728x90 , banner , kackdir , space iklan space banner
728x90 , banner , kackdir , space iklan space banner
 
TANAMAN KONSERVASI
Tanaman konservasi-Tanah Vegetasi sampai sekarang masih dianggap sebagai cara konservasi tanah yang paling jitu dalam mengontrol erosi tanah seperti yang diyakini sejumlah ahli konservasi bahwa “a bag offertilizer is more effective than a bag of cement” (Hudson, 1989). Erosi yang terjadi akan berbeda pada setiap penggunaan tanah, variasi ini tergantung pada pengelolaan tanaman. Contoh sederhana seperti yang dikemukakan Hudson (1957) cit. Hudson (1980), kehilangan tanah dari 2 plot percobaan yang ditanami
jagung, plot yang pengelolaannya tanamannya buruk kehilangan tanahnya 15 kali lebih besar dari plot yang pengelolaan tanahnya baik. Secara alamiah, tanaman rumput cenderung melindungi tanah, dan tanaman dalam barisan memberikan perlindungan lebih kecil, tetapi pendapat umum ini berobah oleh pengelolaan. Pengelolaan tanaman akan sangat menentukan besar kecilnya erosi. Tanaman konservasi-Penelitian menunjukkan bahwa pertanaman jagung yang dikelola dengan baik akan bertumbuh baik dan dapat menekan laju erosi dibanding padang rumput yang pengelolaannya buruk. Secara singkat dikatakan oleh Hudson bahwa erosi tidak tergantung pada tanaman apa yang tumbuh, tetapi bagaimana tanaman itu tumbuh.Tanaman konservasi
     Tanaman konservasi-Pengaruh tanaman dan pengelolaannya terhadap erosi tidak dapat dievaluasi secara terpisah karena pengaruhnya lebih ditentukan apabila keduanya dikombinasikan. Tanaman yang sama dapat ditanam secara terus menerus atau dapat juga digilir atau tumpang sari dengan tanam an lain. Tanaman konservasi-Pergiliran tanaman dengan menggilirkan antara tanaman pangan dan tanaman penutup tanah/pupuk hijau adalah salah satu cara penting dalarn konservasi tanah. Pergiliran tanaman mempengaruhi lamanya pergantian penutupan tanah oleh tajuk tanaman. Selain berfungsi sebagai pencegahan erosi, pergiliran tanaman memberikan keuntungan keuntungan lain seperti 1. Pemberantasan hama penyakit, menekan populasi hama dan penyakit karena memutuskan si klus hidup hama dan penyakit atau mengurangi sumber makanan dan tempat hidupnya 2. Pemberantasan gulma, penanaman satujenis tanaman tertentu terus menerus akan meningkatkan pertumbuhan jenis jenis gulma tertentu 3.
    Tanaman konservasi-Mempertahankan dan memperbaiki sifat sifiatfisik dan kesuburan tanah, jika sisa tanaman pergiliran dijadikan mulsa atau dibenamkan dalam tanah akan mempertinggi kemampuan tanah menahan dan menyerap air, mempertinggi stabilitas agregat dan kapasitas infiltrasi tanah dan tanaman tersebut adalah tanaman leguminosa akan menambah kandungan nitrogen tanah, dan akan memelihara keseimbangan unsur hara karena absorpsi unsur dari kedalaman yang berbeda. Ciri alam penting di daerah tropis seperti Indonesia adalah adanya intensitas penyinaran dan curah hujan yang tinggi dan hampir merata sepanjang tahun. Faktor geologi dan dibentuk oleh kondisi tersebut dan menghasilkan suatu proses yang cepat dari pembentukan tanah baik dari pelapukan serasah maupun baban induk. Sebagai hasil dari proses tersebut, sebagian besar hara tanah tersimpan dalam biomassa vegetasi, dan hanya sedikit yang tersimpan dalam lapisan olah tanah. Hal yang berbeda dengan kondisi di daerah iklim sedang dimana proses pertumbuhan vegetasi lambat dan sebagian besar hara tersimpan dalam lapisan olah tanah. Oleh karena itu pengangkutan vegetasi ataupun sisa panen tanaman keluar lahan pertanian akan membuat tanah mengalami proses pemiskinan. Tanaman konservasi
   Tanaman konservasi- Sisa-sisa panen tanaman dapat ditebar ke permukaan tanah, dicampurkan dekat permukaan tanah, atau dibajak dan dibenamkan dan dapat berfungi sebagai mulsa atau sebagai pupuk or ganik. Efektivitas pengelolaan sisa sisa tanaman ini dalam mengontrol erosi akan tergantung pada banyaknya sisa tanaman yang tersedia. Pemanfaatan sisa sisa panen sebagai sebagai pupuk juga telah dilakukan sebagian petani di beberapa daerah sejak jaman dulu. Sisa sisa panen yang dibiarkan atau ditinggalkan di lahan pertanian mempunyai banyak fungsi dalam menunjang usaha tani, diantaranya adalah sebagai mulsa yang dapat menghindarkan pengrusakan permukaan tanah oleh energi hujan, mempertahankan kelembaban tanah mengurangi penguapan, sisa panen lambat laun akan terdekomposisi terjadi mineralisasi yaitu perubahan bentuk organik menjadi anorganik sehingga unsur hara yang dilepaskan akan menjadi tersedia untuk tanaman. Disamping itu asam asam organik yang dihasilkan dapat berfungsi sebagai bahan pembenah tanah atau soil conditioner.
