dalam alur/larikan sedalam 0,5 cm dengan jarak antar alur 10-20 cm, sebelum disemai, benih direndam dalam air hangat (50oC) atau dalam larutan Frevicur N dengan konsentrasi 0,1 % selama + 2 jam, kemudian dikeringkan.
• Tutup benih dengan tanah tipis dan siram permukaan bedengan sampai lembab.
• Untuk menjaga kelembaban persemaian Nditutup dengan alang-alang atau jerami dan ditinggikan tutup tersebut apabila kecambah telah tumbuh.

4. Penanaman
• Setelah + 40 hari atau telah berdaun 3-4 helai cabut bibit seledri yang sehat dengan akarnya.
• Potong sebagian akar, selanjutnya akar direndam kedalam larutan pestisida Benlate atau Derosol pada konsentrasi 50% sekitar 15 menit.
• Pindahkan bibit pada bedengan yang telah dipersiapkan, satu bibit per lobang tanam, dengan jarak tanam: 25 x 30 cm; 20 x 20 cm atau 15 x 20 cm (tergantung varietas dan padatkan tanah disekitar batang. Siram bedengan sampai lembab.

5. Pemeliharaan Tanaman
•Jika ada tanaman yang mati lakukan penyulaman 7-15 hari setelah tanam.
•Penyiangan gulma dilakukan bersamaan dengan penggemburan tanah pada umur 2 dan 4 minggu setelah tanam, penyiangan berikutnya disesuaikan dengan keadaan gulma.
•Di awal masa pertumbuhan, penyiraman dilakukan 1-2 kali sehari, berikutnya dikurangi menjadi 2-3 kali seminggu tergantung dari cuaca. Tanah tidak boleh kekeringan atau tergenang air (becek).

6. Pemupukan
•Pupuk dasar diberikan 3 hari sebelum tanam, yaitu pupuk kotoran ayam dengan dosis 20.000 kg/ha sebaiknya pupuk kompos organik hasil fermentasi dengan dosis 4 kg/m2, diaduk dengan tanah permukaan bedengan.
•Pada umur 2 minggu setelah tanam berikan pupuk N 300 kg, P 75 kg dan K 250 kg/ha secara larikan dibarisan tanaman.
•Pupuk susulan berikutnya larutkan 2-3 kg pupuk NPK Mutiara ke dalam 200 liter air dan berikan secara kocor diantara barisan tanaman, hal ini dapat dilakukan selama tanaman masih produksitf dengan interfal 7 hari satu kali pemberian.
•Dapat juga diberikan pupuk cair dengan dosis 0,3 ml/m2 yang dimulai pada umur 3
minggu setelah tanam dengan interval 10 hari satu kali.

7. Pengendalian Organisme Pengganggu
Tumbuhan (OPT)
•Hama yang ditemui seperti ulat tanah, keong, kutu daun tungau. Hama dapat dihilangkan secara mekanik yaitu dipungut dengan tangan.
•Penyakit yang sering menyerang tanaman yaitu bercak cercospora, bercak septoria, virus aster yellow. Pengendalian dilakukan mulai dari persemaian hingga panen, jika terpaksa gunakan pestisida yang aman dan mudah terurai seperti pestisida biologi, pestisida nabati atau pestisida piretroid sintetik.

8. Panen
•Seledri dapat dipanen setelah berumur 40 sampai dengan 150 hari setelah tanam
(tergantung varietas).
•Saledri daun dipanen 4-8 hari sekali..
•Seledri potong dipanen dengan memotong tanaman pada pangkal batang secara
periodik sampai pertumbuhan anakan berkurang.
•Seledri umbi dipanen dengan memetik daun-daunnya dan dilakukan secara
periodik sampai tanaman kurang porduktif.

9. Pasca Panen
•Hasil panen diseleksi dengan cara membuang tangkai daun yang cacat atau terserang hama.
•Untuk membersihkan dari kotoran/tanah dan residu pestisida, seledri dicuci dengan
air mengalir atau disemprot kemudian tiriskan di rak-rak.
•Sortasi perlu dilakukan terutama jika seledri akan dipasarkan di swalayan atau untuk eksport. Sortasi dilakukan berdasarkan ukuran dan jenis yang seragam dan sesuai dengan permintaan pasar.
•Seledri diikat pada berat tertentu yang disesuaikan dengan permintaan pasar.
Rating: 5 Reviewer: Info Petani - ItemReviewed: SELEDRI (Apium graveolens L. Dulce) - 9756people
Info Petani -
TEKNIK BUDIDAYA BAYAM (Amaranthus spp)
I. UMUM
1.1. Sejarah Singkat
Bayam merupakan tanaman sayuran yang dikenal dengan nama ilmiah

Kata "amaranth" dalam bahasa Yunani berarti "everlasting" (abadi). Tanaman bayam berasal dari daerah Amerika tropik. Tanaman bayam semula dikenal sebagai tumbuhan hias. Dalam perkembangan selanjutnya. Tanaman bayam dipromosikan sebagai bahan pangan sumber protein, terutama untuk negara-negara berkembang. Diduga tanaman bayam masuk ke Indonesia pada abad XIX ketika lalu lintas perdagangan orang luar negeri masuk ke wilayah Indonesia.

1.2. Sentra Penanaman
Pusat penanaman bayam di Indonesia adalah Jawa Barat (4.273 hektar), Jawa Tengah (3.479 hektar), dan Jawa Timur (3.022 hektar). Propinsi lainnya berada pada kisaran luas panen antara 13.0 - 2.376 hektar. Di Indonesia total luas panen bayam mencapai 31.981 hektar atau menempati urutan ke-11 dari 18 jenis sayuran komersial yang dibudidayakan dan dihasilkan oleh Indonesia. Produk bayam nasional sebesar 72.369 ton atau rata-rata 22,63 kuintal per hektar.

1.3. Jenis Tanaman
Keluarga Amaranthaceae memiliki sekitar 60 genera, terbagi dalam sekitar 800 spesies bayam (Grubben, 1976). Dalam kenyataan di lapangan, penggolongan jenis bayam dibedakan atas 2 macam, yaitu bayam liar dan bayam budidaya. Bayam liar dikenal 2 jenis, yaitu bayam tanah (A. blitum L.) dan bayam berduri (A. spinosus L.). Ciri utama bayam liar adalah batangnya berwarna merah dan daunnya kaku (kasap).

Jenis bayam budidaya dibedakan 2 macam, yaitu:

1. Bayam cabut atau bayam sekul alias bayam putih (A. tricolor L.). Ciri - ciri bayam cabut adalah memiliki batang berwarna kemerah-merahan atau hijau keputih - putihan, dan memilki bunga yang keluar dari ketiak cabang. Bayam cabut yang batangnya merah disebut bayam merah, sedangkan yang batangnya putih disebut bayam putih.
2. Bayam tahun, bayam skop atau bayam kakap (A. hybridus L.). Ciri - ciri bayam ini adalah memiliki daun lebar - lebar, yang dibedakan atas 2 spesies yaitu:
1. A. hybridus caudatus L., memiliki daun agak panjang dengan ujung runcing, berwarna hijau kemerah - merahan atau merah tua, dan bunganya tersusun dalam rangkaian panjang terkumpul pada ujung batang.
2. A. hibridus paniculatus L., mempunyai dasar daun yang lebar sekali, berwarna hijau, rangkaian bunga panjang tersusun secara teratur dan besar - besar pada ketiak daun.

Varietas bayam unggul ada 7 macam yaitu; varietas Giri Hijau, Giti Merah, Maksi, Raja, Betawi, Skop, dan Hijau. Sedangkan beberapa varietas bayam cabut unggul adalah Cempaka 10 dan Cempaka 20.

1.4. Manfaat Tanaman

Bayam merupakan bahan sayuran daun yang bergizi tinggi dan digemari oleh semua lapisan masyarakat. Daun bayam dapat dibuat berbagai sayur mayur, bahkan disajikan sebagai hidangan mewah (elit). Di beberapa negara berkembang bayam dipromosikan sebagai sumber protein nabati, karena berfungsi ganda bagi pemenuhan kebutuhan gizi maupun pelayanan kesehatan masyarakat.

Manfaat lainnya adalah sebagai bahan obat tradisional, dan juga untuk kecantikan. Akar bayam merah dapat digunakan sebagai obat penyembuh sakit disentr. Daun dan bunga bayam duri berkhasiat untuk mengobati penyakit asma dan eksim. Bahkan sampai batas tertentu, bayam dapat mengatasi berbagai jenis penyakit dalam. Untuk tujuan pengobatan luar, bayam dapat dijadikan bahan kosmetik (kecantikan). Biji bayam digunakan untuk bahan makanan dan obat - obatan. Biji bayam dapat dimanfaatkan sebagai pencampur penyeling terigu dalam pembuatan roti atau dibuat bubur biji bayam. Ekstrak biji bayam berkhasiat sebagai obat keputihan dan pendarahan yang berlebihan pada wanita yang sedang haid.

