728x90 , banner , kackdir , space iklan space banner
728x90 , banner , kackdir , space iklan space banner
 
ANGGREK HITAM
Sudah lama sekali, rasanya, Anggrek Hitam (black orchid) yang ada disekitar rumah hanya bertambah daunnya. Terasa begitu enggan menampakkan setangkai bunganya, mungkin ada hal yang menyebabkan keengganan itu.Setelah sekian lama, ternyata pada bulan Juni, Anggrek Hitam tersebut yang dalam bahasa latin diberi nama Coelogyne pandurata telah menunjukkan bunganya. Nah, ini dia bunga si Anggrek Hitam yang difoto dengan kamera Anggrek Hitam (black orchid)
Bunga Anggrek Hitam tidaklah hitam sebagaimana namanya, hanya pada bagian lidah (labellum) yang berwarna hitam. Anggrek ini termasuk tumbuhan yang dilindungi berdasarkan PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1999 TANGGAL 27 JANUARI 1999. Namun demikian, Anggrek Hitam ini banyak diperdagangkan secara bebas, bahkan ada yang dikirm ke luar pulau Kalimantan dengan sistem karungan.Anggrek Hitam yang dilindungiAnggrek Hitam yang dilindungiAnggrek Hitam sepertinya tidak terkesan langka, karena masih banyak diperdagangkan secara bebas, yang seakan siap memenuhi pesanan berapa pun banyaknya. Apalagi, saat ini, anggrek-anggrek hutan mempunyai harga secara ekonomi, yang membuat sebagian masyarakat menjadikan sebagai usaha dagang yang menguntungkan.Anggrek Hitam telah masuk kota
Anggrek Hitam telah masuk kotaSaat eksploitasi kayu alam lagi booming, anggrek-anggrek hutan termasuk anggrek hitam, tidak begitu diperhatikan dan dianggap sebagai bagian dari serasah saja yang dibiarkan kering ditengah hutan yang meranggas dan terbakar saat kemarau tiba. Berapa banyak hutan alam yang sudah berubah menjadi lahan kritis, yang tentunya lebih banyak lagi bagian yang bukan kayu (log) seperti anggrek yang terbuang begitu saja.Anggrek HitamMasyarakat pedagang Anggrek hutan, yang menjajakan di pinggir jala, mereka berasalan hanya mengambil barang berharga dari hutan tersebut dari pohon alam yang ditebang orang lain, mereka hanya memanfaatkan apa yang tidak dimanfaatkan oleh penebang pohon alam.Atau, mereka (para pedagang) mendapatkannya dari warga masyarakat yang berdiam di dalam dan sekitar hutan yang juga sudah mulai mengetahui bahwa anggrek bisa dijadikan uang, dan warga yang terakhir ini tidak mengambil dengan cara menebang pohonnya, jadi masih ada pohon untuk pertumbuhan anggrek yang tersisa, mereka hanya mengambil sebagian.Anggrek HitamAnggrek HitamAnggrek Hitam merupakan kekayaan hutan, yang entah berapa lama dibiarkan begitu saja mengalami kerusakan bersama bertumbangannya pohon-pohon alam, dan sekarang apakah juga akan semakin mengalami eksploitasi karena mempunyai nilai ekonomi yang menggiurkan. Hutan yang tersisa perlu dikelola dengan arif dan bijaksana, tidak hanya dipandang dari segi ekonomi semata. Dan, tentunya lahan hutan yang kritis perlu segera diupayakan untuk dipulihkan, karena di hutan alami yang merupakan habitat anggrek yang paling didambakan anggrek hutan tersebut untuk terus berbunga dengan ceria.
Rating: 5 Reviewer: Info Petani - ItemReviewed: ANGGREK HITAM - 9756people
Info Petani -
KEMBANG PUKUL EMPAT Mirabilis jalapa L. ( Zi mo li )

Familia : Nyctaginaceae
Sinonim : Jalapa congesta Moench. = Nyctago hortensis Bot.
Nama daerah:
Indonesia: kembang pukul empat. Sumatera: kembang pagi sore, kembang pukul empat, bunga waktu kecil. Jawa: Kedera, segerat, tegerat. Nusa tenggara : Noja, koderat, bunga ledonosok, loro laka. Sulawesi: Pukul ampa, turaga, bodoko sina, bunga teteapa, bunga-bunga paranggi, bunga-bunga perengki. Maluku: kupa oras, cako raha.


Uraian tanaman :

Herba tahunan, tegak, tinggi 20-80 cm, berasal dari Amerika Selatan, banyak ditanam orang sebagai tanaman hias di pekarangan atau sebagai pembatas pagar rumah. Tumbuh di dataran rendah yang cukup mendapat sinar matahari maupun di daerah perbukitan. Termasuk suku kampah-kampahan, berbatang basah, daunnya berbentuk jantung, warna hijau tua, panjang 2-11 cm, lebar 7-8 cm, pangkal daun mambulat, ujung meruncing, tepi daun rata, letak berhadapan, mempunyai tangkai daun yang panjangnya 5-6 cm. Bunganya berbentuk terompet, dengan banyak macam warna antara lain: merah, putih, jingga, kuning, kombinasi/belang-belang. Mekar di waktu sore hari dan kuncup kembali pada pagi hari menjelang fajar. Buahnya keras warna hitam berbentuk telur dapat dibuat bedak. Kulit unbinya bewarna coklat kehitaman berbentuk bulat memanjang, panjang 7-9 cm dengan diameter 2-5 cm, isi umbi bewarna putih.

Sifat kimiawi dan efek farmakologis:

Tidak berbau, manis ras netral sejuk. Anti radang, peluruh air seni, memperlancar sirkulasi dan menghilangkan hambatan aliran darah.

Kandungan kimia:

Akar mengandung betaxanthins. Buah mengandung zat tepung, lemak (4,3%), zat asam lemak (24,4%), zat asam minyak (46,9%).

Bagian yang dipakai:

Akar, daun dan buah. Dapat dipakai untuk pemakaian luar.

Pemakaian:

Akar 9-15 gram kering atau 15-30 gram segar.

Pemakaian luar:

Pembengkakan payudara (acute mastitis), bisul, koreng, luka terpukul, azcema. Lumatkan tanaman segar untuk pemakain luar atau rebus dengan air secukupnya untuk cuci.

Daun bersifat manuratif (mempercepat pematangan bisul).

Kegunaan:

Radang amandel (tonsillitis),
Infeksi saluran kencing (genitor- urinary tract. Infection), prostatitis.
Kencing manis (DM), kencing berlemak (cyluria),
Keputihan (leucorrhea), erosi mulut rahim (cervival erosion),
Radang sendi yang akut 9acute arthritis).