    Praktek pertanian dengan berbagai jenis pupuk buatan pabrik semakin intensif digunakan sehingga mulai muncul kekuatiran kehabisan bahan baku pembuat pupuk, mulai mahal dan langkanya ketersediaan pupuk buatan, serta kekuatiran pencemaran tanah dan perairan oleh residu pupuk buatan, membuat sebagian orang kembali tertarik untuk melakukan praktek organic farming yang meminimalkan penggunaan bahan kimia dalam usahatani, dengan menggunakan bahan alami seperti pupuk hijau. Praktek yang dulu telah dilakukan petani walaupun tanpa disadarinya berfungsi untuk konservasi tanah, saat ini dilakukan lagi dengan kesadaran sebagai pelestarian sumber daya alam. Saat ini pemanfaatan sisa sisa panen, pupuk hijau, maupun limbah pengolahan produk pertanian (seperti limbah pabrik gula ) mulai diminati sebagai teknologi dalam usahatani yang ramah lingkungan dan merupakan appropriate inputfor sustainable agriculture (AISA) yaitu suatu sistern pertanian berkelanjutan dengan input yang sesuai agar meningkatkan pendapatan petani dari usahataninya dan menjamin kelestariaii ,sumberdaya alam. Dalam konsep ini lebih ditekankan pada memaksimalkan daur ulang dan meminimalkan kerusakan lingkungan. Dengan mengaplikasikan sisa sisa. panen ataupun bahan organik lainnya ke lahan pertanian maka akan memecahkan 2 masalah yaitu pengadaan pupuk organik dan masalah tempat pembuangan (berhubungan dengan pencemaran lingkungan). Dari bahasan diatas dapat dikatakan bahwa usaha untuk melestarikan sumberdaya alam sebenamya telah ada sejak dulu walaupun yang melakukannya tidak menyadarinya. Yang perlu dilakukan sekarang oleh adalah memberikan pemahaman bagi masyarakat petani akan manfaat usahatani konservasi.Tanaman konservasi
Rating: 5 Reviewer: Info Petani - ItemReviewed: TANAMAN KONSERVASI - 9756people
Info Petani -
PERTANIAN KONSERVASI
Pada dasarnya usahatani konservasi merupakan suatu paket teknologi usahatani yang bertujuan meningkatkan produksi dan pendapatan petani, serta melestarikan sumberdaya tanah dan air pada DAS DAS kritis (Saragih, 1996). Akan tetapi penyerapan teknologi tersebut masih relatif lambat disebabkan antara. lain : 1. Besarnya modal yang diperlukan untuk penerapannya (khususnya untuk investasi bangunan konservasi) 2. Kurangnya tenaga penyuluh untuk mengkomunikasikan teknologi tersebut kepada petani 3. Masih lemahnya kemampuan pernahaman petani untuk menerapkan teknologi usahatani konservasi sesuai yang diintroduksikan. 4. Keragaman komoditas yang diusahakan di DAS DAS kritis 5. Terbatasnya
sarana/prasarana pendukung penerapan teknologi usaha tani konservasi. Hal hal tersebut diatas menunjukkan bahwa teknologi usahatani konservasi yang ada sekarang ini masih belum memadai sehingga perlu dicari teknologi yang lebih sesuai melalui kegiatan : 1. Penelitian komponen komponen teknologi yang dapat mendukung paket teknologi usa¬ha tatani konservasi 2. Penelitian pengembangan teknologi yang sudah ada guna memodifikasi teknologi tersebut sesuai dengan kondisi agrofisik dan sosial ekonomi wilayah setempat. Tehnik konservasi tanah seperti pembuatan kontur, teras, penanaman dalam strip, tanaman penutup tanah, pemilihan pergiliran tanah yang cocok, penggunaan pupuk yang teratur dan drainase dalam literatur sering dijabarkan sebagai tehnik yang melindungi atau memperbaiki tanah pertanian secara keseluruhan, akan tetapi perlu ditekankan bahwa tehnik tehnik dapat efektif apabila penggunaan lahannya sudah cocok. Tidak ada agroteknologi yang memungkinkan tanaman dapat tumbuh dengan baik dan tidak ada tehnik konservasi yang mencegah erosi kalau kondisi tanahnya tidak cocok untuk pertanian (Sinukaban, 1989. Dalam tulisan ini dibabas beberapa agroteknologi dapat diterapkan petani di lahan pertaniannya. Beberapa diantaranya merupakan traditional wisdom, atau kearifan lokal.
 Pengolahan Tanah Konservasi
Pengolahan tanah merupakan kebudayaan yang tertua dalam pertanian dan tetap diperlukan dalam pertanian modern. Pengolahan tanah bagaimana yang tepat untuk kelestarian sumberdaya tanah? Arsjad (2000), mendefinisikan pengolahan tanah sebagai setiap manipulasi mekanik terhadap tanah yang diperlukan untuk menciptakan keadaan tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman. Tujuan pengolahan tanah adalah untuk menyiapkan tempat pesemaian, tempat bertanam, menciptakan daerah perakaran yang baik, membenarnkan sisa tanaman, dan membrantas gulma. Soepardi (1979), mengatakan mengolah tanah adalah untuk menciptak sifat olah yang baik, dan sifat ini mencerminkan keadaan fisik tanah yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman. Cara pengolahan tanah sangat mempengaruhi struktur tanah alami yang baiki yang terbentuk karena penetrasi akar atau fauna tauna, apabila pengolahan tanah terIalu intensif maka struktur tanah akan rusak. Kebiasaan petani yang mengolah tanah secara berle¬bihan dimana tanah diolah sampai bersih pennukaannya merupakan salah satu contoh pengolahan yang keliru karena kondisi seperti ini mengakibatkan surface sealing yaitu butir tanah terdispersi oleh butir hujan , menyumbat pori pori tanah sehingga terbentuk surface crusting.
Untuk mengatasi pengaruh buruk peng olahan tanah, maka dianjurkan beberapa cara pengolahan tanah konservasi yang dapat memperkecil terjadinya erosi. Cara yang dimaksud adalah: 1. Tanpa olah tanah (TOT), tanah yang akan ditanami tidak diolah dan sisa sisa tanaman sebelumnva dibiarkan tersebar di permukaan, yang akan melindungi tanah dari ancaman erosi selama masa yang sangat rawan yaitu pada saat pertumbuhan awal tanaman. Penanaman dilakukan dengan tugal. Gulma diberantas dengan menggunakan herbisida, 2. Pengolahan tanah minimal, tidak semua permukaan tanah diolah, hanya barisan tanaman saja yang diolah dan sebagian sisa sisa tanaman dibiarkan pada permukaan tanah 3. Pengolahan tanah menurut kontur, pengolahan tanah dilakukan memotong lereng sehingga terbentuk jalur jalur tumpukan tanah dan alur yang menurut kontur atau melintang lereng. Pengolahan tanah menurut kontur akan lebih efektif jika diikuti dengan penanarnan menurut kontur juga yang memungkinkan penyerapan air dan menghindarkan pengangkutan tanah. Sebagian dari praktek pengolahan tanah seperti ini sebenarnya sudah ada sejak dulu dan telah dilakukan oleh petani di beberapa daerah di Indonesia. Petani mungkin menganggapnya sebagai tradisi nenek moyangnya yang perlu dipertahankan. Walaupun saat itu belum ada penyuluh pertanian ataupun literatur tentang konservasi tanah, tetapi para petani telah menerapkan cara bertani yang berasaskan konservasi tanah. Mengolah tanah secara konservasi telah dilakukan oleh orang jaman dulu dengan tujuan untuk mendapatkan hasil dari usahataninya guna memenuhi kebutuhan hidup jangka pendek, dan mungkin belum terpikirkan oleh mereka untuk melestarikan sumber daya tanah.