II. SYARAT PERTUMBUHAN

2.1. Iklim

1. Keadaan angin yang terlalu kencang dapat merusak tanaman bayam khususnya untuk bayam yang sudah tinggi. Kencangnya angin dapat merobohkan tanaman.
2. Karena tanaman bayam cocok ditanam di dataran tinggi maka curah hujannya juga termasuk tinggi sebagai syarat pertumbuhannya. Curah hujannya bisa mencapai lebih dari 1.500 mm / tahun.
3. Tanaman bayam memerlukan cahaya matahari penuh. Kebutuhan akan sinar matahari untuk tanaman bayam cukup besar. Pada tempat yang terlindungi (ternaungi), pertumbuhan bayam menjadi kurus dan meninggi akibat kurang mendapat sinar matahari penuh.
4. Suhu udara yang sesuai untuk tanaman bayam berkisar antara 16 - 20 derajat C.
5. Kelembaban udara yang cocok untuk tanaman bayam antara 40 - 60%.

2.2. Media Tanam

1. Tanaman bayam menghendaki tanah yang gembur dan subur. Jenis tanah yang sesuai untuk tanaman bayam adalah yang penting kandungan haranya terpenuhi.
2. Tanaman bayam termasuk peka terhadap pH tanah. Bila pH tanah di atas 7 (alkalis), pertumbuhan daun-daun muda (pucuk) akan memucat putih kekuning - kuningan (klorosis). Sebaliknya pada pH di bawah 6 (asam), pertumbuhan bayam akan merana akibat kekurangan beberapa unsur. Sehingga pH tanah yang cocok adalah antara 6 - 7.
3. Tanaman bayam sangat reaktif dengan ketersediaan air di dalam tanah. Bayam termasuk tanaman yang membutuhkan air yang cukup untuk pertumbuhannnya. Bayam yang kekurangan air akan terlihat layu dan terganggu pertumbuhannya. Penanaman bayam dianjurkan pada awal musim hujan atau akhir musim kemarau.
4. Kelerengan lahan untuk budidaya tanaman bayam adalah sekitar 15 - 45 derajat.

2.3. Ketinggian Tempat
Dataran tinggi merupakan tempat yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman bayam. Ketinggian tempat yang baik yaitu ±2000 m dpl.

III. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA

3.1. Pembibitan

3.1.1. Persyaratan Benih
Benih / biji yang baik untuk bertanam bayam adalah dapat memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a) berasal dari induk yang sehat,
b) bebas dari hama / penyakit,
c) daya kecambah 80 prosen, dan
d) memiliki kemurnian benih yang tinggi.

Disamping persyaratan seperti yang disebutkan diatas, benih / bibit yang digunakan kalau bisa merupakan benih unggul agar nantinya tahan terhadap hama dan penyakit.

3.1.2. Penyiapan Benih
Benih Bayam sayur yang ditanam petani kebanyakan swadaya dari tanaman terdahulu yang sengaja dibiarkan tumbuh terus untuk produksi biji. Keperluan benih untuk lahan 1 hektar berkisar antara 5 - 10 kg, atau 0,5 - 1,0 gram per m2 luas lahan. Biji dipanen pada waktu musim kemarau dan hanya dipilih tandan yang sudah tua (masak). Tandan harus dijemur beberapa hari, kemudian biji dirontokkan dari tandan dan dipisahkan dari sisa - sisa tanaman. Untuk memproduksi bibit bagi satu hektar kebun yang berisi 25000 - 40000 tanaman, kemungkinan dibutuhkan sekitar 1 - 2 kg benih.

3.1.3. Teknik Penyemaian Benih
Lahan untuk pembibitan dipilih yang lebih tinggi dari sekitarnya dan bebas dari hama dan penyakit tanaman maupun gulma. Pembibitan diberi atap plastik atau atap jerami padi. Benih bayam disebar merata atau berbaris - baris pada tanah persemaian dan ditutup dengan selapis tanah tipis.

3.1.4. Pemeliharaan Pembibitan / Penyemaian
Dalam pemeliharaan benih / bibit perlu dilakukan penyiraman dengan teratur dan hati-hati. Tanah yang digunakan juga perlu dipupuk agar kesuburannya tetap terjaga. Pupuk yang digunakan sebaiknya pupuk kandang. Setelah bibit tumbuh dan ada benih yang terserang hama / penyakit maka perlu disemprot dengan pestisida dengan dosis rendah.

3.1.5. Pemindahan Bibit
Setelah bibit tumbuh berumur sekitar 7 - 14 hari, bibit dipindah-tanam ke dalam pot-pot yang terbuat daun pisang atau kantong plastik es mambo yang sebelumnya telah diisi dengan medium tumbuh campuran tanah dan pupuk organik yang halus (1:1). Bibit dalam pot disiram teratur dan setelah berumur sekitar 7 - 14 hari setelah dipotkan, bibit tersebut telah siap untuk dipindah-tanam ke lapangan.

3.2. Pengolahan Media Tanam

3.2.1. Persiapan
Sebelum pengolahan lahan dilakukan perlu diketahui terlebih dahulu pH tanah yang sesuai yaitu antara 6 - 7 sehingga perlu dilakukan pengukuran dengan menggunakan pH-meter. Selanjutnya menganalisis tanah yang cocok untuk tanaman bayam, apakah perlu dilakukan pemupukan atau tidak. Kapan tanaman akan ditanam dan sebaiknya pada awal musim hujan atau akhir musim kemarau. Berapa luas lahan yang akan ditanami dan akan melakukan sistem polikultur atau monokultur. Dan berapa banyak kebutuhan benih untuk dapat memenuhi produk bayam yang diinginkan.

3.2.2. Pembukaan Lahan
Lahan yang akan ditanami dicangkul / dibajak sedalam 30 - 40 cm, bongkah tanah dipecah gulma dan seluruh sisa tanaman diangkat dan disingkirkan lalu diratakan. Lahan kemudian dibiarkan selama beberapa waktu agar tanah matang benar.

3.2.3. Pembentukan Bedengan
Setelah tahap pencangkulan kemudian dibuat bedengan dengan lebar sekitar 120 cm atau 160 cm, tergantung jumlah populasi tanaman yang akan ditanam nanti. Dibuat parit antar bedengan selebar 20 - 30 cm, kedalaman 30 cm untuk drainase. Pada bedengan dibuat lubang - lubang tanam, jarak antar barisan 60-80 cm, jarak antar lubang (dalam barisan) 40-50 cm.

3.2.4. Pengapuran
Apabila pH tanah terlalu rendah maka diperlukan pengapuran untuk menaikkannya. Pengapuran dapat menggunakan kapur pertanian atau Calcit maupun Dolomit. Pada tipe tanah pasir sampai pasir berlempung yang pH-nya 5,5 diperlukan ± 988 kg kapur pertanian / ha untuk menaikkan pH menjadi 6,5. Kisaran kebutuhan kapur pertanian pada tanah lempung berpasir hingga liat berlempung ialah antara 1.730 - 4.493 kg / hektar. Sebaliknya, untuk menurunkan pH tanah, dapat digunakan tepung Belerang (S) atau Gipsum, biasa sekitar 6 ton / hektar. Cara pemberiannya, bahan - bahan tersebut disebar merata dan dicampur dengan tanah minimal sebulan sebelum tanam.

3.2.5. Pemupukan
Pemupukan awal menggunakan pupuk kandang yang telah masak. Waktu pemupukan dilakukan satu minggu atau dua minggu sebelum tanam. Cara pemupukan adalah dengan disebarkan merata diatas bedengan kemudian diaduk dengan tanah lapisan atas. Untuk pemupukan yang diberikan per lubanng tanam, cara pemberiannya dilakukan dengan memasukkan pupuk ke dalam lubang tanam. Dosis pemberian pupuk dasar disesuaikan dengan jenis tanaman dan keadaan lahan. Akan tetapi dosis untuk pupuk kandang sekitar 10 ton per hektar. Pemupukan per lubang tanam biasanya diperlukan sekitar 1 - 2 kg per lubang tanam.

3.2.6. Pemberian Mulsa
Untuk memperoleh hasil produksi yang berkualitas baik maka di dalam penanaman perlu dipasang palstik perak-hitam sebagai mulsa. Dengan penggunaan plastik ini dapat mengurangi serangan hama dan penyakit termasuk gangguan gulma dan lainnya.

3.3. Teknik Penanaman

3.3.1. Penentuan Pola Tanam
Jarak tanam untuk tanaman bayam adalah antara 60 cm x 50 cm atau 80 cm x 40 cm. Jarak tanam tersebut dapat divariasikan sesuai dengan tingkat kesuburan tanah dan jenis bayam sehingga populasi tanaman per hektar berkisar antara 30.000 - 60.000 tanaman. Pola tanam untuk bayam cabut adalah monokultur. Dalam satu hamparan lahan biasanya ditanam berbagai jenis tanaman dengan pola mosaik (perca), yaitu berbagai tanaman ditanam monokultur pada petak - petak tersendiri. Tanaman lainnya tadi antara lain seperti kakngkung (darat), selada, lobak, paria, kemangi dan sayuran lalapan lainnya.

3.3.2. Pembuatan Lubang Tanam
Lubang tanam dapat dibuat dengan menggunakan alat kayu dengan cara di pukul-pukul sehingga membentuk lubang. Jarak antara barisan adalah 60 - 80 cm dan jarak antar lubang (antar barisan) 40 - 50 cm.

3.3.3. Cara Penanaman
Penanaman dapat langsung di lapangan tanpa penyemaian atau dengan penyemaian terlebih dahulu. Apabila tanpa penyemaian maka biji bayam dicampur abu disebarkan langsung di atas bedengan menurut barisan pada jarak antar barisan 20 cm dan arahnya membujur dari Barat ke Timur. Setelah disebarkan benih segera ditutup dengan tanah halus dan disiram hingga cukup basah. Waktu penanaman paling baik adalah pada awal musim hujan. Dengan penyemaian maka tanaman dapat tumbuh dengan lebih baik karena benih diperoleh dengan cara seleksi untuk ditanam.