Cara pemakaian:

Acute arthritis: akar segar direbus lalu diminum, bila badan panas ditambah tahu.
Bunga putih sebanyak 120 gram, direbus lalu minum.
Bisul:

1) Pada bisulnya dioleskan sedikit minyak kemiri. Daun kembang pukul empat dilayukan diatas api, kemudian dioleskan sedikit minyak kelapa, tengahnya dilubang dan letakkan diatas bisul.

2) 10 lembar kembang pukul empat dicuci kemudian dilumatkan ditambah air garam secukupnya, ditempelkan pada bisul dan sekelilingnya lalu dibalut.

3) Akar segar dibuang kulitnya kemudian dilumatkan dan ditambah gula enau. Tempelkan pada bisulnya, sehari diganti 2 kali.

Jerawat:
Buahnya mengandung zat tepung, dibuat tepung bedak, tepung bedak ditambah air kemudian dioleskan.
Sumber Tulisan :
Oktria Handayani
Rating: 5 Reviewer: Info Petani - ItemReviewed: KEMBANG PUKUL EMPAT Mirabilis jalapa L. ( Zi mo li ) - 9756people
Info Petani -
MENANAM BUAH DALAM POT (TABULAMPOT) MANGGA

Tanaman buah dalam pot (Tabulampot) Mangga termasuk eksklusif, karena relatif sulit dibuahkan.“Tak semua hobiis bisa melakukannya”. Oleh karena itu ia menjadi tabulampot kebanggaan.


Varietas

Hampir semua varietas dapat dibuahkan dalam pot. Namun, masing-masing varietas mempunyai perbedaan dalam kecepatan masa berbuah, produksi buah, bentuk tajuk dan tingkat kesulitan. Sebaliknya dipilih varietas yang mudah berbuah, mudah dirawat, bertajuk kompak dan produktif. Contoh manalagi kecil, apel, nangklangwan, okyong dan namdokmai. Ini dapat dibuahkan sejak umur 2,5 tahun, selain itu jumlah buah juga relatif banyak sehingga penampilan menarik. Sedangkan arumanis, gedong, golek dan gedong gincu, baru bisa dibuahkan setelah berumur 3-4 tahun sejak okulasi. Buahnya tak sebanyak apel, manalagi kecil atau dokmai, tetapi berpenampilan yang eksotik.


Bahan Tanaman

Untuk mempercepat berbuah, pilih bibit hasil perbanyakan vegetatif, berukuran besar dan telah berumur 1,5-2 tahun. Diameter batang utama 4-5 cm, bentuk tajuk seimbang dengan cabang dan ranting yang kokoh serta cukup tua. Dengan kondisi itu batang cukup kuat menyangga cabang dan ranting di atasnya apabila berbuah.


Media Tanam

Mangga menyenangi media berstruktur remah, berbutir-butir, gembur dan kaya unsur hara. Media juga harus porous, cukup ringan agar mudah dipindahkan serta bebas dari hama dan penyakit.

Komposisi bahan yang digunakan adalah merupakan campuran dari tanah, pupuk kandang/kompos dan arang sekam dengan perbandingan 2 : 1 : 1.


Pot yang Digunakan

Banyak jenis pot atau wadah tanaman yang dapat dipakai. Sebaiknya pilih yang ringan, tidak mudah pecah, berbentuk normal dan serasi dengan tanaman. Dipasaran wadah yang memenuhi syarat cukup banyak, yaitu mulai dari pot plastik tahan pecah, pot semen, drum hingga pot kayu. Dasar pot harus dilubangi, ukuran lubang 1-2 cm sejumlah 4-6 buah. Selain itu agar pembuangan air lancar, pot harus memiliki kaki atau dapat juga diganjal dengan batu bata atau batako.


Penanaman Bibit

Mula-mula isi dasar pot dengan serutan gergaji atau pecahan batu bata/genting hingga setebal 5-10 cm. itu menjamin kelancaran drainase dan aliran udara. Setelah itu masukan campuran media kedalam pot secara merata, hingga mencapai separuh pot. Masukan tanaman setelah polibagnya dibuka, dengan posisi tanaman tepat di bagian tengah. Ruang-ruang kosong di sekeliling bola akar diisi lagi dengan media campuran sampai mendekati permukaan atas pot, usahakan bidang bekas okulasi atau sambungan masih menonjol 10-15 cm di atas permukaan media, selanjutnya siram media tanaman dengan air.


Pemeliharaan Tanaman

Pemeliharaan tanaman sangat penting dilakukan untuk menjamin pertumbuhan dan pembuahan mangga yaitu penyiraman, pemangkasan, pemupukan, perangsangan pembuahan dan pengendalian hama/penyakit.
Rating: 5 Reviewer: Info Petani - ItemReviewed: MENANAM BUAH DALAM POT (TABULAMPOT) MANGGA - 9756people
Info Petani -
TEKNIK PEMBUATAN PUPUK ORGANIK BOKASHI
Bokashi adalah hasil fermentasi bahan organik (jerami, sampah organik, pupuk kandang dan lain-lain) dengan teknologi EM4 yang dapat digunakan sebagai pupuk organik untuk menyuburkan tanah dan meningkatkan pertumbuhan tanah dan produksi tanaman. Bokashi dapat dibuat dalam beberapa hari dan bisa langsung digunakan sebagai pupuk

Cara Pembuatan Bokashi Pupuk Kandang

Bahan-bahan :

· Pupuk kandang : 300 Kg

· Dedak : 50 Kg

· Sekam : 150 Kg

· Larutan gula/molase : 200 ml/20 sdm

· EM4 : 500 ml/50 sdm

· Air secukupnya.



Cara Pembuatan :

· Larutkan EM4 dan Gula kedalam air

· Pupuk kandang, sekam, dan dedak dicampur secara merata

· Siramkan EM4 secara perlahan-lahan kedalam adonan secara merata sampai kandungan air adonan mencapai 30% Bila adonan dikepal dengan tangan, air tidak menetes dan bila kepalan tangan dilepas maka adonan mudah pecah (megar).

· Adonan digundukan diatas ubin yang kering, dengan ketinggian minimal 15 - 20 cm, kemudian ditutup dengan karung goni selama 4 - 7 hari

· Pertahankan suhu gundukan adonan maksimum 500C. Bila suhunya lebih dari 500C, turunkan suhunya dengan cara dibolak-balik, kemudian tutup kembali dengan karung goni. Suhu yang tinggi dapat mengakibatkan bokashi menjadi rusak karena terjadi proses pembusukkan. Pengecekan suhu sebaiknya dilakukan setiap 5 jam sekali.