Rating: 5 Reviewer: Info Petani - ItemReviewed: PERTANIAN KONSERVASI - 9756people
Info Petani -
KONSERVASI TANAH AIR
Konservasi tanah diartikan sebagai penempatan setiap bidang tanah pada cara penggunaan yang sesuai dengan kemampuan tanah tersebut dan memperlakukannya sesuai dengan syarat syarat yang diperlukan agar tidak terjadi kerusakan tanah (Arsjad, 2000).  Dikatakan selanjutnya bahwa konservasi tanah tidaklah berarti penundaan atau pelarangan pengunaan tanah, tetapi menyesuaikan jenis penggunaannya dengan kemampuan tanah dan memberikan pelakuan sesuai dengan syarat syarat yang diperlukan , konservasi agar tanah dapat berfungsi secara lestari. Konservasi tanah berhubungan erat dengan konservasi air. Setiap perlakuan konservasi yang diberikan
pada sebidang tanah akan mempengaruhi tata air, dan usaha untuk mengkonservasi tanah juga merupakan konservasi air. Salah satu tujuan konservasi tanah adalah meminimumkan erosi pada suatu lahan. Laju erosi yang masih lebih besar dari erosi yang dapat ditoleransikan merupakan masalah yang bila tidak ditanggulangi akan menjebak petani kembali ke dalam siklus yang saling memiskinkan. Tindakan konservasi tanah merupakan cara untuk melestarikan sumberdaya alam.
Rating: 5 Reviewer: Info Petani - ItemReviewed: KONSERVASI TANAH AIR - 9756people
Info Petani -
PERTANIAN DAN PERUBAHAN ALAM
Apabila pentumbuhan jumlah penduduk dunia, industrialisasi, pencemaran lingkungan, produksi bahan pangan, dan pengurasan bahan bahan mentah alamiah yang saat ini sedang berlangsung diteruskan tanpa perubahan, maka batas batas pertumbuhan absolut di bumi akan tercapai seratus tahun lagi (Dennis Meadow). Mencermati pernyataan di atas, timbul pertanyaan sudah sejauh manakah kita mengeksploitasi alam ini? Apakah selama ini manusia hanya memanfaatkan alam demi keperluannya tanpa menghiraukan akibat akibatnya bila tidalk ada usaha untuk memeliharanya? dan apakah ada usaba penghuni bumi ini untuk melestarikan sumberdays alam? Manusia tetap bisa menggunakan alam untuk tujuannya dengan cara menjadi bagian dari alam dengan cara menjadi bagian dari alam dengan seakan-akan memasuki proses proses itu sendiri. Rasa memiliki sumberdaya alam di planet bumi ini dapat dilakukan dengan cara melakukan pengelolaan sumberdaya alam secara tepat dan lestari, demi terwujudnya pembangunan berkelanjutan.
Belum dipahaminya secara baik hubungan struktur antara masalah¬masalah degradasi tanah dengan bentuk bentuk institusi, norma, kaidah dan tata nilai sosial yang bersifat spesifik lokasi telah menyebabkan berbagai kekeliruan dalam alokasi sumberdaya alam  sehingga terjadi berbagai inefisiensi dan kurang efektifnya upaya upaya konservasi sumberdaya alam. Pertumbuhan penduduk Indonesia yang relatif besar menyebabkan kebutuhan akan lahan baik kuantitas maupun kwalitas akan semakin besar, sehingga dibeberapa daerah yang penduduknya padat, tekanan terhadap tanah sangat besar. Apabila pertambahan penduduk dan peningkatan kebutuhan lahan tidak diimbangi dengan pemanfaatan yang baik dan benar menurut kaidah konservasi tanah dan air, maka  keadaan itu akan mengancam kehidupan  manusia dimasa yang akan datang, dan tujuan untuk pembangunan berkelanjutan semakin jauh dari jangkauan. Dalam melaksanakan pembangunan, sumber sumber daya alam Indonesia harus digunakan secara rasional. Hal ini merupakan penjabaran dari UUD 1945 pasal 33.  Sumber daya alam harus diolah tanpa merusak lingkungan dan pengolahan sumberdaya alam harus dalam kerangka kebijakan pembangunan nasional secara menyeluruh dan mempertimbangkan kebutuhan generasi mendatang.
Untuk mencapai pembangunan pertanian berkelanjutan, maka  dalam memilih teknologi konservasi tanah dan air untuk diterapkan oleh petani di lahan pertaniannya, perlu diperhatikan beberapa hal yaitu teknologinya harus sesuai untuk petani, dapat diterima dan dikembangkan sesuai sumberdaya (pengetahuan) lokal. Kegagalan penerapan teknologi konservasi tanah selama ini karena pembuat kebijakan bertindak hanya berdasarkan pikiran sendiri tanpa memahami keinginan ataupun kemampuan petani. Dengan kata lain dalam pembangunan pertanian berkelanjutan perlu ada bottom up planning. Pemilihan teknologi dengan melibatkan pendapat petani adalah salah satu cara untuk mencapai pertanian berkelanjutan.
Rating: 5 Reviewer: Info Petani - ItemReviewed: PERTANIAN DAN PERUBAHAN ALAM - 9756people
Info Petani -
KEBUDAYAAN TORAJA
Kebudayaan Suku Toraja adalah suku yang menetap di pegunungan bagian utara Sulawesi Selatan, Indonesia. Populasinya diperkirakan sekitar 600.000 jiwa. Mereka juga menetap di sebagian dataran Luwu dan Sulawesi Barat.