3.4. Pemeliharaan Tanaman

3.4.1. Penjarangan dan Penyulaman
Apabila sewaktu menyebar benih secara langsung di lapangan tidak merata maka akan terjadi pertumbuhan yang mengelompok (rapat) sehingga pertumbuhannya terhambat karena saling bersaing satu sama lain. Oleh karena itu perlu dilakukan penjarangan sekaligus sebagai panen pertama. Apabila tanaman bayam dihasilkan dari benih yang disemai maka setelah penanaman di lapangan ada yang mati / terserang penyakit, maka perlu dilakukan penyulaman dengan mengganti tanaman dengan yang baru. Caranya dengan mencabut dan apabila terserang penyakit segera dimusnahkan agar tidak menular ke tanaman lainnya. Penyulaman dapat dilakukan seminggu setelah tanam.

3.4.2. Penyiangan
Penyiangan dilakukan apabila muncul gulma tanaman Gelang (Portulaca oleracea) dan rumput liar lainnya. Kehadiran gulma gelang dapat menurunkan produksi bayam antara 30 - 65%. Penyiangan dilakukan bersamaan dengan penggemburan tanah. Alat yang digunakan dalam penyiangan dapat berupa cangkul kecil atau sabit. Caranya dengan dicangkul untuk mencabut gulma atau langsung dicabut dengan tangan. Disamping itu pencangkulan dilakukan untuk menggemburkan tanah.

3.4.3. Pembubunan
Proses pembubunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan.

3.4.4. Perempalan
Apabila perawakan tanaman terlalu subur, mungkin perlu dilakukan perempalan tunas - tunas liar dan pemasangan ajir / turus untuk memperkuat tegaknya tanaman agar tidak rebah.

3.4.5. Pemupukan
Pemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk organik, untuk tiap lubang calon tanaman sekitar 0,4 - 0,8 kg. Dengan demikian kuantum pupuk organik akan berkisar 15 - 30 ton. Untuk pertanaman di dataran rendah bekas sawah, pupuk organik tidak diberikan, tinggi bedengan perlu ditambah dan dalamnya parit antar bedengan perlu diperdalam. Pupuk organik yang diberikan adalah pupuk N (Urea sekitar 250 kg / ha atau ZA 500 kg / ha) cara dilarutkan dalam air ± 25 gram / 10 liter air, TSP 300 kg / ha dan KCl 200 kg/ha. N diberikan dua kali, setengah takaran pada waktu tanam dan yang setengahnya lagi pada umur 30 hari setelah tanam. Apabila ternyata nanti pertumbuhan tanaman kurang subur, dapat dipertimbangkan untuk memberi pupuk N susulan dengan takaran sekitar 125 kg / ha, interval sekitar 30 hari dan dihentikan 30 hari sebelum panen. Pupuk P diberikan sekali pada waktu tanam, sedangkan pupuk K diberikan dua kali, setengah takaran pada waktu tanam dan setengah lagi pada umur 30 hari setelah tanam.

3.4.6. Pengairan dan Penyiraman
Pada fase awal pertumbuhan, sebaiknya penyiraman dilakukan rutin dan intensif 1 - 2 kali sehari, terutama di musim kemarau. Waktu yang paling baik untuk menyiram tanaman bayam adalah pagi atau sore hari, dengan menggunakan alat bantu gembor (emrat) agar air siramannya merata.

3.4.7. Waktu Penyemprotan Pestisida
Jenis pestisida yang digunakan untuk tanaman bayam adalah Dithane M - 45 dengan dosis 1,5 - 2 gram / liter air, Ambush 2 EC atau Lannate 2 EC dengan konsentrasi 2 gram per liter air. Penyemprotan dilakukan dengan menggunakan alat penyemprot berupa tangki sprayer. Cara penyemprotan yaitu jangan dilakukan ketika angin bertiup kencang dan jangan menentang arah datangnya angin. Jangan melakukan penyemprotan pada saat akan hujan dan sebaiknya dicampurkan bahan perekat. Waktu penyemprotan dilakukan pada pagi hari benar atau sore hari ketika udara masih tenang. Hal tersebut untuk menghindari matinya lebah atau serangga lainnya yang menguntungkan.

3.5. Hama dan Penyakit

3.5.1. Hama

1. Serangga ulat daun (Spodoptera Plusia Hymenia)
Gejala: daun berlubang - lubang. Pengendalian: pestisida / cukup dengan menggoyangkan tanaman.

2. Serangga kutu daun (Myzus persicae Thrips sp.)
Gejala: daun rusak, berlubang dan layu. Pengendalian: pestisida / cukup dengan menggoyangkan tanaman.

3. Serangga tungau (Polyphagotarsonemus latus)
Gejala: daun rusak, berlubang dan layu. Pengendalian: pestisida / cukup dengan menggoyangkan tanaman.

4. Serangga lalat (Liriomyza sp.)
Gejala: daun rusak, berlubang dan layu. Pengendalian: pestisida / cukup dengan menggoyangkan tanaman.

3.5.2. Penyakit

1. Rebah kecambah
Penyebab: cendawan Phytium sp. Gejala: menginfeksi batang daun maupun batang daun. Pengendalian: Fungisida

2. Busuk basah
Penyebab: cendawan Rhizoctonia sp. Gejala: adanya bercak - bercak putih. Pengendalian: sama dengan pengendalian penyakit rebah kecambah.

3. Karat putih
Penyebab: cendawan Choanephora sp. Gejala: menginfeksi batang daun dan daunnya. Pengendalian: sama dengan pengendalian penyakit rebah kecambah.

3.5.3. Gulma

Jenis gulma: rumput - rumputan, alang-alang. Ciri - ciri: tumbuh mengganggu tanaman budidaya. Gejala: lahan banyak ditumbuhi pemila liar. Pencegahan: herbisida

3.6. Panen

3.6.1. Ciri dan Umur Panen
Ciri-ciri bayam cabut siap panen adalah umur tanaman antara 25 - 35 hari setelah tanam. Tinggi tanaman antara 15 - 20 cm dan belum berbunga. Waktu panen yang paling baik adalah pagi atau sore hari, saat suhu udara tidak terlalu tinggi.

3.6.2. Cara Panen
Cara panennya adalah dengan mencabut seluruh bagian tanaman dengan memilih tanaman yang sudah optimal. Tanaman yang masih kecil diberi kesempatan untuk tumbuh membesar, sehingga panen bayam identik dengan penjarangan.

3.6.3. Periode Panen
Panen pertama dilakukan mulai umur 25 - 30 hari setelah tanam, kemudian panen berikutnya adalah 3-5 hari sekali. Tanaman yang sudah berumur 35 hari harus dipanen seluruhnya, karena bila melampaui umur tersebut kualitasnya menurun atau rendah; daun - daunnya menjadi kasar dan tanaman telah berbunga.

3.6.4. Prakiraan Produksi
Produksi bayam per hektar dapat mencapai sekitar 22.630 kg.

3.7. Pascapanen

3.7.1. Pengumpulan
Pengumpulan dilakukan setelah panen dengan cara meletakkan di suatu tempat yang teduh agar tidak terkena sinar matahari langsung, karena dapat membuat daun layu.

3.7.2. Penyortiran dan Penggolongan
Penyortiran dilakukan dengan memisahkan bayam yang busuk dan rusak dengan bayam yang baik dan segar. Disamping itu juga penggolongan terhadap bayam yang daunnya besar dan yang daunnya kecil. Setelah itu diikat besar - besar maupun langsung degan ukuran ibu jari.

3.7.3. Penyimpanan
Penyimpanan untuk menjaga kesegaran bayam dapat diperpanjang dari 12 jam tempat terbuka (suhu kamar) menjadi 12 - 14 hari dengan perlakuan suhu dingin mendekati 0 derajat C, misalnya dengan remukan es.

3.7.4. Pengemasan dan Pengangkutan
Pengemasan (pewadahan) dalam telombong atau dedaunan yang digulungkan menyelimuti seluruh bagian bayam, sehingga terhindar dari pengaruh langsung sinar matahari. Pengangkutan ke pasar dengan cara dipikul maupun angkutan lainnya, seperti mobil atau gerobak.

3.7.5. Pencucian
Pencucian hasil panen pada air yang mengalir dan bersih, atau air yang disemprotkan melalui selang maupun pancuran.