· Setelah 4 - 7 hari bokashi telah selesai terfermentasi dan siap digunakan sebagai pupuk organik.
Rating: 5 Reviewer: Info Petani - ItemReviewed: TEKNIK PEMBUATAN PUPUK ORGANIK BOKASHI - 9756people
Info Petani -
BUDIDAYA ANGGREK BULAN (Phalenopsis amabilis)

Anggrek dalam penggolongan taksonomi termasuk ke dalam famili Orchidaceae. Phalaenopsis berasal dari Yunani, yaitu plaenos yang berarti “kupu” dan opsis yang berarti “melihat”.

Dalam taksonomi tumbuhan menurut Cronguis (1981) dan Sukardi (1991) klasifikasi anggrek adalah sebagai berikut :
Divisio : Magnoliopthyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Orchidales
Famili : Orchidaceae
Sub famili : Orchidoide
Genus : Phalaenopsis
Species : Phalaenopsis amabilis (L)
II. SYARAT TUMBUH

Anggrek bulan atau Phalaenopsis amabilis membutuhkan intensitas cahaya optimum antara 20%-50% dengan suhu optimum antara 180C - 290C, serta kelembaban antara 70%-80%.
III. MEDIA TUMBUH

Media tanam yang dapat digunakan untuk anggrek adalah sabut kelapa, lempengan akar pakis, moss dan sabut kelapa. Tetapi media yang lebih banyak digunakan adalah media sabut kelapa, karena sabut kelapa memiliki aerasi yang baik dan dapat menyimpan air serta memiliki pH yang cocok untuk tanaman yaitu 5,5 – 6,5 serta harganya relatif murah.
IV. TEKNIK PENANAMAN

Bibit anggrek botolan yang telah berusia 1 tahun atau daunnya sudah mencapai 1 cm dan sudah muncul 2-3 helai akar. Anggrek dikeluarkan dari botol menggunakan kawat yang dibengkokkan pada bagian ujungnya. Anggrek yang baru dikeluarkan di tanam dalam pot plastik Tiga bulan kemudian, tanaman dipindahkan ke pot yang lebih kecil yaitu ukuran 8 cm atau 10 cm dan ditanami 3-5 tanaman. Pot diisi 2/3 bagian,kemudian masukkan larutan fungisida atasi 2ml/l dan larutan pupuk organik suburi 2ml/l. Setelah 3 bulan dilakukan pemindahan tanaman (repotting), ke dalam pot yang lebih besar yaitu ukuran 18 cm dan ditanami 1 tanaman saja. Setiap 6-8 bulan sekali media diganti dengan yang baru. {mospagebreak}
V. PEMELIHARAAN

Pemeliharaan meliputi :

Penyiraman
Penyiraman dilakukan sehari sekali. Jika suhu siang hari tinggi, bagian bawah rak dan lantai disiram.
Pemupukan
Pemupukan dilakukan 7-10 hari sekali dan dilakukan pada pagi atau siang hari. Pupuk yang digunakan adalah pupuk organik, karena ramah lingkungan dan mengandung unsur hara yang kompleks.

VI. HAMA DAN PENYAKIT

Beberapa jenis hama yang menyerang tanaman anggrek antara lain : semut, siput atau keong, thrips, kepik atau kumbang. Semuanya dapat dikendalikan menggunakan insektisida dan molustisida.

Sedangkan penyakit yang menyerang antara lain adalah:
Penyakit yang disebabkan cendawan dapat dikendalikan dengan fungisida
Penyakit yang disebabkan oleh bakteri dapat dikendalikan dengan bakterisida
Penyakit yang disebabkan oleh virus dapat dikendalikan dengan virusida atau dilakukan dengan cara mekanis yaitu membakar tanaman yang terserang dan mencegah pelukaan mekanis dengan alat yang tidak steril
Rating: 5 Reviewer: Info Petani - ItemReviewed: BUDIDAYA ANGGREK BULAN (Phalenopsis amabilis) - 9756people
Info Petani -
TEKNIK BUDIDAYA PETSAI SISTEM VERTIKULTUR
Petsai merupakan tanaman sayuran daun dari keluarga Cruciferae yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan cocok untuk dikembangkan di daerah sub tropis maupun tropis. Petsai diduga berasal dari Tiongkok (Cina) dan Asia Timur. Tanaman ini telah dibudidayakan sejak 2.500 tahun yang lalu, kemudian menyebar ke Philipina dan Taiwan.



Taksonomi Tanaman Petsai

Menurut klasifikasi dalam tatanama tumbuhan, petsai termasuk ke dalam :

Divisi : Spermatophyta
Kelas: Angiospermae
Sub Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Papavorales
Famili: Cruciferae atau Brassicaceae
Genus : Brassica
Spesies: Brassica chinensis L. atau B.campestris var. chinensis

Morfologi Tanaman Petsai

Sistem perakaran tanaman petsai adalah akar tunggang (Radix primaria) , berdaun lebar dan berkerut-kerut serta membentuk krop terutama pada petsai B. Pekinensis.B. Chinensis atau pak choi, struktur daun agak halus, tidak berbulu dan tidak membentuk telur. Sedangkan pada

Syarat Tumbuh

Petsai merupakan tanaman sayuran daerah iklim sedang (sub-tropis) dan saat ini berkembang pesat di daerah panas (tropis). Kondisi iklim yang dikehendaki untuk pertumbuhan tanaman petsai adalah daerah yang mempunyai suhu malam hari 15,60C dan suhu siang hari 21,10C, serta lama penyinaran matahari antara 10-13 jam per hari. Meskipun demikian, beberapa varietas dapat tumbuh danberproduksi di daerah yang memiliki suhu antara 270-320C.

Media Tanam

Media tanam merupakan tempat tumbuh dan berkembangnya sistem perakaran tanaman. Sebagian besar unsur hara mineral dan bahan organik yang dibutuhkan oleh tanaman dapat ditemukan dalam keadaan yang tersedia bagi tanaman dan dapat diserap melalui akar. Perkembangan akar ditentukan oleh komposisi media tanam yang digunakan.

Sterilisasi media

Media tanam mengandung banyak sekali mikroorganisme, baik yang bersifat menguntungkan bagi tanaman maupun merugikan. Agar media tanam yang akan digunakan terbebas dari mikroorganisme yang merugikan, maka dilakukan sterilisasi sehingga media tanam menjadi steril.Steriliasi media tanam dapat dilakukan dengan cara melakukan pemanasan atau memberi bahan kimia. Pada umumnya cara yang biasa dilakukan adalah dengan pemanasan, karena lebih mudah dilakukan.