Nama Toraja mulanya diberikan oleh suku Bugis Sidenreng dan dari Luwu. Orang Sidenreng menamakan penduduk daerah ini dengan sebutan To Riaja yang mengandung arti "Orang yang berdiam di negeri atas atau pegunungan", sedang orang Luwu menyebutnya To Riajang yang artinya adalah "orang yang berdiam di sebelah barat". Ada juga versi lain bahwa kata Toraya asal To = Tau (orang), Raya = dari kata Maraya (besar), artinya orang orang besar, bangsawan. Lama-kelamaan penyebutan tersebut menjadi Toraja, dan kata Tana berarti negeri, sehingga tempat pemukiman suku Toraja dikenal kemudian dengan Tana Toraja.



Wilayah Tana Toraja juga digelar Tondok Lilina Lapongan Bulan Tana Matari allo arti harfiahnya adalah "Negeri yang bulat seperti bulan dan matahari". Wilayah ini dihuni oleh etnis Toraja.

Kebudayaan Suku Toraja

Asal masyarakat Tana Toraja.

Konon, leluhur orang Toraja adalah manusia yang berasal dari nirwana, mitos yang tetap melegenda turun temurun hingga kini secara lisan dikalangan masyarakat Toraja ini menceritakan bahwa nenek moyang masyarakat Toraja yang pertama menggunakan "tangga dari langit" untuk turun dari nirwana, yang kemudian berfungsi sebagai media komunikasi dengan Puang Matua (Tuhan Yang Maha Kuasa).

Lain lagi versi dari DR. C. Cyrut seorang anthtropolog, dalam penelitiannya menuturkan bahwa masyarakat Tana Toraja merupakan hasil dari proses akulturasi antara penduduk local atau pribumi yang mendiami daratan Sulawesi Selatan dengan pendatang imigran dari Teluk Tongkin-Yunnan, daratan China Selatan. Proses pembauran antara kedua masyarakat tersebut, berawal dari berlabuhnya Imigran Indo China dengan jumlah yang cukup banyak di sekitar hulu sungai yang diperkirakan lokasinya di daerah Enrekang, kemudian para imigran ini, membangun pemukimannya di daerah tersebut.

Kebudayaan Suku Toraja

Sejarah Aluk

Konon manusia yang turun ke bumi, telah dibekali dengan aturan keagamaan yang disebut aluk. Aluk merupakan aturan keagamaan yang menjadi sumber dari budaya dan pandangan hidup leluhur suku Toraja yang mengandung nilai-nilai religius yang mengarahkan pola-pola tingkah laku hidup dan ritual suku Toraja untuk mengabdi kepada Puang Matua.


Cerita tentang perkembangan dan penyebaran Aluk terjadi dalam lima tahap, yakni:

Tipamulanna Aluk ditampa dao langi' yakni permulaan penciptaan Aluk diatas langit, Mendemme' di kapadanganna yakni Aluk diturunkan kebumi oleh Puang Buru Langi' dirura.

Kedua tahapan ini lebih merupakan mitos. Dalam penelitian pada hakekatnya aluk merupakan budaya/aturan hidup yang dibawa kaum imigran dari dataran Indo China pada sekitar 3000 tahun sampai 500 tahun sebelum masehi.

Kebudayaan Suku Toraja

Kambira – Kuburan Bayi

Seseorang bayi yang belum tumbuh gigi apabila meninggal dunia akan dikuburkan ke dalam sebatang pohon kayu yang hidup dari jenis pohon kayu Tarra. Kayu yang digunakan dilokasi ini telah berumur sekitar ± 300 tahun yang lalu. Proses pelaksanaan pekuburan sejenis ini mengenal tahap-tahap sebagai berikut: Bayi yang meninggal dibalut dengan kain putih yang pernah dipakai dalam posisi dalam keadaan dipangku.Kemudian keluarga memberi tanda pada pohon kayu yang hendak digunakan sebagai kuburan (matanda kayu).Membuat lubang dengan ketentuan tidak boleh berhadapan dengan rumah kediamannya.Mempersiapkan penutup kubur dari bahan pelepah enau. Membuat tana (pasak) karurung dari ijuk sesuai tingkatan strata sosialnya.12 tana karurung bagi tingkatan bangsawan. 8 tana karurung bagi tingkatan menengah. 6 tana karurung bagi tingkatan bawah. Makadende yaitu membuat tali ijuk sebelum jenasah dibawa ke kuburan, seekor babi jantan hitam dipotong atau disembelih di halaman rumah duka, kemudian dibawa ke kuburan dengan diusung. Setibanya di kuburan babi/daging tersebut dimasak dalam bambu/dipiong, tanpa diberi garam atau bumbu lainnya setelah semua itu siap mayat dibawah ke kuburan dengan syarat sebagai berikut: Dibawa dalam posisi dipangku. Pengantar mayat baik laki-laki maupun perempuan harus berselubung kain.


Dilarang berbicara, menoleh ke kiri atau ke kanan maupun ke belakang. Setibanya jenasah di pekuburan penjemput jenasah turun dari tangga lalu mengambil, mengangkat, dan memasukkan jenasah ke dalam lubang kayu dalam posisi berlutut menghadap keluar. Kemudian kubur itu ditutup dengan kulimbang di tanah dipasak sesuai dengan statusnya dan sesudah ini dilapisi dengan ijuk dan diikat dengan kadende (tali ijuk).Sepanjang kegiatan tersebut di atas, seluruh orang yang hadir dilarang berbicara, nanti setelah mataletek pa piong (membelah bambu berisi daging yang sudah masak) berarti orang sudah boleh berbicara dan orang yang berada diatas tangga sudah boleh turun.

Kebudayaan Suku Toraja

Makale, Ibu kota Tana Toraja.

Pada asal mulanya Makale berasal dari kata Makale menurut kata orang, penduduk yang hidup di Makale senantiasa bangun pada waktu matahari belum terbit (Makale) oleh karena leluhur mereka mempercayai bahwa orang yang bangun mendahului matahari terbit (Makale) selalu mendapat keberuntungan atau rezeki. Tetapi karena perubahan ucapan kata maka Makale. Makale adalah pusat pemerintahan dan juga terkenal sebagai kota tenang dan damai. Di tengah-tengah kota Makale terdapat sebuah kolam yang airnya jernih dan penuh berisi dengan bermacam jenis ikan. Kolamnya di sebut kolam Makale.

Bukit-bukit yang terjal dari kota dimahkotai oleh puncak menara gereja, sembari kaki lembah didominasi oleh bangunan pemerintah yang baru. Banyak di antaranya mengambil tipe bangunan rumah tradisional Toraja arsitektur yang penuh dengan ukiran dan atap yang melengkung. Kota merupakan daerah yang tepat menghubungkan dengan daerah Toraja barat, sekitar Londa, Suaya dan Sangalla. Pada saat pasar kota ini merupakan pusat aktivitas karena rakyat dari jauh datang dengan hasil produksinya berupa binatang, kerajinan tangan tikar, keranjang dan kerajinan buatan lokal.