3.7.6. Penanganan Lain
Bayam dapat diolah menjadi berbagai jenis masakan. Sewaktu memasak bayam ialah tidak boleh terlalu lama. Bayam cukup hanya direbus selama ± 5 menit. Memasak bayam terlalu lama akan menyebabkan daun-daunnya menjadi hancur (lonyoh), rasanya tidak enak, dan kandungan vitamin C-nya menguap (menghilang).
Rating: 5 Reviewer: Info Petani - ItemReviewed: TEKNIK BUDIDAYA BAYAM (Amaranthus spp) - 9756people
Info Petani -
Tanaman Ganyong
Tanaman Ganyong atau Ganyong (Canna edulis KERR) adalah tanaman ubi-ubian yang dapat dimakan dan kebanyakan digunakan sebagai makanan cadangan. Nama lainnya adalah Canna. Queensland arrow root, indian shot (Inggris). Ganyong (Jawa, Sunda), buah tasbeh (Jawa), ubi pikul (Sumatera), daun tasbeh, ganyong, pisang sebiak (Malaysia). Sampai saat ini, tanaman ganyong belum diusahakan secara serius dan intensif, tetapi memberikan harapan untuk menunjang program diversifikasi pangan dan gizi, memanfaatkan lahan kosong dan meningkatkan ketahanan pangan.
Ganyol menghasilkan ubi yang dapat dimakan mentah atau masak, baik setelah direbus atau diolah menjadi bbppl_umbi-ganyongpanganan. Tepung ganyol dapat dibuat dengan cara membuat pati yang berasal dari umbinya. Caranya yaitu bersihkan kulit ganyol dengan cara mencuci bersih atau mengupasnya, kemudian parut dan peras airnya dengan menggunakan saringan, air saringan diendapkan sampai endapan dan airnya terpisah, setelah itu endapannya baru dijemur di bawah sinar matahari sampai kering, bila ingin baik hasilnya lakukan penggilingan dan siap untuk digunakan. Pati ganyol ini dapat digunakan dalam pembuatan berbagai jenis makanan, soun, lem, dll.
Kegunaan lainnya adalah : (a) tanaman muda dimakan sebagai sayuran hijau; (b) daunnya digunakan bbppl_ganyong01pembungkus atau alas makan; (c) daun dan umbinya bisa digunakan sebagai pakan ternak (sapi); (d) tanaman dan bunganya dapat dijadikan sebagai tanaman hias; (e) bijinya yang hitam dan berkulit keras digunakan sebagai kalung atau tasbeh; dan (f) sebagai tanaman obat.
Di Vietnam, patinya dijadikan bahan baku pengganti kacang hijau dalam pembuatan mie bening (soun) berkualitas tinggi. Di Jawa, biji ganyol dihancurkan dan digunakan sebagai luluran untuk menghilangkan sakit kepala. Sari umbi hasil ekstraksi digunakan untuk mengobati diare. Bubur umbi yang dididihkan digunakan sebagai obat penyakit kulit tropis di Kamboja.

Di Hongkong umbi yang telah hancur dididihkan digunakan untuk mengobati hepatitis akut. Di Indo China umbi sebar yag dihancurkan digunakan untuk mengobati trauma. Di Filipina, umbi yang telah dihancurkan, direndam dan dihancurkan, direndam dan dilembutkan dalam air digunakan untuk menghilangkan mimisan.


Kandungan Gizi

Setiap 100 gram umbi yang dapat dimakan, berisi kira-kira : air 75 g, protein 1 g, lemak 0,1 g, karbohidrat 22,6 g, Ca 21 miligram (mg), P 70 mg, Fe 20 mg, vitamin B 0,1 mg, vitamin C 10 mg. Karbohidrat terdiri dari lebih 90% tepung dan 10% gula (glukosa dan sukrosa). Tepung yang dihasilkan kuning cerah dengan ukuran butir yang besar (125-145 milimikron x 60 milimikron) tidak beraturan. Tepung ini sangat larut dan mudah dicerna. Setelah dimasak, tepung menjadi mengkilat dan transparan.

Deskripsi

Berumbi, tahunan, tegak, tanaman herba yang kuat, tinggi mencapai 3,5 m, umbi bercabang horizontal, mencapai panjang 60 cm dengan diameter 10 cm, dengan segmen berdaging membentuk balon, ditutupi oleh daun tipis, dan akar tebal yang berserat. Tangkai berdaging, timbul dari umbi, biasanya tingginya 1-1,5 m, sering keungu-unguan. Daunnya teratur secara spiral dengan kuncup besar yang terbuka, kadang-kadang petiolanya pendek, daun sempit dari rata menuju elips, tulang daun nyata, bagian bawah agak keunguan. Bunganya berwarna merah kekuningan, buah berbentuk kapsul yang solid seperti telur. Bijinya banyak, bulat, diameter 0,5 cm, licin dan keras, kehitaman sampai sangat coklat tua.

Iklim dan Tanah

Ganyol tumbuh baik pada daerah dengan distribusi curah hujan 1000-1200 mm per tahun. Toleran terhadap kelebihan kadar air (tetapi tidak tahan jenuh air) dan naungan. Pertumbuhan normal terjadi pada suhu di atas 10 oC, tetapi dapat melalui suhu tinggi 30-32 oC. Ganyol tumbuh sampai ketinggian 1000 m di atas permukaan laut. Tumbuh subur pada berbagai macam tanah, termasuk tanah marginal bagi kebanyakan tanaman umbi. Tanah yang disukai adalah lempung berpasir dan kaya humus. Tanaman ini toleran terhadap interval pH 4,5-8,0.

Teknik Budidaya

Ganyol paling banyak dibiakkan dengan pemotongan umbi. Kadang-kadang bijinya juga digunakan untuk perbanyakan, tetapi karena resiko hibridisasi, pemotongan umbi lebih disukai untuk menjaga kemurnian genetik klon. Umbi yang masih muda digunakan untuk perbanyakan vegetatif, bukan yang bagian coklat tua. Sebagian kecil umbi mempunyai paling sedikit dua mata yang sehat, ditanam terpisah pada jarak 50 cm, kedalaman 15 cm. Seluruh umbi dapat ditanam. Bila ditanam terlalu dekat, tanaman terlalu berdesakan, mengakibatkan penampilan jelek. Lebih baik menanam ganyol pada musim hujan, bila tidak, harus diairi. Ganyol ditanam pada bedengan yang telah diolah seluruhnya dan dicampur dengan pupuk dan kompos yang cukup.

Pemeliharaan

Selama pemeliharaan, perlu dilakukan penyiangan gulma dan penyulaman. Mulsa rumput kering pada bedengan membantu menjaga kelembaban tanah dan menambah unsur hara tetapi dapat merupakan tempat persembunyian bagi kumbang. Pemupukan bulanan dengan pupuk cair atau buatan memberikan hasil lebih baik.

Penyakit dan Hama

Secara umum ganyol adalah tanaman keras dengan sedikit penyakit dan hama. Fusarium, Puccinia, dan Rhizoctonia Sp adalah kemungkinan penyakit jamurnya. Kumbang dan belalang dapat memakan daun, dan cacing menyerang umbinya.

Panen dan Hasil

Pemanenan umbi ganyol dapat dilakukan 4-8 bulan setelah tanam, dicabut atau digali. Ciri umbi matang adalah apabila potongan segitiga bagian terluar daun umbi berubah menjadi ungu. Panen setelah 8 bulan dapat memberikan hasil yang lebih tinggi, karena umbi ganyol telah mengembang secara maksimum.
Hasil umbi bervariasi dari 23 ton per hektar pada 4 bulan menjadi 45-50 ton per hektar pada 8 bulan, atau 85 ton per hektar setelah setahun. Tepung yang dihasilkan adalah 4-10 ton per hektar.

Penanganan Setelah Panen

Umbi segar yang baru dipanen harus ditangani secara hati-hati. Bila akan dikonsumsi, harus dilakukan segera setelah panen. Bila dibiarkan lebih dari 10 bulan umbi ganyol akan menjadi keras, kurang dapat dikonsumsi , dan tepung yang dihasilkannya sangat rendah. Umbi yang sudah bersih dapat disimpan beberapa minggu pada kondisi sejuk dan kering.
Untuk produksi tepung komersial, umbi diproses segera setelah panen. Untuk memperoleh patinya, umbi diparut, ditambahkan air, dan bubur patinya disaring, dipisahkan melalui pengendapan dan selanjutnya dikeringkan.



Sumber : E. Sukarsa, Ir, MP
Widyaiswara bbpp Lembang
Rating: 5 Reviewer: Info Petani - ItemReviewed: Tanaman Ganyong - 9756people
Info Petani -
BUDIDAYA JAMBU BATU (Psidium guajava L)

Buah jambu batu mempunyai nilai ekonomis, terutama karena rasanya yang manis, warna yang menarik dan mengandung vitamin C yang cukup tinggi. Merupakan tanaman tahunan berbentuk perdu dengan tinggi 3-10 m dan percabangan rendah. Kulit batang berwarna coklat kemerahan, tipis dan ringan. Bentuk buah bulat atau bulat telur dengan warna buah hijau kekuningan. Dapat tumbuh didaerah dengan ketinggian 0-1000 m dpl. Dan tumbuh baik pada tanah yang gembur dan cukup air.


Budidaya Jambu Batu

Bibit

Sebagai bibit dapat digunakan dengan biji, cangkok, tunas akar ataupun okulasi. Perbanyakan dengan biji baru mulai berbuah setelah berumur 7-8 tahun. Cara yang baik untuk memperbanyak ialah dengan cara pencangkokan sehingga akan diperoleh tanaman yang mempunyai sifat seperti induknya, selain itu tanaman akan cepat berbuah.

Cara mencangkok adalah

Cabang yang akan dicangkok dipilih yang tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua.
Kulit sekeliling cabang dikupas dengan panjang 12-13 cm hingga kayunya kelihatan. Bagian kayu tersebut dibiarkan sehari, supaya lendirnya kering.
Setelah bagian kayu menjadi kering, tutupi dengan campuran tanah dan kompos dengan perbandingan 1:1, kemudian dibungkus dengan sabut kelapa atau plastik.
Pada musim kemarau cangkokan disiram agar tidak kering.
Akar tumbuh 3-4 minggu setelah pencangkokan dan apabila akarnya telah banyak dan panjang dipotong bagian bawahnya.
Cangkokan ini ditanam didalam keranjang atau kantong plastik yang sudah diisi tanah.
Setelah 2-3 bulan didalam keranjang tanaman sudah siap dipindahkan.