Penyiapan benih dan pembibitan

Benih petsai dapat disemai di lahan maupun dengan menggunakan kokeran atau tray. Benih yang akan disemai dilakukan grading atau pemilihan benih yang bagus. Bibit petsai yang sudah berumur 10-15 hari sejak semai, sebaiknya disapih (dijarangkan) pada lahan persemaian atau dipindahsemaikan jika disemai dalam kokeran.

Penanaman

Masa tanam petsai dengan menggunakan teknik vertikutur tidak menjadi masalah, karena teknik budidaya ini tidak terlalu tergantung pada kondisi iklim. Tahapan dalam penanaman bibit petsai dilakukan sebagai berikut :

Bibit di persemaian yang telah berdaun 4-5 helai siap untuk dipindahkan
Sebelum bibit petsai ditanam, wadah yang akan digunakan telah diisi terlebih dulu dengan menggunakan media tanam dan telah dilubangi pada bagian bawahnya.
Wadah yang telah berisi bibit dimasukan ke dalam rak vertikultur yang sesuai. Ada beragam bahan rak vertikultur, diantaranya pipa paralon PVC, bambu betung, kawat ayam maupun gelas bekas air mineral. Danbentuk rak pun bermacam-macam, yaitu : segi tiga bersusun, segi empat bersusun, model gantung, maupun model timbangan.
Kemudian disiram hingga lembab.
Waktu penanaman sebaiknya pagi atau sore hari, bertujuan untuk menghindari suhu udara dan temperatur serta penguapan yang terlalu tinggi.

Penyiraman

Kualitas hasil tanaman petsai selain dipengaruhi oleh waktu, juga dipengaruhi volume dancara penyiraman. Sistem pengairan pada tanaman petsai yang dibudidayakan dengan vertikultur dapat menggunakan sistem manual dengan menggunakan embrat, dan dapat pula digunakan sistem pengairan otomatis dengan irigasi tetes atau penyiraman dengan sprinkle.

Pemupukan

Jumlah dan jenis pupuk yang diperlukan tergantung pada fase pertumbuhan tanaman tersebut. Pada fase vegetatif, tanaman lebih banyak membutuhkan pupuk dengan kadar nitrogen tinggi. Pada fase generatif, unsur fosfor dibutuhkan lebih banyak daripada unsur makro lainnya. Penggunaan jenis unsur hara disesuaikan dengan usia tanaman petsai.

Pengendalian Hama dan Penyakit

Hama tanaman yang sering menyerang tanaman petsai antara lain : ulat tanah (Agrotis ipsilon Hufn), ulat plutella (Plutella xylostellaL) dan ulat jengkal (Chrysodeixis chalcites Esp dan C.orichalcea L). Penyakit yang serincg menyerang tanaman petsai adalah bercak daun (Alternaria brassicae Berk Sacc), busuk hitam (Xanthomonas campetris Down), busuk lunak (Erwinia carotovora), akar pekuk (Plasmodiophora brassicae Wor), dan rebah semai (damping off).

Sumber Tulisan :
Risa Nurul Falah
Rating: 5 Reviewer: Info Petani - ItemReviewed: TEKNIK BUDIDAYA PETSAI SISTEM VERTIKULTUR - 9756people
Info Petani -
INOVASI BARU PERBANYAKAN BIBIT KENTANG G-0 SISTEM AEROPONIK
Kentang (Solanum tuberosum. L) merupakan komoditas hortilultura penting di Indonesia yang saat ini telah menjadi bahan pangan alternative, sebagai sumber karbohidrat yang kaya protein untuk menunjang program diversifikasi pangan. Disamping itu semakin berkembangnya industri makanan ringan dan restoran cepat saji yang salah satu bahan bakunya adalah kentang, maka kebutuhan kentang akan meningkatkan permintaan bibit kentang baik dalam pengembangan G0, G1, G2 maupun G3 baik ditingkat penangkar bibit, sampai ke tingkat petani kentang di lapangan.
Usahatani kentang sudah demikian komersil, yang dicirikan dengan sebagian besar bahkan seluruh hasil produksinya dilepas untuk memenuhi permintaan pasar. Namun demikian budidaya tanaman kentang pada umumnya masih konvensional dan tradisional yang masih menggunakan teknologi turun temurun dari pendahulunya, sehingga produksinya masih diantara 107,27 sampai dengan 142,60 kuintal/ha.

Salah satu cara untuk meningkatkan produksi kentang disamping menggunakan pupuk yang cukup juga dengan memakai bibit kentang yang baik dan terbebas dari hama dan penyakit. Ada teknologi yang dapat meningkatkan kualitas bibit kentang secara menakjubkan yaitu dengan system aeroponik, dimana bahan tanamnya berasal dari hasil kultur jaringan yang telah di stek 3 (tiga) kali.

Aeroponik sendiri berasal dari kata aero yang berarti udara dan ponos yang berarti budidaya, jadi aeroponik adalah budidaya tanaman dengan melalui system pengkabutan . sistem aeroponik dalam budidaya tanaman kentang dilakukan di dalam screen house dengan menggunakan bak yang terbuat dari fiberglass dan ditutup dengan menggunakan styroform, sehingga tanaman akan terbebas dari serangan hama dan penyakit karena bahan tanaman berupa stek mikro berasal dari hasil perbanyakan kultur jaringan di laboratorium yang sudah steril. Aeroponik selain dapat menghasilkan kualitas bibit kentang yang baik juga banyak dan dapat menghemat lahan.

Pada sistem ini, hara diserap atau diaplikasikan langsung melalui akar, sehingga perlu prororsi yang optimal terserap Nutrisi yang diberikan baik dari unsur makro (N, P, K, Mg, Ca,, S) maupun mikro (Mn, Mo, Cu, Fe, B, Zn)
Dimana Tanaman itu bisa tumbuh ?

Tanaman Kentang menghendaki iklim yang ideal dengan suhu rata-rata harian 18 - 24°C, dengan kelembapan 70 – 90%, sedangkan sinar matahari 15 s/d 18°C. kombinasi suhu rendah dengan penyinaran matahari yang relative pendek dapat berpengaruh baik terhadap pembentukan dan perkembangan umbi kentang.

Kelembapan berpengaruh terhadap evapotranspirasi yaitu tenaga pengisap untuk mengangkat air dan hara (nutrisi) dari akar ke tajuk tanaman. Bila kelembaban udara terlalu tinggi maka evapotranspirasi akan kecil. Kelembaban yang tinggi bisa disebabkan oleh jarak tanam yang terlalu rapat dan tajuk tanaman yang terlalu rimbun, sehingga akan mengundang penyakit cendawan. Sedangkan apabila kelembaban terlalu rendah, maka evapotranspirasi akan meningkat sehingga air akan menguap lebih banyak yang diserap oleh akar, akibatnya sel tanaman kehilangan tekanan turgor, jaringan mengkerut, dan tanaman akan menjadi layu.