Kebudayaan Suku Toraja

Nilai Tradisi Vs Prinsip Alkitab

Suku Toraja masih terikat oleh adat istiadat dan kepercayaan nenek moyang. Kepercayaan asli masyarakat Tana Toraja yang disebut Aluk Todolo, kesadaran bahwa manusia hidup di Bumi ini hanya untuk sementara, begitu kuat. Prinsipnya, selama tidak ada orang yang bisa menahan Matahari terbenam di ufuk barat, kematian pun tak mungkin bisa ditunda.

Sesuai mitos yang hidup di kalangan pemeluk kepercayaan Aluk Todolo, seseorang yang telah meninggal dunia pada akhirnya akan menuju ke suatu tempat yang disebut puyo; dunia arwah, tempat berkumpulnya semua roh. Letaknya di bagian selatan tempat tinggal manusia. Hanya saja tidak setiap arwah atau roh orang yang meninggal itu dengan sendirinya bisa langsung masuk ke puyo. Untuk sampai ke sana perlu didahului upacara penguburan sesuai status sosial semasa ia hidup. Jika tidak diupacarakan atau upacara yang dilangsungkan tidak sempurna sesuai aluk, yang bersangkutan tidak dapat mencapai puyo. Jiwanya akan tersesat.

"Agar jiwa orang yang ’bepergian’ itu tidak tersesat, tetapi sampai ke tujuan, upacara yang dilakukan harus sesuai aluk dan mengingat pamali. Ini yang disebut sangka’ atau darma, yakni mengikuti aturan yang sebenarnya. Kalau ada yang salah atau biasa dikatakan salah aluk (tomma’ liong-liong), jiwa orang yang ’bepergian’ itu akan tersendat menuju siruga (surga)," kata Tato’ Denna’, salah satu tokoh adat setempat, yang dalam stratifikasi penganut kepercayaan Aluk Todolo mendapat sebutan Ne’ Sando.

Selama orang yang meninggal dunia itu belum diupacarakan, ia akan menjadi arwah dalam wujud setengah dewa. Roh yang merupakan penjelmaan dari jiwa manusia yang telah meninggal dunia ini mereka sebut tomebali puang. Sambil menunggu korban persembahan untuknya dari keluarga dan kerabatnya lewat upacara pemakaman, arwah tadi dipercaya tetap akan memperhatikan dari dekat kehidupan keturunannya.

Oleh karena itu, upacara kematian menjadi penting dan semua aluk yang berkaitan dengan kematian sedapat mungkin harus dijalankan sesuai ketentuan. Sebelum menetapkan kapan dan di mana jenazah dimakamkan, pihak keluarga harus berkumpul semua, hewan korban pun harus disiapkan sesuai ketentuan. Pelaksanaannya pun harus dilangsungkan sebaik mungkin agar kegiatan tersebut dapat diterima sebagai upacara persembahan bagi tomebali puang mereka agar bisa mencapai puyo alias surga

Kebudayaan Suku Toraja

Bisa dimaklumi bila dalam setiap upacara kematian di Tana Toraja pihak keluarga dan kerabat almarhum berusaha untuk memberikan yang terbaik. Caranya adalah dengan membekali jiwa yang akan bepergian itu dengan pemotongan hewan-biasanya berupa kerbau dan babi sebanyak mungkin. Sesuai status sosial atau kedudukan orang yang meninggal.Semakin tinggi status social orang tersebut, maka kerbau belang atau babi yang dipotong semakin banyak. Harga kerbau mulai dari 40 juta rupiah sampai 100 juta rupiah. Seseorang meninggal akan dibuat upacara adat setelah menunggu dua sampai tiga tahun sampai terkumpulnya biaya upacara kematian. Para penganut kepercayaan Aluk Todolo percaya bahwa roh binatang yang ikut dikorbankan dalam upacara kematian tersebut akan mengikuti arwah orang yang meninggal dunia tadi menuju ke puyo. Sehingga biaya untuk pemakaman lebih mahal dari pada biaya pernikahan di Tana Toraja, Sulawesi Selatan.

Kebudayaan Suku Toraja

Kepercayaan pada Aluk Todolo pada hakikatnya berintikan pada dua hal, yaitu padangan terhadap kosmos dan kesetiaan pada leluhur nenek moyang. Masing-masing memiliki fungsi dan pengaturannya dalam kehidupan bermasyarakat. Jika terjadi kesalahan dalam pelaksanaannya, sebutlah seperti dalam hal "mengurus dan merawat" arwah para leluhur, bencana pun tak dapat dihindari.

Kebudayaan Suku Toraja

Berbagai bentuk tradisi yang dilakukan secara turun-temurun oleh para penganut kepercayaan Aluk Todolo-termasuk ritus upacara kematian adat Tana Toraja yang sangat dikenal luas itu-kini pun masih bisa disaksikan. Meski terjadi perubahan di sana-sini, kebiasaan itu kini tak hanya dijalankan oleh para pemeluk Aluk Todolo, masyarakat Tana Toraja yang sudah beragama Kristen dan Katolik pun umumnya masih melaksanakannya. Sehingga menjadi suatu tugas para hamba Tuhan untuk memberitakan injil yang sesuai dengan budaya setempat yang tidak bertentangan dengan prinsip Alkitab. Bagi anak Tuhan di Tana Toraja terjadi suatu dilema dalam memilih nilai tradisi atau prinsip Firman Tuhan. Bila terjadi perbedaan prinsip budaya lokal dan Firman Tuhan maka Firman Tuhan harus menjadi prioritas diatas budaya atau adat istiadat. Karena Tuhan adalah diatas semua pencipta kehidupan. Karena Tuhan Yesus melampaui Hukum Taurat dan Tradisi Yahudi pada jaman perjanjian baru.


Bagaimana iman Kristen menyoroti budaya? Bagaimana kita melihat budaya?

Budaya harus kita tempatkan pada proporsi yang pas, dan ukurannya adalah Alkitab, tidak ada yang lain. Ketika Tuhan menciptakan manusia untuk beranak-cucu di muka bumi, Tuhan juga memerintahkan manusia untuk mengasihi sesama seperti dirinya sendiri (Mat 22: 39). Jadi, budaya adalah konteks di mana manusia berelasi satu dengan yang lain. Budaya adalah konteks mengatur relasi itu sendiri sehingga manusia saling menopang, bergotong-royong untuk menciptakan suatu sistem masyarakat yang penuh dengan cinta kasih. Suatu sistem masyarakat yang saling mendukung.