Penanaman

Buat lubang tanaman dengan ukuran 40x40x40 cm dan jarak tanam 4x4 m.
Dua minggu sebelum tanam, lubang diberi pupuk kandang sebanyak 1-2 blek (20 kg).
Bibit ditanam ditengahnya dengan membuang pembungkusnya (keranjang).
Kemudian ditimbun kembali dengan tanah yang telah dicampur pupuk kandang. Penimbunan dilakukan sehingga melebihi permukaan tanah sekitarnya.


Pemupukan

Sebagai pupuk dasar diberikan 20 kg pupuk kandang atau 10 kg kotoran ayam yang sudah matang.
Pada tanaman yang berumur 1 tahun ditambah pupuk kandang dan 600-750 gram NPK. Pupuk NPK ini dapat diberikan 4-5 kali(setiap kali pemberian 150 gram).
Umur 2 tahun ditambah 225 gram NPK/pohon diberikan selama 4-5 kali.
Umur 3 tahun ditambahkan 450 gram/pohon diberikan 4-5 kali.


Pemeliharaan

Pemangkasan tunas-tunas air, cabang tersier yang tumbuh kebawah dan ranting-ranting yang kering.
Penyiangan dilakukan bersama-sama dengan pemupukan.
Pengairan/penyiraman dilakukan pada tanaman yang masih muda.


Pemberantasan hama penyakit.

Hama yang paling penting yang menyerang jambu ialah ulat trabala pallida yang hidup pada tanaman inangnya yaitu pohon alpokat, jenis-jenis jambu, jarak ciri-cirinya:

berbulu lebat pada bagian badan sebelah kiri dan kanan.
Kepala berwarna merah dengan garis-garis kuning.
Pada ulat yang sudah dewasa, punggungnya bergaris terang dan memanjang seluruh badan
Kepompong berbentuk punuk dua dan menempel pada ranting-ranting.



Sumber :
Kaslan A. Tohir, Ir. 1978. Bercocok Tanam Pohon Buah-Buahan. Penerbit : Pradnya Paramita. Jakarta
Rating: 5 Reviewer: Info Petani - ItemReviewed: BUDIDAYA JAMBU BATU (Psidium guajava L) - 9756people
Info Petani -
Ciri Orang yang Berpikir Positif
Semua orang yang berusaha meningkatkan diri dan ilmu pengetahuannya pasti tahu bahwa hidup akan lebih mudah dijalani bila kita selalu berpikir positif. Tapi, bagaimana melatih diri supaya pikiran positiflah yang 'beredar' di kepala kita, tak banyak yang tahu. Oleh karena itu, sebaiknya kita kenali saja dulu ciri-ciri orang yang berpikir positif dan mulai mencoba meniru jalan pikirannya.


Ciri orang yang berpikir positif yaitu :

1. Melihat masalah sebagai tantangan
Bandingkan dengan orang yang melihat masalah sebagai cobaan hidup yang terlalu berat dan bikin hidupnya jadi paling sengsara sedunia.
2. Menikmati hidupnya
Pemikiran positif akan membuat seseorang menerima keadaannya dengan besar hati, meski tak berarti ia tak berusaha untuk mencapai hidup yang lebih baik.
3. Pikiran terbuka untuk menerima saran dan ide
Karena dengan begitu, boleh jadi ada hal-hal baru yang akan membuat segala sesuatu lebih baik.
4. Mengenyahkan pikiran negatif segera setelah pikiran itu terlintas di benak
'Memelihara' pikiran negatif lama-lama bisa diibaratkan membangunkan singa tidur. Sebetulnya tidak apa-apa, ternyata malah bisa menimbulkan masalah.
5. Mensyukuri apa yang dimilikinya
Dan bukannya berkeluh-kesah tentang apa-apa yang tidak dipunyainya
6. Tidak mendengarkan gosip yang tak menentu
Sudah pasti, gosip berkawan baik dengan pikiran negatif. Karena itu, mendengarkan omongan yang tak ada juntrungnya adalah perilaku yang dijauhi si pemikir positif.
7. Tidak bikin alasan, tapi langsung bikin tindakan
Pernah dengar pelesetan NATO (No Action, Talk Only), kan? Nah, mereka ini jelas bukan penganutnya.
8. Menggunakan bahasa positif
Maksudnya, kalimat-kalimat yang bernadakan optimisme, seperti "Masalah itu pasti akan terselesaikan," dan "Dia memang berbakat."
9. Menggunakan bahasa tubuh yang positif
Di antaranya adalah senyum, berjalan dengan langkah tegap, dan gerakan tangan yang ekspresif, atau anggukan. Mereka juga berbicara dengan intonasi yang bersahabat, antusias, dan 'hidup'.
10. Peduli pada citra diri
Itu sebabnya, mereka berusaha tampil baik. Bukan hanya di luar, tapi juga di dalam.
Sumber : http://ramadani.info
Rating: 5 Reviewer: Info Petani - ItemReviewed: Ciri Orang yang Berpikir Positif - 9756people
Info Petani -
Respon Fisiologis Tanaman Terhadap Peningkatan CO2
Karbondioksida (CO2) merupakan salah satu gas penting dalam pertumbuhan tanaman, namun juga merupakan salah satu gas rumah kaca yang jumlahnya terus meningkat dari tahun ke tahun. Peningkatan ini merupakan salah satu penyebab utama pemanasan global (global warming). Akibat dari pemanasan global, suhu bumi diperkirakan akan meningkat 3-5oC serta menyebabkan perubahan iklim yang drastis pada 50 – 100 tahun yang akan datang.

Peningkatan gas-gas rumah kaca saat ini berpengaruh besar terhadap sektor pertanian. Peningkatan kandungan CO2 udara akan memberikan efek baik positif maupun negatif terhadap metabolisme tanaman. Peningkatan CO2 diprediksi dapat menstimulasi produksi pangan dengan istilah 'CO2 Fertilization'. Namun demikian, penelitian terhadap pengaruh peningkatan kandungan CO2 udara terhadap berbagai jenis tanaman menunjukkan efek yang beragam baik positif, negatif maupun tidak berpengaruh sama sekali terhadap kondisi tanaman.

Respon tanaman terhadap peningkatan gas CO2 di atmosfer berbeda-beda tergantung dari jenis tanaman serta kombinasi faktor-faktor pertumbuhan yang lain. Secara umum, hasil tanaman dipengaruhi oleh proses-proses penting seperti fotosintesis dan respirasi yang sangat tergantung dengan kondisi CO2 di udara. Perubahan terhadap kosentrasi CO2 udara akan berpengaruh terhadap proses-proses tersebut sebagai suatu bentuk adaptasi tanaman. Berbagai penelitian untuk menunjukkan bahwa respon terhadap peningkatan kosentrasi CO2 udara terjadi mulai dari perubahan anatomi hingga proses fisiologis tanaman.
Penelitian banyak dilakukan dengan menggunakan growth chamber yang dimodifikasi sedemikian rupa sehingga memungkinkan peneliti untuk mengatur berbagai faktor pertumbuhan serta kosentrasi CO2 yang diinginkan, maupun dengan percobaan Free-Air CO2 Enrichment (FACE). FACE merupakan sebuah metode untuk meneliti pengaruh peningkatan CO2 dalam skala penelitian lapangan dengan cara menambahkan kosentrasi CO2 di sebuah lahan pertanaman secara terkontrol. Percobaan tersebut memberikan suatu simulasi yang cukup baik terhadap pengaruh pertumbuhan tanaman dengan pertambahan CO2.



RESPON TANAMAN TERHADAP PENINGKATAN CO2

Peningkatan kosentrasi CO2 di atmosfer sudah terjadi sejak beberapa ratus tahun yang lalu, namun lajunya mengalami peningkatan yang sangat tinggi dalam beberapa dekade terakhir. Hal ini memicu terjadinya adaptasi tanaman terhadap perubahan karakteristik daun.
Sebuah pengamatan dengan menggunakan mikroskop elektron menunjukkan adanya penipisan pada dinding bundle seath cell pada tanaman yang ditanam pada kosentrasi CO2 700 μl l-1 dibandingkan dengan tanaman yang ditanam pada kosentrasi 350 μl l-1. Hal ini diakibatkan oleh penurunan jumlah suberin pada dinding sel dan menyebabkan terjadinya peningkatan permeabilitas bundle seath cell terhadap CO2. Sedangkan peningkatan kosentrasi CO2 tidak menunjukkan perubahan nyata pada jumlah stomata serta panjang sel penjaga (Walting et al., 2000).

Luas daun kacang tanah meningkat ketika ditanam pada kandungan CO2 yang tinggi (800μmol) pada suhu 25/15oC dibandingkan dengan tanaman yang ditanam pada lingkungan dengan kandungan CO2 sebesar 400μmol, namun demikian kondisi tersebut tidak terjadi pada suhu yang lebih tinggi (Pilumwong et al., 2007).