Cahaya diperlukan oleh tanaman untuk fotosintesis, disamping intensitas cahaya, lama penyinaran juga akan mempengaruhi jumlah energi matahari yang sampai ke bumi, bila intensitas cahaya yang diterima oleh tanaman terlalu besar, maka gelombang cahaya yang diterima oleh daun akan berubah menjadi panas, akibatnya akan terjadi perubahan fisiologis dalam jaringan sehingga klorofil akan rusak dan warna daun menjadi kuning atau kebakar.

Sistem Aeroponik satu tipe dengan hidroponik, yaitu mengoptimalkan penggunaan air, hanya saja kalau aeroponik memberdayakannya dengan melalui udara (pengkabutan), oleh karenanya air pada system aeroponik berisi larutan nutrisi (hara) yang disemprotkan kepada akar tanaman yang menggantung.

Tehnik Budidaya Perbanyakan bibit kentang G0 dengan system aeroponik
1. Persiapan Lahan/Bangunan Rumah Kassa (Scren house)

Screen house dapat dibuat dengan menggunakan bahan dari bambu atau kayu, dengan beratapkan plastic UV dan berdindingkan kain kasa, sedangkan untuk kontruksi bangunan disesuaikan dengan kondisi lahan:

Pembuatan instalasi untuk pertanaman dengan menggunakan bak yang terbuat dari fiberglas atau bbppl-greenhouse.jpgplastic lainnya yang atasnya ditutup dengan menggunakan sterofom yang terlebih dahulu sudah di lubangi. Untuk jarak lubang tanam disesuaikan dengan kebutuhan, bisa menggunakan jarak antar lubang 10 x 10 cm, 15 x 10 cm, 15 x 15 cm, 15 x 20 cm. sedangkan didalam bak tersebut terdapat saluran instalasi yang terbuat dari selang PE 16 mm dan diatas selang tersebut terdapat sprinkler denga jarak antar sprinkler 60 – 80 cm. Proses pengkabutannya diawali dengan penyiapan tempat (drum 1000 ltr) yang diisi larutan hara (nutrisi), selanjutnya dialirkan ke selang PE dengan bantuan mesin pompa air, sehingga larutan tersebut akan keluar melalui sprinkler menyerupai kabut.


2. Persiapan Bibit kentang

Bibit yang digunakan yaitu hasil dari perbanyakan di kultur jaringan dan masih dalam bentuk planlet kemudian di aklimatisasi dengan menggunakan media tanaman arang sekam, selanjutnya dilakukan penyetekan, yang bertujuan untuk perbanyak tanaman dan selanjutnya dilakukan pembumbungan. Media yang digunakan yaitu media kompos yang terlebih dahulu sudah disterilkan.

Setelah tanaman berumur 3 minggu setelah di bumbung atau telah memiliki 5 – 7 helai daun, maka tanaman tersebut sudah bisa di pindah ke lahan pertanaman aeroponik (screen house).

3. Penanaman

Terlebih dahulu dilakukan sortasi tanaman, selanjutnya tanaman tersebut dibuka medianya dengan hati-hati agar akar tanaman tidak putus kemudian dimasukan kedalam larutan fungisida yang bertujuan untuk mencegah dari penyakit tanaman. Lalu masukan tanaman kentang tadi ke dalam lubang styroform dan ditutup dengan menggunakan rockwoll atau busa yang bertujuan selain untuk menyangga batang tanaman kentang juga sebagai pelindung batang dari sinar matahari agar tidak terbakar. Nutrisi (larutan hara) dialirkan melalui sprinkler secara otomatis selama 18 jam dalam 1 hari.


4. Pemeliharaan;

Pemeliharaan tanaman kentang pada system aeroponik antara lain :


Mengecek sprinkler agar larutan hara (Nutrisi) yang disemprotkan berjalan lancar;

Menyetek daun kentang yang sudah menguning dan membersihkan permukaan styroform dari daun-daun kentang yang sudah mengering;
Pemberian ajir agar tanaman kentang tidak roboh. bbppl-Pemeliharaan3 kentang.JPG

Mengecek suhu dan kelembaban dengan menggunakan thermohygro meter;

Mengecek kepekatan larutan hara dengan menggunakan EC dan pH meter.

Pemupukan tambahan dilakukan 1 kali dalam seminggu sedangkan pupuk yang digunakan sesuai dengan kondisi tanaman.


5. Pengendalian Hama dan Penyakit;

Pengendalian hama dan penyakit perlu dilakukan apabila tanaman tersebut terindikasi oleh serangan hama dan penyakit.

6. Pemanenan

Panen dilakukan setelah tanaman kentang berumur 3 bulan setelah tanaman atau telah nampak tanda-tanda panen yaitu hamper seluruh daun kentang pertumbuhannnya menurun.


Rating: 5 Reviewer: Info Petani - ItemReviewed: INOVASI BARU PERBANYAKAN BIBIT KENTANG G-0 SISTEM AEROPONIK - 9756people
Info Petani -
BUDIDAYA MELON (Cucumis melo L.)
Melon (Cucumis melo L.) Tergolong tanaman semusim yang tumbuh merambat berbatang lunak, dari setiap pangkal tangkai daun pada batang utama tumbuh tunas lateral. Pada tunas lateral inilah muncul bunga betina (bakal buah) yang rata-rata mampu menghasilkan 1 - 2 calon buah. Namun tidak semuanya menjadi buah. Calon buah yang tidak sempat diserbuki akan gugur. Untuk itu, kegiatan perempelan tunas lateral harus dilakukan kecuali pada tunas lateral yang bakal buahnya akan dijadikan buah.



VARIETAS MELON
Berbagai varietas melon telah dikembangkan, namun yang paling banyak diminati oleh petani di Indonesia adalah jenis sky Rocket dan Action 434. Kedua jenis melon ini memiliki jaring (net) pada permukaan kulit buahnya. Daging buahnya sangat menarik yakni berwarna hijau kekuning-kuningan, rasanya manis, berair dan aromanya harum. Buah ini sangat digemari terutama dihidangkan dalam bentuk segar.

SYARAT TUMBUH
Melon dapat tumbuh baik pada ketinggian sekitar 300 - 1000 mdpl, dengan curah hujan ideal 2000 - 3000 mm/th. Melon menghendaki sinar matahari yang lama, yaitu berkisar antara 10 - 12 jam per hari. Sedangkan untuk tanah melon menghendaki tanah yang kaya bahan organik dengan pH 6,0 - 6,8. Kelembaban udara yang diperlukan untuk pertumbuhan adalah sekitar 70 - 80 %.