Salah satu definisi budaya adalah suatu tatanan nilai/adat istiadat, yang mengatur kehidupan. Tapi, antara satu kelompok masyarakat dengan kelompok lain, budayanya bisa berbeda, karena budaya sangat berkaitan dengan pengalaman hidup suku itu, dan hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan seperti letak geografis, dan sebagainya. Budaya yang tinggi akan menghasilkan nilai hidup yang tinggi. Namun, sekalipun seseorang berbudaya tinggi, tidak berarti dia bisa dibenarkan Alkitab. Atau sebaliknya, orang yang berbudaya luhur, sekalipun bukan Kristen, bisa lebih baik dibanding orang Kristen yang tak punya budaya.


Tapi di sini kita tidak membicarakan budaya sebagai satu kaitan dengan keimanan. Kita berbicara mengenai budaya sebagai refleksi orang beriman. Kalau Anda orang beriman, harus mampu merefleksikannya. Jadi, budaya itu harus kita junjung tinggi. Tetapi budaya yang seperti apa? Tentu saja yang sepadan atau sejalan dengan Alkitab.

Tuhan Yesus memberi sikap yang tegas terhadap kebudayaan orang-orang Yahudi. Tuhan Yesus tidak membatalkan tetapi menyempurnakan. Ini berarti bahwa kebudayaan di mata Tuhan Yesus adalah sarana untuk menyampaikan kehendak-Nya. Bila kebudayaan itu tidak menghalangi kehendak-Nya maka Tuhan Yesus membiarkan kebudayaan tersebut. Contoh, Tuhan Yesus datang ke Bait Allah .Jika kebudayaan tersebut menghalangi kehendak-Nya maka Tuhan Yesus akan menolak kebudayaan tersebut. Contoh. Tuhan Yesus menyembuhkan orang pada hari Sabat. Ini berarti bahwa Yesus berada di atas nilai-nilai kebudayaan.