Fotosintesis

Hasil tanaman sangat tergantung dari proses fotosintesis. Terjadi perbedaan respon fotosintesis antara jenis tanaman C3 dan C4 terhadap perubahan kosentrasi CO2 di udara. Beberapa tanaman mengalami perubahan biokimia sebagai tanggapan atas peningkatan CO2. Fotosintesis pada tanaman C3 mengalami peningkatan dengan bertambahnya kosentrasi CO2 di udara. Aktivitas Rubisco pada mesofil mengalami peningkatan yang cukup tinggi sebagai respon dari peningkatan CO2 udara. Beberapa penelitian menggunakan tanaman C3 (padi, gandum dan kedelai) menunjukkan adanya peningkatan total fotosintesis dan hasil pada kondisi elevated CO2 dibandingkan dengan ambient CO2.

Peningkatan kosentrasi CO2, menstimulasi peningkatan asimilasi CO2, pertumbuhan serta hasil tanaman C3 melalui penurunan aktivitas fotorespirasi serta peningkatan fiksasi CO2 oleh Rubisco. Cheng et al., (2000) menyebutkan bahwa tanaman bunga matahari yang ditumbuhkan pada kondisi elevated CO2 menunjukkan adanya peningkatan GPP (Gross Primary Product) yaitu total CO2 yang digunakan dalam fotosintesis, serta NPP (Nett Primary Product) yaitu GPP – respirasi. GPP dan NPP mengalami peningkatan hingga 43 hst dan kemudian mengalami penurunan seiring dengan penutupan kanopi, hal ini menunjukkan bahwa penambahan biomasa pada elevated CO2 berbeda tergantung pada fase pertumbuhannya. Root : Shoot ratio pada tanaman bunga matahari yang ditanam pada elevated CO2 lebih tinggi dibandingkan pada kondisi ambient CO2. Hal ini menunjukkan bahwa pada kondisi elevated CO2 tanaman lebih banyak mengalokasikan fotosintat ke daerah perakaran atau bagian bawah tanaman. Namun tidak demikian pada tanaman C4, dimana rubisco terletak pada bundle seath cell yang memiliki kosentrasi CO2 3 – 6 kali lipat dibandingkan dengan udara sekitarnya.

Watling et al., (2000), mengemukakan terjadi penurunan efektivitas fotosintesis pada tanaman C4 yang ditanam pada kondisi CO2 berlebih, namun demikian tidak terjadi perubahan pada titik kompensasi CO2, karena fotorespirasi tanaman C4 sangat rendah. Perlakuan dilakukan dengan menanan tanaman sorghum pada dua tingkat kosentrasi CO2 yaitu 350 dan 700 μl l -1. Tanaman C4 yang ditanam pada 700 μl l -1 CO2 mengalami penurunan aktivitas PEP karboksilase (Phospoenolpyruvat carboxylase) secara nyata dibandingkan dengan tanaman yang ditanam pada 350 μL/L. Jumlah PEP karboksilase menjadi lebih rendah diiringi dengan penurunan aktivitasnya, namun demikian tidak terjadi perubahan pada aktivitas Rubisco di bundle seath cell. Sedangkan Leakey et al (2006), dalam penelitiannya menunjukkan terjadi penurunan baik pada aktivitas PEP karboksilase juga rubisco pada tanaman jagung yang ditanam pada kosentrasi CO2 yang tinggi. Serta tidak terjadi peningkatan karbohirat pada tanaman jagung yang ditanam dalam kosentrasi CO2 yang tinggi.

Perbandingan antara CO2 eksternal dan CO2 internal yang menjadi lebih tinggi pada tanaman dalam kosentrasi CO2 yang tinggi. Tanaman sorghum yang ditumbuhkan pada kosentrasi CO2 tinggi mengalami penipisan dinding bundle seath cell. Perubahan anatomi ini semakin menguatkan terjadinya penurunan efisiensi fotosintesis pada tanaman tersebut, karena terjadi peningkatan konduktansi dinding bundle seath cell terhadap CO2. Kebocoran pada bundle seath cell antara 24-33 %. Kebocoran ini mengurangi efisiensi penggunaan cahaya oleh tanaman C4, karena CO2 yang bocor atau keluar dari bundle seath cell kemungkinan akan hilang atau terfiksasi kembali oleh PEP karboksilase, hal ini meningkatkan energi yang diperlukan untuk kembali memfiksasi CO2.

Tanaman yang ditumbuhkan pada kosentrasi CO2 tinggi mengalami penurunan aktivitas PEPC seiring dengan terjadinya penurunan jumlah PEP pada mesofil daun, hal ini menyebabkan penurunan fotosintesis, sebab level CO2 di bundle sath cell menurun untuk aktivitas dengan rubisco. Dalam penelitian ini diperoleh data bahwa PEP pada tanaman yang ditumbuhkan pada kondisi kosentrasi CO2 tinggi lebih rendah 51% dibanding tanaman dalam kondisi normal. Namun demikian tidak terjadi perubahan pada kandungan N daun serta klorofil total pada tanaman

Tingkat kosentrasi CO2 yang tinggi juga meningkatkan carbon isotop discrimination pada tanaman C4. CO2 internal yang meningkat pada bundle seath cell dan penurunan akivitas PEP ternyata juga meningkatkan carbon isotop discrimination pada rubisco. Peningkatan hasil pada tanaman C3 pada kondisi elevated CO2 adalah 10 – 50 % sedangkan untuk tanaman C4 hanya 0-10 % dari kondisi normal.

Posisi daun juga memberikan pengaruh terhadap fotosintesis pada kosentrasi CO2 udara yang tinggi. Penelitian oleh Herick dan Thomas (1999) menunjukkan adanya perbedaan respon posisi daun diatas dan dibagian bawah kanopi (sun dan shade leaves) terhadap fotosintesis pada tanaman Liquidambar styraciflua L. Penelitian tersebut dilakukan pada bulan Juni dimana suhu maksimum rata-ratanya 27oC, suhu minimum rata-ratanya 16oC dan hujan 9,86 cm serta bulan Agustus dengan suhu maksimum rata-rata 31oC dan minimum rata-rata 19oC dan hujan hanya 3,26 cm dengan metode FACE menggunakan kosentrasi 200 μl l -1 dan 560 μl l -1.

Kandungan N per satuan berat kering daun tidak mengalami perbedaan baik pada daun bagian atas maupun bagian bawah. Peningkatan fotosintesis ternyata lebih tinggi pada daun bagian atas dibandingkan dengan bagian bawah kanopi dengan peningkatan CO2 daun bagian atas memiliki 68 % berat kering per unit area, 63% N dan 27% klorofil yang lebih banyak dibandingkan dengan daun bagian bawah. Laju asimilasi bersih pada daun bagian atas lebih tinggi daripada bagian bawah pada peningkatan CO2 pada bulan Juni. Respon ini diperkirakan dipengaruhi oleh aktivitas Rubisco. Perbedaan ini kemungkinan diakibatkan oleh jumlah N per unit luas daun pada daun bagian atas lebih besar dibandingkan dengan daun bagian bawah. Percobaan ini menunjukkan bahwa daun bagian atas lebih banyak mengambil CO2 dibandingkan dengan daun bagian bawah. Pada bulan Juni pengambilan CO2 pada daun bagian atas sebanyak 79 % dan daun bagian bawah 49 %.

Respirasi

Ada asumsi bahwa peningkatan CO2 di atmosfer akan menurunkan pengambilan O2 oleh tanaman, namun demikian sebuah penelitian dengan enam ratus kali pengukuran pada sembilan jenis tanaman yang dilakukan di Illinois terhadap peningkatan kosentrasi CO2 dalam jangka waktu yang panjang menunjukkan tidak adanya penurunan pengambilan O2 respirasi tanaman (Davey et al., 2004). Penurunan konduktansi stomata yang terjadi pada kosentrasi elevated CO2 hanya merupakan adaptasi sementara namun tidak terjadi dalam jangka panjang. Selain itu pada beberapa penelitian tidak terjadi perubahan pada karakteristik stomata. Respirasi tidak mengalami perubahan pada kosentrasi CO2 yang ditingkatkan hingga dua kali lipat dari kondisi normal.

Peningkatan CO2 di lingkungan juga dapat diiringi dengan peningkatan suhu sebagai efek berantai dari keberadaan gas rumah kaca tersebut. Sehingga asumsi mengenai peningkatan CO2 dapat memicu peningkatan hasil harus dikaji melalui penelitian dengan mempertimbangkan berbagai faktor lain yang berubah. Penelitian yang dilakukan oleh (Pilumwong et al., 2007) pada tanaman kacang tanah menunjukkan bahwa peningkatan kandungan CO2 lingkungan dapat meningkatkan hasil secara signifikan pada suhu 25/15oC, sedangkan hal tersebut tidak terjadi pada suhu yang lebih tingi yaitu 35/25oC.