PERSEMAIAN
Tanah tempat persemaian yang hendak digunakan untuk menyusun polybag empat penyemaian benih hendaknya ditinggikan sekitar 30 - 40 cm dari tanah sekitarnya agar air tidak menggenangi terutama di musim penghujan. Bedengan dapat dibuat berbentuk empat persegi panjang dekat dengan ukuran panjang 4 - 6 m, lebar 100 - 110 cm dan pada bagian tepi diberi penyekat dari belahan bambu agar posisi bibit pada polybag dapat berdiri tegak. Benih yang telah berkecambah segera dipindahkan ke kantong polybag yang sudah siap sebelumnya.

PENGELOLAAN TANAH
Tanah atau lahan yang akan ditanami melon diolah kembali setiap pergantian tanaman agar menjadi gembur dan bersih dari gulma. Pengolahan tanah dilakukan dengan cara dibalik agar aerasi tanah berjalan dengan baik dan jamur yang terdapat di dalam tanah mati. Pada saat tanah telah diolah langsung diberi pupuk dasar, yaitu pupuk organik maupun anorganik yang banyak mengandung unsur makro (NPK).

PENANAMAN
Penanaman dilakukan jika bibit telah berumur 9 - 11 hari. Saat tanam yang tepat adalah pada saat musim kemarau. Jarak tanam yang baik adalah 70 X 50 cm atau 70 X 60 cm. Sebelum ditanam lebih dahulu dibuat lubang tanam sedalam + 7 - 9 cm, bersamaan dengan itu dipasang ajir berbentuk segitiga sama sisi.

PEMELIHARAAN
Penyulaman, penyiangan, dan pengairan dilakukan bila diperlukan.
Pemupukan pada umur 5 HST diberikan urea dalam bentuk larutan dengan kosentrasi 3 kg/300 liter air. Pupuk ZA + NPK 17 HST dan 50 HST yatiu 2 kg ZA dan 1 kg NPK konsentrasi 3 - 4 kg/200 liter air. Pupuk daun diberikan 7 HST dengan interval 7 - 15 hari sekali, konsentrasi larutan 1 - 2 cc/1 liter air.
Perlakuan khusus tanaman melon adalah pemangkasan tunas dan seleksi buah. Pemangkasan dilakukan pada tunas-tunas baru yaitu tunas 1 - 8. Sedangkan untuk buah dilakukan seleksi dan sisakan 2 - 3 buah.

HAMA dan PENYAKIT
Hama yang sering menyerang adalah lalat buah, ulat daun, Aphids, Tungau, Thrips, Oteng-oteng dan cacing tanah. Hama ini dapat dikendalikan dengan menggunakan insektisida, khusus untuk tungau menggunakan akarisida.
Penyakit yang menyerang yaitu Layu bakteri, Phytoptora molonis, Layu fusarium, Gummy stem Blight, busuk daun, embun tepung, virus dan cendawan tanah. Dapat dikendalikan dengan menggunakan fungisida.

PANEN
Melon dapat dipetik hasilnya umur 65 - 70 Hst. Cara pemetikan dilakukan dengan memotong tangaki buah + 3 cm dari pangkalnya dengan menggunakan gunting pangkas atau pisau yang tajam.
Rating: 5 Reviewer: Info Petani - ItemReviewed: BUDIDAYA MELON (Cucumis melo L.) - 9756people
Info Petani -
PEMELIHARAAN TANAMAN HIAS POT
Kesejukan dan kenyamanan ruangan oleh kehadiran tanaman hias tidak hanya dibutuhkan oleh rumah tempat tinggal saja. Perkantoran-perkantoran yang setiap harinya dipenuhi dengan kesibukan yang tinggi perlu diimbangi dengan sentuhan lembut tanaman hias.
Terlebih untuk jenis kantor yang karyawannya membutuhkan pikiran dan konsentrasi yang tinggi, kehadiran tanaman hias dalam ruang kantor sedikitnya dapat meredam pikiran yang tegang. Tanpa terasa, kehadiran tanaman hias dalam tempat kerja dapat menciptakan suasana tenang dan dapat berdampak positif dengan terpacunya semangat kerja para karyawan.

Untuk interior ruang yang relatif luas kita bisa membuat taman dalam ruang, bahkan menanam tanaman pada media tanah langsung (bukan dalam wadah). Akan tetapi bila ruangan terbatas, maka tanaman dalam pot merupakan pilihan utama. Pot sebenarnya tidak hanya sebagai tempat tumbuh tanaman, tetapi juga memberi nilai estetika di dalam suatu ruangan. Pilihan bahan pot seperti tanah liat, plastik, semen, kayu, bambu maupun pot dari stainless steel dapat memberi efek artistik tampilan tanaman hias.

Hal utama dalam memilih pot adalah dapat tidaknya bahan pot mengalirkan sirkulasi udara dan air dengan baik. Selain itu, pot juga dapat mengontrol kestabilan suhu dan kelembaban media tanam secara baik. Begitu pula keseimbangan antara lebar diameter pot dan tinggi tanaman perlu diperhatikan, selain keseimbangan ukuran tanaman dan ukuran ruang. Secara umum perbandingan tinggi tanaman dan lebar diameter pot adalah 3 : 1. Bila tinggi tanaman 30 cm, digunakan pot berdiameter 10-15 cm. bila tinggi tanaman 31-90 cm, digunakan pot berdiameter 20-30 cm.

Bila ruangan kita relatif sempit, sebaiknya dipilih tanaman yang berukuran kecil, bentuk tajuk tanaman yang kompak, tekstur daun tidak kasar serta warna tanaman yang lebih cerah, misalnya aglaonema. Sebaliknya tanaman hias yang berukuran besar, relatif tinggi, bertekstur daun lebih kasar serta warna yang lebih gelap dapat dipilih untuk interior yang lebih luas, misalnya hanjuang hijau.

Hal-hal yang harus dilakukan agar tanaman hias pot dalam ruangan tetap memancarkan keindahannya adalah sebagai berikut:
MENGATUR PENYINARAN
Berkaitan erat dengan penyinaran ini adalah bagaimana dan dimana pot itu sebaiknya ditempatkan karena posisi peletakan pot dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Ada tanaman yang membutuhkan cahaya matahari penuh dan ada pula tanaman yang hanya membutuhkan sedikit cahaya matahari.

Tanaman hias yang membutuhkan cahaya matahari penuh diantaranya: mawar, anggrek tanah, melati dan kembang sepatu. Tanaman hias yang tidak banyak membutuhkan cahaya matahari antara lain: suplir, begonia, anthurium, aglaonema dan dieffenbachia.