Kebudayaan Suku Toraja
Rating: 5 Reviewer: Info Petani - ItemReviewed: KEBUDAYAAN TORAJA - 9756people
Info Petani -
TUGAS PERAN GURU
Tugas dan fungsi guru untuk mengantarkan para siswa dalam mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan maupun dalam mencapai tujuan pendidikan pada umumnya.
Peran guru pada proses pendidikan adalah besar, karena peran guru di sekolah menggambarkan pola tingkah laku guru yang diharapkan dalam kehidupan sekolah yaitu dalam berbagai interaksi dengan berbagai aspek kehidupan di sekolah sebagai suatu system.
Pendidikan merupakan suatu system yang terdiri dari sub system yaitu administrasi pendidikan, proses belajar mengajar serta bimbingan dan penyuluhan.
Proses belajar mengajar atau proses pembelajaran merupakan factor dominan dalam proses pendidikan, maka dari itu perlu diupayakan peningkatan demi tercapainya tujuan pendidikan.
Salah satu pendapat berkait dengan rendahnya mutu pendidikan karena adanya kesenjangan antara tuntutan mutu pendidikan dengan kemampuan pengelolaan kelas atau sekolah.
Pengelolaan kelas meliputi aspek pengaturan atau penataan ruang kelas, sebagai tempat berlangsungnya proses pembelajaran, iklim atau suasana pembelajaran yang meliputi aspek-aspek sarana prasarana sebagai penunjang pembelajaran.
Dalam pembelajaran seorang guru dituntut untuk bervariasi metode yang digunakan. Dengan bervariasinya metode pengajaran yang digunakan akan dapat menghilangkan rasa kebosanan dan kejenuhan murid dalam kelas.
Kemampuan murid dalam menerima penanaman konsep bervariasi, sesuai dengan kematangan, kesiapan dan kondisi murid tersebut. Ada yang mudah menerima konsep dengan cara mendengar, melihat, meraba dan memperhatikan.
Dalam proses pembelajaran diperlukan adanya selingan yang dapat berfungsi sebagai penunjang terciptanya suasana yang segar dan menyenangkan, sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung dengan penuh semangat, gairah dan tidak membosankan.
Penggunaan media pengajaran yang cocok dan sesuai dengan konsep yang dibaha, akan dapat mengatasi kejenuhan dan akan lebih mendapat perhatian dari murid khususnya pada kanak-kanak. Karena pada dasarnya anak dapat menerima dan menagnkap lebih cepat suatu konsep, yang dapat mereka dengar, lihat, raba, dan dapat mereka amati secara seksama.
Nana Sudjana dan Achmad Rivai mengatakan : “ Penggunaan alat pengajaran dalam proses belajar mengajar akan lebih menarik atau tidak membosankan siswa sehingga motivasi siswa akan lebih tinggi “ (1989 : 208)
Rating: 5 Reviewer: Info Petani - ItemReviewed: TUGAS PERAN GURU - 9756people
Info Petani -
JENIS-JENIS MEDIA PENGAJARAN
Jenis jenis media pengajaran
Sesuai dengan perkembangan jaman, maka media pengajaranpun juga berkembang dari bentuk yang sederhana menjadi media pengajaran yang modern. Seperti dikatakan oleh R. Warsito bahwa :
“ Kemajuan teknik cetak mencetak dan teknik elektronika sangat berpengaruh terhadap perkembangan alat bantu mengajar. Alat bantu mengajar pada masa kini terdiri dari :
a.       Alat bantu dasar: sabak, papan tulis, gambar, peta, chart, atlas, blobe, model, kertas, pena, cat, dan sebagainya.
b.      Alat bantu cetak: buku teks, majalah, pamphlet berkala.
c.       Alat bantu pandang benda seni, artefak, papan bulletin, grafik, film strip, slide, model, transparan.
d.      Alat bantu dengar: audio, tape recorder, radio, telephone.
e.       Alat bantu dengar pandang: gambar hidup, televise, video tape.
f.        Alat bantu lain-lain: bahan observasi, museum, tempat-tempat bersejarah” (2001 : 45).
Si samping itu, media pengajaran dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) jenis yaitu:
a.          Media auditif, yaitu media pengajaran yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja, seperti radio, tape recorder, piringan audio. Media pengajaran ini cocok untuk orang yang tuli atau mempunyai kelainan pendengaran.
b.         Media visual, yaitu media pengajaran yang hanya mengandalkan gambar diam, seperti film strip (film rangkai), slides (film bingkai), foto, gambar, lukisan dan cetakan. Ada pula media visual yang menampilkan gambar atau symbol yang bergerak seperti film bisu dan film kartun.
c.          Media audio visual, yaitu media yang mempunyai unsure antara suara dan gambar. Jenis media seperti ini mempunyai kemampuan yang lebih baik karena meliputi suara dan gambar seperti film bingkai, ada suaranya dan ada pula gambar yang ditampilkannya.
Menurut Nana Sudjana media pengajaran yang sering digunakan dalam proses pembelajaran meliputi:
a.       Media grafis (media dua dimensi).
1)         Diagram
Diagram adalah suatu gambaran-gambaran sederhana untuk memperlihatkan hubungan timbale balik, terutama dengan garis-garis diagram yang baik adalah sangat sederhana yakni hanya bagian-bagian terpenting saja yang diperlihatkan.
Berdasarkan konsep tersebut di atas, kiranya penggunaan media diagram dalam proses pembelajaran akan sangat membantu bagi guru maupun siswa dalam menyimak materi pelajaran, karena pada dasarnya diagram merupakan ringkasan visual yang padat mengenai fakta-fakta dan gagasan yang akan diuraikan.
2)         Grafik
Grafik adalah suatu grafis yang menggunakan titik-titik atau garis untuk menyampaikan informasi statistic yang saling berhubungan (R.Warsito, 2001 : 48).
Dengan berasumsi pada pengertian grafik tersebut, dalam proses belajar mengajar, grafik mempunyai fungsi untuk memperlihatkan perbandingan informasi kualitas-kualitas maupun kuantitas dengan cepat dan sederhana, terutama pada penyajian secara statistik
3)         Poster
Poster merupakan kombinasi visualisasi yang kuat dengan warna dan pesan dengan maksud untuk menangkap perhatian orang lewat, tetapi cukup lama menanamkan gagasan yang berarti di dalam ingatannya (1989 : 51).
Media ini pada umumnya digunakan untuk mengenalkan suatu produk dari suatu perusahaan atau digunakan sebagai sarana promosi.
4)         Kartun
Kartun adalah menggambarkan dalam bentuk lukisan atau karikatur tentang orang, gagasan atau situasi yang didesain untuk mempengaruhi opini masyarakat (1989 : 58).
Dengan berasumsi pada konsep tersebut di atas, kartun dapat digunakan sebagai alat bantu proses pengajaran walaupun banyak kartun yang membuat orang-orang tersenyum, tetapi pada dasarnya kartun mempunyai manfaat dalam proses belajar mengajar terutama dalam penjelasan rangkaian bahan satu urutan logis atau mendukung makna
5)         Komik
Komik merupakan suatu bentuk kartun yang mengungkapkan karakter dan memerankan suatu berita dalam urutan yang erat dihubungkan dengan gambar dan di rancang untuk memberikan hiburan pada pembaca. (1989 : 69)
b.      Media tiga dimensi
Sesuai dengan istilahnya, media tiga dimensi adalah media yang mempunyai ukuran panjang, lebar dan tinggi serta dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Oleh karena itu media tiga dimensi memiliki bentuk yang hamper sama dengan benda aslinya.
c.       Media proyektor still
R.Warsito menuliskan bahwa media proyektor  still ada dua yaitu:
1)         OHP (Over head proyektor)
Penggunaan OHP dalam proses pembelajaran memiliki manfaat atau kelebihan sebagai media pendidikan yaitu :
a.       Gambar yang diproyeksikan lebih jelas jika dibandingkan dengan kalau digambarkan sebagai media pendidikan yaitu:
b.      Guru dapat mengajar sambil berhadapan dengan siswa.
c.       Dapat memproyeksikan benda-benda kecil.
d.      Lebih sehat dari pada papan tulis
2)         Televisi
Sebagai suatu medium, televise mempunyai beberapa kelebihan yaitu:
a)      Televisi merupakan suatu medium yang menarik, up to date dan selalu siap diterima oleh anak-anak, karena mereka mengenalnya sebagai bagian dari kehidupan luar sekolah.
b)      Televisi dapat memikat perjatian sepenuhnya dari penonton seperti halnya film, menyajikan informasi viasual dan auditif secara simultan.
c)      Sifatnya nyata dan langsung.
d)      Batas ruang dan waktu dapat diatasi.
e)      Hamper setiap mata pelajaran dapat di TV kan.
f)        Televise dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan guru dalam hal mengajar.
Meskipun televisi banyak memberikan manfaat, tetapi juga problem yang perlu diatasi antara lain:
a)      Harga televisi relative mahal.
b)      Jadwal sering bertabrakan antara siaran dan jam pelajaran.
c)      Tidak selamanya program televise cocok dan jelas.
d)      Sifat komunikasinya satu arah (2001 : 50).
Dari uraian tersebut di atas, jelas bahwa media pengajaran sangat berperan dalam peningkatan pemahaman konsep dan mempermudah siswa dalam menerima penanaman konsep. Media yang cocok dan sesuai dengan materi yang dibahas dapat mengatasi kebosanan dan kejenuhan siswa dalam menerima penanaman konsep khusunya konsep-konsep kognitif.
Penanaman konsep kognitif akan lebih lancer dan berjalan baik apabila media penhajaran yang digunakan sesuai. Guru mampu menggunakan dan mengelola media pengajaran, dan murid dapat mengamati dengan cermat.
Demikian halnya dengan penanaman konsep kognitif di Taman kanak-kanak. Murid taman kanak-kanak yang pada dasarnya masih merupakan anak dengan pikiran yang polos dan berpikiran sesuai dengan apa yang dilihat dan didengar. Sehingga murid taman kanak-kanak akan lebih mudah memahami konsep-konsep yang diberikan oleh guru melaluimedia yang digunakan. Penanaman konsep ini dapat bertahan lama, karena murid disamping dapat mendengar, dapat pula mengamati, meraba, dan merasakan media pengajarannya.

Rating: 5 Reviewer: Info Petani - ItemReviewed: JENIS-JENIS MEDIA PENGAJARAN - 9756people
Info Petani -
Upaya Peternak Ayam dalam Menanggulangi Virus Flu Burung
Virus avian influenza dapat menimbulkan gejala penyakit pernafasan pada unggas, dari yang patogen ringan (low pathogenic) sampai yang bersifat patogen ganas / fatal (highly pathogenic). Masa inkubasi penyakit ini adalah 3 hari pada unggas di luar kandang, sedangkan untuk unggas di dalam kandang (flok) mencapai 14-21 hari. Hal ini tergantung pada jumlah virus, cara penularan, spesies/jenis yang terinfeksi, dan kemampuan peternak untuk mendeteksi gejala klinis.