Referensi:

Cheng ,W. D.A, Sims., Y, Luo., James., Colemann dan D.W, Johnshon. 2000.
Photosynthesis, respiration and net primary production of sunflower stands in ambient and elevated atmospheric CO2 concentration: an invariant NPP:GPP ratio?. Global Change Biology (6) : 931 - 941
Davey, P.A., S, Hunt., G.J, Hymus., E.H, Delucia., B.G, Drake., D.F, Karnosky dan S.P, Long. 2004. Respiratory oxygen uptake is not decreased by an instaneous elevation of CO2, but is increase with long-term growth in the field at elevated CO2. Plant Physiology (134) : 520 – 527
Herick, J.D dan R.B, Thomas. 1999. Effects of CO2 enrichment on the photosynthetic light response of sun and shade leaves of canopy sweetgum tree (Liquidambar styraciflua) in a forest ecosyntem. Tree Physiology (19) : 779 – 786
Leakey,A.D.B., M. Uribelarrea., E.A.A, Ainsworth., S.L, Naidu., A. Rogers., D.R, Ort and S.P, Long. 2006. Photosynthesis, productivity and yield of maize are not affected by open-air elevation of CO2 cocentration in the absence of drought. Plant Physiology (140) : 779 – 790
Pilumwong.J., C.Senthong., S.Srichuwong and K. T. Ingram. 2007. Effects of Temperature and Elevated CO2 on Shoot and Root Growth of Peanut (Arachis hypogaea L.) Grown in Controlled Environment Chambers. Science Asia 33 : 79-87.
Watling, J.R., M.C, Press dan W.P, Quick. 2000. Elevated CO2 induces biochemical and ultrastructural changes in leaves of the C4 cereal sorghum. Plant Physiology (123) : 1143-1152
Rating: 5 Reviewer: Info Petani - ItemReviewed: Respon Fisiologis Tanaman Terhadap Peningkatan CO2 - 9756people
Info Petani -
TEKNIK BUDIDAYA KELINCI
Usaha ternak kelinci lebih menguntungkan di banding usaha sapi atau domba. Putaran uang lebih cepat, sayangnya banyak peternak gagal karena kurang memperhatikan dasar-dasar utama pemeliharaan. Berikut ini adalah tips singkat untuk mewujudkan ternak kelinci sukses.
Pakan yang baik
Pakan utama kelinci adalah Rumput, Sayuran dan Bijian.

Rumput timothy adalah pakan terbaik kelinci. Timothy adalah sejenis rumput lapangan yang pada bagian atasnya terdapat bbppl-kelinci 05.jpg“ekor kucing”.

Kadar serat rumput timothy cukup baik sehingga tidak menimbulkan masalah pencernakan. Rumput jenis lain, termasuk jerami juga bisa, namun harus dalam kondisi layu, terutama pada musim hujan rumput harus dijemur hingga kering.

Takaran rumput perhari, sebesar badan kelinci. Diberikan pada sore hari.
Sayuran sangat perlu buat kelinci untuk mempermudah pencernakan dan mengurangi kadar serat berlebihan. Berikan 3-7 lembar perhari sayuran layu pada siang hari sebagai makanan siang. Sayuran yang baik adalah sosin/ceisim (sayuran untuk mie ayam) dan wortel. Sedangkan kangkung dan kubis usahakan tidak diberikan karena kadar airnya berlebihan dan mengakibatkan air kencing bau pesing .

Bijian, jagung muda, ketela pohon atau ubi jalar bisa diberikan pada malam hari di bbppl-kelinci 04.jpgatas jam 10 malam, atau bisa juga diberikan pada pagi siang hari. Pelet kelinci dengan kadar serat standar sangat baik sebagai makanan pagi karena mengandung bijian dan serat. Jika tidak bisa mendapatkan pelet kelinci maka bisa menggunakan pellet unggas dengan syarat hati-hati.
Pellet unggas memiliki komponen non-serat karena terbuat dari jagung dan remukan ikan/tulang. Karena itu dalam sehari tidak cukup hanya diberi pellet unggas, melainkan harus ada unsur serat dari rumput. Hati-hati menggunakan pellet unggas. Pellet kadaluwarsa bisa mengakibatkan diare. Sekiranya pellet unggas tidak cocok segera tarik dan ganti dengan jenis lain. Jangan asal membeli pellet murah daripada kelinci mati.

Seandainya pellet sulit, bisa diganti dengan bekatul/dedak. Pakan ini bisa dicampur dengan air, namun jangan sampai membusuk. Usahakan dalam waktu kurang dari tiga jam habis dan bersihkan. Di atas tiga jam bisa mengakibatkan kelinci diare.

Buah-buahan adalah pakan yang diperbolehkan namun hanya sedikit karena dalam buah terdapat kadar gula yang bisa mengakibatkan metabolisme perut kelinci tidak beres. Satu ekor kelinci tidak boleh lebih memakan lebih dari 1 kulit pisang dalam sehari.

Minuman. Orang bilang kelinci tidak butuh minum karena kadar air dalam rumput mencapai 70%. Ini adalah logika ngawur. Semua makhluk hidup tidak sekadar butuh air, tapi juga butuh minum.

Manusia juga tidak cukup makan sayur dan kuah. Air minum tetap wajib diberikan untuk menggerus pencernakan dan menghindari dehidrasi. Kebutuhan tiap hari cukup setengah gelas. Jauhkan air minum dari kotoran. Usahakan memakai botol khusus supaya tidak perlu mengganti setiap hari. Kelinci yang jarang minum akan stres dan pertumbuhannya tidak baik serta gampang mati ketika terserang penyakit.

Perut: Kelinci hewan berusus satu. Wajar jika disebut hewan “tidak beres pencernaan”. Saat perut sakit, kelinci tidak bisa muntah sehingga satu jalur pakanan (ususnya) terkena beban berat. Akibatnya, kembung, diare dan mencret menjadi problem utama kelinci.

Ciri-ciri kelinci sakit: mata sayu, lesu, tidak tertarik makan, dan tahinya cair, atau lengket berwarna coklat/hijau jelly. Kelinci sehat tahinya berwarna hitam kering. Solusi: tarik rumput, sayuran dan minuman ganti dengan pellet dan rumput kering timothy. Berikan juga daun papaya kering getah, pupus pohon pisang dan/atau daun bambu muda untuk menetralkan cairan dalam perut.

Kelinci mencret juga harus dipisah dari kelinci lain karena jika tahinya berceceran di rumput bisa dimakan kelinci lain dan menularkan penyakit dalam.

Penyakit scabies (penyakit kulit). Faktor utama adalah karena kandang jorok. Setiap hari kandang wajib dibersihkan, kotoran tidak boleh menumpuk, rumput sisa harus dibuang. Semprot vaksin minimal sebulan sekali. Kelinci scabies harus dikarantina supaya tidak menular ke kelinci lain.

Berikan perawatan yang terbaik dengan kadar gizi yang baik, seperti wortel untuk mempercepat pergantian kulit ari. Suntik dengan obat khusus hewan serta oleskan obat kulit salep (pinicilin) setiap hari.
Scabies butuh waktu penyembuhan antara 3-7 minggu, bahkan bisa lebih. Setelah sembuh (dengan ciri-ciri kembalinya bbppl-kelinci 06.jpgbulu sampai normal, kelinci boleh kembali ke kandang asal.

Kandang: ukuran kandang minimal 40×50 cm untuk ukuran kelinci rata-rata. Kandang kelinci jenis besar seperti Satin, Flam, New Zealand sebaiknya 50×70 atau lebih besar lagi. Kandang bisa terbuat dari bambu kuat (tidak berbubuk). Kandang besi dan kawat sangat baik karena penyakit tidak mudah menular.
Kandang jangan sampai berlubang sehingga tikus tidak bisa masuk. Kelinci sangat takut dengan tikus karena tikus sering menyerang anak-anak kelinci, bahkan memakan bayi kelinci. Selain aman dari tikus kandang juga tidak boleh kemasukan angin besar, terutama angin malam.

Kelinci butuh cahaya terang selama 17 jam sehari. Berikan lampu penerangan secukupnya di malam hari. Kebersihan kandang harus terjaga. Tempat pakan dicuci dan kering.

Perkawinan dan Kehamilan

Masa puber kelinci jantan umur 3 bulan dan bisa membuahi pada usia 5 bulan. Sedangkan masa puber kelinci betina pada usia 5 bulan dan bisa hamil pada usia 5,5 bulan ke atas.

Cara kawin. Bawa betina ke kandang jantan. Masukkan dan biarkan bercumbu. Biasanya pejantan akan menciumi bagian muka dan kelamin betina. Betina yang cenderung lari-lari biasanya mudah kawin bbppl-kelinci 02.jpgdibanding yang tengkurap tanpa gairah.

Tunggu sekitar 2-4 menit sampai betina nungging memberikan kelaminnya kepada pejantan. Dalam waktu sekitar 30-40 detik pejantan akan terkulai lepas. Satu menit kemudian ambil betina, istirahatkan dan berikan makan. Sepuluh hingga lima belas menit kemudian kembali betina ke kandang pejantan, ulang lagi hingga tiga kali. Jika pada ketiga kali betina tidak minat kawin lagi tidak masalah. Dua kali cukup.

Kawin sekali bisa melahirkan antara 2-4 ekor anak. Sedangkan jika kawin 2-3 kali biasanya mampu melahirkan 4-8, bahkan 10 anak, tergantung kondisi produktivitas sang betina.

Ciri-ciri kelinci jantan maupun betina hendak kawin bisa dilihat pada bagian kelaminnya. Jika merah, tanda sudah pingin kawin. Bisa juga dengan melihat tingkahnya, seperti pantatnya ngesot dip agar kandang, atau menggesek-gesek dagunya. Atau bisa juga melihat dengan memegang bagian pantat. Jika saat kelinci dipegang langsung nungging itulah tanda kepingin kawin.

Kelinci hamil sangat butuh perhatian. Sebagaimana manusia hamil, kelinci butuh pasokan gizi baik dan pakan stabil. Lapar dan kurang minum saat hamil membuat stres sang induk. Wortel setiap hari 1 batang cukup untuk memasok gizi. Masa hamil kelinci antara 29-33 hari.