Tanaman yang hanya sedikit membutuhkan sinar matahari dapat diletakkan di sudut ruangan dekat dengan jendela. Bila ruangan tidak mendapat cahaya matahari, dapat disinari dengan lampu neon atau merkuri. Meskipun jenis tanaman ini cukup dapat disinari dengan lampu neon atau lampu merkuri, sekali-kali perlu dibawa keluar untuk memperoleh sinar matahari yang sebenarnya. Perlakuan ini biasanya dilakukan seminggu atau dua minggu sekali selama satu atau dua hari. Saat tanaman dikeluarkan sebaiknya jangan langsung kena sinar matahari, tapi diletakkan di tempat teduh misalnya teras atau di bawah pohon.

PENYIRAMAN
bbppl-tan hias pot-nyiram.jpgBanyak tanaman mati karena terlalu banyak diberi air atau sebaliknya terlalu kurang air. Kebanyakan air menyebabkan pori-pori tanah yang biasa terisi udara kini terisi air, sehingga akar tak bisa bernafas dan membusuk. Kekurangan air menyebabkan dalam tubuh tanaman hanya ada sedikit air, yang kemudian terus-menerus diuapkan, sehingga sel-sel kehabisan air, mengerut dan layu. Oleh karena itu, supaya kebutuhan air tanaman dapat terpenuhi dengan baik, maka waktu, jumlah dan cara penyiraman harus benar-benar diperhatikan.

Hal yang perlu diperhatikan dalam penyiraman diantaranya air siraman yang digunakan yang terbaik adalah air sumur, karena mengandung mineral-mineral/zat makanan yang diperlukan tanaman. Kemudian air hujan dan ledeng, tetapi sebaiknya ditampung dalam bak-bak dan didiamkan selama 12-24 jam lebih dahulu, baru dipakai untuk menyiram. Air sungai kurang baik untuk penyiraman karena dikhawatirkan mengandung penyakit yang mematikan tanaman.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah penyiraman sempurna, artinya perakaran seluruhnya basah, kemudian sisa air terbuang lewat lubang drainasi. Penyiraman sempurna itu harus diikuti periode di mana tanah akhirnya mongering agar rongga-rongganya dapat dilewati udara untuk pernafasan akar. Banyaknya air siraman yang diperlukan tergantung jenis tanamannya.

bbppl-tan hias pot-r.panitera.jpgJenis tanaman hias yang suka basah sangat mudah menguapkan air dari tubuhnya, sehingga harus segera disiram kembali bila tanah mulai kering. Penyiraman dilakukan dua kali per hari, pagi dan sore. Contoh jenis tanaman ini adalah: suplir (Adiantum sp) dan pisang Samarinda (Calathea sp).

Jenis tanaman hias yang suka semi basah jangka penyiraman pertama dan selanjutnya lebih panjang. Penyiraman dilakukan sekali sehari. Contoh jenis tanaman ini diantaranya: kuping gajah (Anthurium sp) dan Dieffenbachia sp.
Jenis tanaman hias yang suka kering memerlukan periode kering yang agak panjang sesudah penyiraman. Jika tanah basah terus-menerus, akarnya akan mudah busuk. Contoh jenis tanaman ini adalah: lili paris (Chlorophytum sp) dan kaktus.

Kelembaban dalam pot bisa diketahui dengan cara menggunakan stik kayu yang ditusukkan ke dalam media tanam. Dapat juga jari telunjuk dimasukkan ke dalam media tanam, dengan cara ini akan dirasakan tingkat kelembaban sehingga bisa diputuskan perlu tidaknya dilakukan penyiraman.

PEMUPUKAN
Selain cahaya dan air, tanaman membutuhkan zat-zat makanan untuk kelangsungan hidupnya. Persediaan zat-zat makanan tersebut di dalam tanah akan berkurang dan habis jika diambil tanaman terus-menerus. Tanaman akan kehabisan unsur-unsur makanan dalam tanah sehingga pertumbuhannya merana, daun-daun menguning dan tidak sehat. Penambahan zat-zat makanan atau biasa disebut pemupukan yang berupa pemberian unsur-unsur ke dalam tanah untuk diserap akar atau langsung dengan menyemprotkan cairan makanan ke daun adalah cara untuk mengatasinya.

Pupuk organik sudah kita campurkan dengan tanah pot pada saat persiapan menanam. Meskipun hanya menyediakan unsur-unsur dalam jumlah yang sedikit, tetapi pupuk ini sangat baik untuk memperbaiki sifat tanah, sehingga tanah menjadi gembur dan dapat ditembus akar dengan mudah serta dapat menyimpan udara/air yang cukup.

bbppl-tan hias pot-pupuk.pngPupuk anorganik dapat dibeli dalam berbagai bentuk, yaitu cairan, tepung dan kristal, pil atau tablet serta batangan atau pin. Pupuk cair tersedia dalam bentuk konsentrat, sangat praktis karena dikemas dalam botol, mudah disimpan dan aplikasi hanya dilarutkan dengan air. Pupuk tepung dan kristal yang larut dalam air juga sangat mudah pengaplikasiannya, yaitu hanya dengan melarutkannya dalam air. Sementara pupuk batangan atau pin, pil atau tablet sering disebut dengan pupuk slow released, yaitu pupuk yang diserap secara perlahan-lahan karena lambat terurai. Pupuk tersebut bekerja menyuplai bahan makanan saat bahan pupuk terlarut oleh air yang ada dalam media tanam. Oleh karena pemberiannya secara perlahan-lahan, maka jenis pupuk ini dapat memasok makanan dalam tempo 3-6 bulan. Beberapa hal negatifnya adalah pupuk tersebut sering menimbulkan hot spot, yaitu konsentrasi makanan di sekitar pupuk dapat mengakibatkan kerusakan pada akar tanaman.

Jenis pupuk yang lain adalah pupuk daun, yaitu pupuk yang dilarutkan ke dalam air dan diberikan dengan cara disemprotkan pada permukaan daun. Pupuk ini dapat diserap secara cepat oleh tanaman, tetapi pemberian dengan dosis yang berlebihan tentu saja dapat mengakibatkan kerusakan pada daun dan perakaran.

Penggunaan pupuk harus sesuai dengan jenis dan kebutuhan tanaman. Untuk tanaman yang diperlukan kesuburan daunnya maka tepat jika digunakan pupuk urea atau ZA yang banyak mengandung unsur N (nitrogen). Sedangkan jika tanaman untuk jenis bunga lebih baik digunakan pupuk yang mengandung P (fosfor) dan K (kalium), seperti NPK, TSP serta KCl. Gunakanlah pupuk dengan jenis-jenis yang berbeda sesuai dengan fase atau tahap pertumbuhan tanaman.