Unggas (ayam, burung, itik, bebek, dll) merupakan sumber penularan virus avian influenza. Kebanyakan virus ini diisolasi dari itik, meskipun kebanyakan burung dapat juga terinfeksi, termasuk burung liar dan unggas air. Unggas air lebih kebal (resisten) terhadap virus ini daripada unggas peliharaan. Virus tersebut tidak menyebabkan penyakit yang nyata pada unggas air, namun dapat menyebabkan dampak yang sangat fatal pada unggas peliharaan, dan juga telah teridentifikasi adanya virus avian influenza pada babi.

Matinya ribuan ekor ayam dipeternakan dan ayam kampung di beberapa wilayah Kabupaten Bantul pada akhir Januari 2006 lalu menunjukkan Bantul menjadi daerah endemis flu burung. Namun Pemkab Bantul belum akan memusnahkan hewan unggas di wilayah yang positif terserang flu burung.
Beberapa upaya telah dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) adalah pemberian vaksin terhadap ayam di kabupaten Bantul, dan penyemprotan dengan desinfektan di wilayah yang terserang flu burung. Bahkan pada bulan Mei dan Juli tahun 2006 Dinas Kesehatan Hewan pada Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Bantul menyediakan vaksin flu burung sebanyak 750.000 dosis, untuk mem-vaksin sekitar 750.000 ekor ayam yang diberikan secara gratis. Pemerintah juga meningkatkan pengawasan terhadap lalulintas barang, peralatan, pakan dan orang yang ada dan keluar dari areal peternakan ayam, yang ayamnya terkena penyakit itu.

Upaya lainnya yang dilakukan oleh dinas adalah pemberian penyuluhan kepada peternak ayam mengenai bahayanya flu burung. Sebanyak 40 orang petugas penyuluh lapangan (PPL) diterjunkan ke lapangan, guna memberi penyuluhan di tingkat dusun untuk memberikan pengertian kepada masyarakat khususnya para peternak ayam bagaimana cara-cara yang benar agar unggas tidak terserang flu burung, dan cara-cara perlakuan jika ada unggas yang terjangkit.

Salah satu kecamatan di Kabupaten Bantul yang terserang virus flu burung adalah kecamatan Sewon Bantul. Berdasarkan observasi pendahuluan yang dilakukan, masih banyak peternak ayam yang tidak melakukan vaksinasi AI terhadap ayam ternaknya. Walaupun pemerintah gencar untuk melakukan penyuluhan dan upaya lainnya dalam mengatasi flu burung di Kabupaten Bantul, namun peran serta masyarakat merupakan kunci utama suksesnya gerakan tersebut.

Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengangkat judul “Upaya Peternak Ayam dalam Menanggulangi Virus Flu Burung (Studi Kasus Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul)” dalam penelitian  

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimanakah upaya peternak ayam di Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul dalam menanggulangi Virus Flu Burung.

Dalam melakukan penelitian, suatu batasan penelitian perlu ditentukan agar penelitian lebih terarah pada tujuan penelitian. Adapun batasan penelitiannya adalah penelitian dilakukan kepada peternak ayam di Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul, dan variabel yang diteliti adalah upaya yang dilakukan oleh peternak ayam dalam menanggulangi virus flu burung.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui upaya peternak ayam di Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul dalam menanggulangi Virus Flu Burung.

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini bagi peneliti adalah sebagai sarana untuk menerapkan teori yang telah dipelajari kedalam realita penelitian khususnya dalam hal manajemen peternakan. Bagi pihak peternak akan menjadi suatu evaluasi terhadap upaya yang dilakukannya dalam menanggulangi Virus Flu Burung. Sedangkan  bagi pihak lain diharapkan dapat menjadi referensi untuk penelitian-penelitian berikutnya yang serupa.

Rating: 5 Reviewer: Info Petani - ItemReviewed: Upaya Peternak Ayam dalam Menanggulangi Virus Flu Burung - 9756people
Info Petani -
MANOHARA
Buku Unik berjudul “Latree Manohara.”
Oleh: Dwicipta

Tiba-tiba aku menemukan sebuah buku berjudul unik: “Latree Manohara.” Kisah yang melatarbelakangi penemuan buku itu sebenarnya tak begitu istimewa. Setelah lebih dari sepuluh tahun tinggal di Yogyakarta, di akhir bulan November 2008 aku memutuskan untuk pulang ke kota kelahiranku di tepi pantai utara Jawa Tengah. Semula aku berkeinginan untuk menjauhkan diri dari dunia ramai, mencurahkan sebagian pikiranku pada impian yang telah kupupuk sejak kecil dan mencurahkan sebagian pikiranku yang lain pada orang tua dan adikku semata wayang. Setiap dua minggu atau satu bulan sekali aku pergi ke Semarang yang berjarak 3 jam perjalanan dari kotaku, mencari obat penawar dari penyakit kesunyian yang menghinggapiku sejak tinggal di kota kelahiranku. Di kota itulah pertamakali aku menemukan buku berjudul “Latree Manohara,” dengan sampul bergambar wajah seorang perempuan. Aku mendapatkannya dari seorang teman baik hati di salah satu warung di areal bangunan Taman Budaya Raden Saleh. Dengan senyum simpulnya yang misterius, temanku itu berkata bahwa buku itu mungkin menarik untuk dibaca.
“Aku menyukainya. Di tengah arus besar buku-buku yang berkualitas rendah tapi dipenuhi dengan kata-kata bombastis di belakang sampul, ia bisa menjadi bacaan alternatif. Kalau sudah kau baca, kita bisa mendikusikannya,” ujarnya diiringi tawa tawa lebar.
“Memang agak aneh.  Di sampul belakang buku tidak ada kata-kata bombastis.”
“Ya. Nampaknya sang penulis tak berminat dengan bombasme yang hanya mengerek dirinya ke ruang hampa.”
“Atau ia memang berkeinginan menjadi dirinya sendiri. Dan menikmati aktifitas menulis sebagai sebuah output dari cara pembacaannya terhadap dunia yang ada di sekitarnya.
“Oke, kita lihat saja nanti setelah aku membaca isi buku ini,” kataku sambil tertawa terkekeh.
***
Buku yang kutemukan di Semarang itu berkisah tentang seorang perempuan yang memiliki kebiasaan menulis untuk dirinya sendiri.
Rating: 5 Reviewer: Info Petani - ItemReviewed: MANOHARA - 9756people
Info Petani -
728x90 , banner , kackdir , space iklan space banner
 
5 Info Petani © 2012 Design Themes By Blog Davit