Minggu pertama biasanya gelisah ketika janin tumbuh. Berikan perhatian pakan yang cukup dan belaian khusus untuk menghindari stres. Pada usia kehamilan 17 hari, kandungan mulai membesar. Sang induk semakin butuh banyak makan. Pagi, siang, sore dan malam harus tersedia makanan.

Memasuki usia kandungan 25 hari kelinci nampak gelisah karena menjelang kelahiran. Ciri-ciri hendak melahirkan adalah sang induk mengorek-ngorek kandang dengan kuku kaki depannya. Ini adalah karakteristik kelinci yang ingin menggali lubang di tanah. Sediakan kotak dan jerami kering supaya induk merasa ada jaminan tempat melahirkan.

Sebelum melahirkan biasanya kelinci mencabuti bulunya untuk tempat tidur sang anak. Kehamilan pertama dan kedua biasanya sang induk agak gugup, namun sebagian ada yang langsung tanggap. Jerami untuk induk baru sangat penting karena biasanya ia akan telat mencabuti bulunya. Kotak harus bersih, tidak basah dan jangan sampai muncul hewan kutu (atau uget-uget).

Saat hendak dan sesudah melahirkan jangan sering dilihat, kecuali oleh Anda yang sudah terbiasa merawat. Kelinci merasa ketakukan anaknya diganggu orang jika dilihat terus-menerus.

Berikan sayuran atau rumput serta minuman saat menjelang kelahiran sebab setelah melahirkan kelinci sangat capek, dehidrasi dan butuh makanan yang banyak. Telat memberi makanan saat kelahiran adalah penyiksaan.

Kenapa kelinci kanibal? Dua kemungkinan utama. 1) Stres karena pasokan pakan sehat sejak minggu pertama hingga minggu ke empat kurang terjamin sehingga dirinya merasa tersiksa dengan kehadiran anak-anaknya. 2) Takut terhadap bahaya seperti ancaman tikus, anjing, kucing dll.

Pasca kelahiran

Kelinci lahir hanya mengandalkan makan dari air susu induknya (ASI). Biasanya induk menyusui pada jam-jam tertentu bbppl-kelinci 03.jpgpada subuh atau malam hari. Anak kelinci wajib mendapat pasokan ASI hingga usia 35 hari. Di bawah itu anak tidak sehat dan gampang mati. Berdosa jika kita memisahkan anak kelinci dari induknya sebelum usia 35 hari.

Pemisahan anak dari induk minimal 35 hari. Dimulai sapih pada usia 32 hari dengan cara memisahkan pada siang hari dan mengembalikan pada sore hari. Jika belum hendak dijual atau alasan lain, anak kelinci bisa terus menyatu dengan induknya hingga umur 45 hari.

Anak kelinci akan belajar makan rumput pada umur 14 hari dan mulai banyak makan diusia 26 hari. Wortel atau ubi kayu sangat bagus diberikan pada umur 14 hari supaya gigi-gigi kelinci mulai tertata baik.

Perlu diketahui, kelinci memiliki pertumbuhan gigi yang terus menerus sehingga butuh menggerat untuk mencegah pertumbuhan. Berikan bata merah di kandang, terutama kandang pejantan yang gemar menggerat.
Sumber: http://kelinci.wordpress.com
Rating: 5 Reviewer: Info Petani - ItemReviewed: TEKNIK BUDIDAYA KELINCI - 9756people
Info Petani -
Bertanam Padi Sawah Tanpa Olah Tanah (TOT)

Sistem penanaman padi sawah biasanya didahului dengan pengolahan tanah secara sempurna, mulai pembajakan/ pencangkulan, pelumpuran dan persemaian. Cara ini banyak kelemahannya, diantaranya adalah pemborosan air, karena lebih dari sepertiga kebutuhan air hanya untuk pengolahan tanah dan pelumpuran. Disamping itu perlu tenaga kerja yang cukup tinggi, sehingga biaya meningkat.
Bertanam padi sawah tanpa olah tanah (TOT) merupakan alternatif teknologi terobosan baru . Dari beberapa percobaan dan penelitian yang dilakukan di tingkat petan,i ternyata tanah sawah tidak perlu diolah berat dan dilumpurkan, tetapi cukup dilakukan pengolahan sedikit/ minimal atau bahkan tanpa olah tanah sama sekali.
Pengertian Bertanam Padi Sawah Tanpa Olah Tanah.
Perbedaan mendasar penanaman padi TOT dengan pananaman padi biasa adalah pada persiapan lahan. Dalam sistem TOT ini tidak dilakukan pembajakan atau pencangkulan tanah. Sebagai gantinya dilakukan penyemprotan herbisida terhadap sisa tanaman padi (singgang) dan gulma yang tumbuh. Adapun cara bertanam lainnya tetap mengikuti pola tanam biasa.
Sebelum penyemprotan herbisida, lahan sawah diusahakan dalam keadaan kering. Herbisida disemprotkan ke singgang atau gulma yang tumbuh. Herbisida yang digunakan harus layak lingkungan, penyemprotannyapun harus tepat dosis dan tepat waktu. Setelah semuanya mati, sawah digenangi selama 5-7 hari dan tanaman mati tersebut dibiarkan di permukaan lahan sebagai mulsa. Bibit padi dari persemaian dapat langsung ditanam pada tanah tanpa olah yang sudah lunak karena telah dugenangi terlebih dahulu, dan dapat juga benih ditebarkan secara langsung (tabela) atau ditabur dalam alur yang sudah disediakan.
Cara Bertanam Tanpa Olah Tanah.
Persemaian.
Persemaian dilakukan di lahan yang sama atau berdekatan dengan lahan yang akan ditanami. Untuk 1 ha lahan sawah diperlukan benih 25-30 kg, dan 100 m2 bedengan persemaian. Pada lahan untuk persemaian ini dilakukan pembajakan atau pencangkulan 3 kali agar tanah berlumpur dan tidak terdapat bongkahan. Untuk penanaman dengan cara TABELA (tabur benih langsung) tidak diperlukan persemaian.
Persiapan Lahan.
Buanglah air sawah dari petakan sawah, biarkan selama 2-3 minggu. Persiapan lahan ini dimulai bersamaan dengan pembuatan persemaian.
Lakukan penyemprotan herbisida pasca tumbuh seperti merk Polaris dengan dosis 5 l/ha, merk Spark dosis 8-10 l/ha, Bimastar dosis 5-7 l/ha atau merk lainnya. Selesai penyemprotan, biarkan 5-7 hari agar herbisida bereaksi mematikan dan menghancurkan sisa tanaman dan membunuh gulma. Kemudian masukkan air ke petakan sawah dengan kedalaman air ≤ 5 cm, lakukan perendaman selama 5 - 7 hari atau lebih sehingga tanah lunak dan bisa ditanami. Tiga hari sebelum perendaman berakhir, semprot dengan herbisida pra tumbuh misalnya Ronstar dengan dosis 5 l/ha. Selesai perendaman, maka kondisi tanah sudah macak-macak dan siap ditanami dengan bibit hasil semaian. Singgang atau gulma yang telah mati dapat direbahkan, dibabat atau dibenamkan dalam tanah.
Penanaman: Penanaman dapat dilakukan dengan tabur benih langsung (TABELA) atau dengan sistem tanam pindah (transplanting).
Penanaman dengan sistem pindah/transplanting.
Bibit biasanya dipindah saat berumur 18-25 hari, umumnya 21 hari.
Ciri-ciri bibit yang siap dipindah adalah: berdaun 5-6 helai, tinggi sekitar 22-25 cm, batang bawah besar dan keras, bebas hama dan penyakit dan pertumbuhannya seragam.
Cara penanaman.
Bila tanah masih keras, gunakan tugal untuk membuat lubang tanam. Tanam bibit dalam posisi tegak, 2-3 bibit per lubang, dengan kedalaman 2 cm dengan jarak tanam 20 cm x20 cm hingga 25 cm x 25 cm
Penanaman dengan Tabur benih Langsung.
Penanaman dapat dengan tugal (sistem gogo rancah) atau langsung ditebar dalam alur. Untuk penanaman dengan tugal, mulsa tidak perlu dibenamkan sedangkan untuk tebar langsung mulsa singgang dan gulma diratakan terlebih dahulu.
Pemeliharaan.
Pemeliharaan tanaman padi meliputi penyulaman (1-2 minggu setelah tanam), penyiangan (pada umur 15,35 dan 55 hari setelah tanam), pemupukan sesuai anjuran setempat (2-3 kali selama musim tanam), pemasukan air (saat awal tanam, saat pembentukan anakan, saat tanaman bunting, saat pembungaan), pengeluaran air (saat sebelum tanaman bunting, awal pembungaan, dan awal pemasakan biji, serta pengendalian hama dan penyakit secara terpadu (seperti hama antara lain walang sangit, ganjur, penggerek padi, wereng, tikus dan burung serta penyakit a.l bawar daun, bercak cokelat, blast, tungro, kerdil hampa, dan kerdil rumput).
Oleh: ERWIN, SP Dalam Sri Wijiastuti BERTANAM PADI SAWAH TANPA OLAH (edisi revisi), Oleh Prof.Dr. Muhajir Utomo dan Ir. Nazaruddin. 2003.
Rating: 5 Reviewer: Info Petani - ItemReviewed: Bertanam Padi Sawah Tanpa Olah Tanah (TOT) - 9756people
Info Petani -
728x90 , banner , kackdir , space iklan space banner
 
5 Info Petani © 2012 Design Themes By Blog Davit