Pupuk yang dijual biasanya disertai dengan aturan pakainya. Untuk menjaga kerusakan akibat pemupukan, lebih baik kurangi dosisnya tetapi tingkatkan frekuensinya. Artinya kurangi dosis yang digunakan tetapi sering diberikan kepada tanaman. Hal yang harus diperhatikan dalam mengaplikasikan pupuk adalah: konsentrasi pupuk, peran pupuk dalam penyediaan unsur hara bagi tanaman, petunjuk pemakaian, faktor lingkungan dan kondisi tanaman.

Faktor lingkungan yang harus diperhatikan adalah intensitas sinar matahari dan hujan. Sinar matahari yang terlalu panas menyebabkan pemupukan menjadi kurang efektif karena pupuk menguap, sebaliknya bila hujan, unsur hara di dalam pupuk hilang tercuci oleh air hujan. Para praktisi tanaman hias menyarankan pemupukan dilakukan pagi hari pukul 09.00-10.00.

Kondisi tanaman yang harus diperhatikan dalam pemupukan adalah fase pertumbuhan tanaman, yang terdiri dari fase pertumbuhan vegetatif, fase pembungaan dan pascapembungaan. Pada saat fase pertumbuhan vegetatif tanaman dipupuk dengan jenis pupuk berkadar N tinggi untuk memacu pertumbuhan secara vegetatif, sebaiknya pupuk diberikan dalam dosis rendah bila tanaman masih muda atau baru dipindahkan ke pot baru. Tanaman muda yang siap berbunga perlu diberi pupuk dengan kandungan P tinggi untuk merangsang pembentukan bunga. Tanaman yang baru selesai berbunga juga perlu pupuk untuk pemulihan kondisinya. Jenis pupuknya mengandung N tinggi atau N, P dan K seimbang. Pupuk ini merangsang tumbuhnya tunas daun baru dan berkembangnya klorofil di daun sehingga berwarna lebih hijau.

MENJAGA KESEHATAN TANAMAN
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan untuk kesehatan tanaman yaitu :
- Periksa tanaman seminggu sekali atau beberapa hari sekali sambil menyiram tanaman
- Buang daun-daun yang menguning dan kering agar tanaman tetap kelihatan hijau dan segar
- Pangkas tanaman yang akan tumbuh terlalu rimbun, pilih beberapa tunas yang baik. Tunas-tunas yang lain dibuang agar tanaman tidak terlalu rimbun, sehingga cepat rusak bentuk dan pertumbuhannya.
- Sebulan sekali atau jika tanaman kelihatan kotor dan berdebu, harus dicuci batang, daun dan potnya dengan Penyemprot tanaman, kemudian dikeringkan di tempat teduh, bersihkan dari segala kotoran dan hama penyakit yang menempel.
- Sambil membuang daun kering dan memangkas tunas yang berlebihan, periksa juga apakah ada tanda-tanda hama dan penyakit pada tanaman yaitu pada batang, ruas-ruas batang, ketiak daun, urat-urat daun juga bagian bawah daun, pucuk dan tunas. Kemudian cuci bagian yang dihuni hama/penyakit atau jika serangan sudah parah, potong dan bakar bagian yang terserang.
PENGGANTIAN MEDIA DAN PENGEPOTAN KEMBALI (REPOTTING)
Tampilan tanaman hias yang indah dan menarik dalam pot tidak mungkin bisa dipertahankan untuk selama-lamanya tanpa perlakuan dan perhatian kita. Tanaman yang cantik baik dari segi ukuran, bentuk dan warna tersebut memiliki keterbatasan waktu, antara lain disebabkan tanaman sebagai mahluk hidup akan mengalami pertumbuhan baik perakaran, batang dan percabangan.

Pada periode tertentu media tanam dan ukuran pot tanaman tidak lagi sesuai dengan kondisi lingkungan tumbuh yang diperlukan tanaman. Pada saat itulah perlu dilakukan pengepotan kembali (repotting), bila terlihat penampilan yang tidak normal yang dicirikan oleh:
- penampilan tanaman tidak menarik dan kualitas tanaman menurun
- pertumbuhan tanaman secara umum menjadi lambat dan cenderung mengerdil
- percabangan dan dedaunan tidak lagi sesubur dan sesegar sebelumnya
- daun-daun menguning dan layu
- media tanam memadat karena perakaran tanaman memenuhi seluruh isi pot
- perakaran muncul di permukaan media tanam, atau bahkan perakaran keluar dari lubang-lubang drainase pada bagian bawah pot
- bagi tanaman pada pot yang terbuat dari bahan tanah atau terakota, pada umumnya jika terlambat menanganinya maka akan pecah

Tahapan yang perlu diperhatikan untuk melakukan repotting adalah :
a. Mengeluarkan tanaman
b. Menanam di pot baru
c. Menempatkan pot baru

PERLAKUAN KHUSUS AGAR DAUN BERKILAU
Tanaman hias, terutama tanaman hias daun, perlu dirawat agar daunnya mulus sehingga penampilannya prima. Oleh karena itu diperlukan suplai zat hara yang memadai dan lokasi perawatan yang sesuai dengan cahaya, suhu dan kelembaban yang dibutuhkan oleh tanaman hias tersebut.

Tanaman hias daun akan semakin memikat bila tampak berkilau. Cara sederhana adalah dengan mengelap daun menggunakan kain lembut. Kegiatan ini sebaiknya dilakukan secara rutin, misalnya 2-3 hari sekali atau seminggu sekali.

Sekarang ada cairan pengilap daun (leaf shine) dijual di toko-toko pertanian. Cara menggunakannya dengan menyemprotkan cairan itu ke permukaan daun yang sebelumnya telah dibersihkan dengan kain basah. Setelah itu, usapkan kain kering secara merata mulai dari pangkal hingga ujung daun. Penggunaan cairan ini sebaiknya tidak terlalu sering karena bahan ini dapat membuat pinggir daun kering, sebaiknya sebulan sekali.

Bila tidak memiliki cairan pengilap, bisa memanfaatkan susu bubuk atau susu cair. Caranya ambil sesendok susu bubuk lalu diencerkan dengan segelas air. Masukkan spon lembut ke larutan susu, lalu peras perlahan hingga agak kering. Usapkan spon secara merata, mulai dari permukaan dan bawah daun. Lakukan secara rutin seminggu sekali.

Dikutip dari Tulisan :
Ir. Elvina Herdiani, MP
Widyaiswara BBPP Lembang
Rating: 5 Reviewer: Info Petani - ItemReviewed: PEMELIHARAAN TANAMAN HIAS POT - 9756people
Info Petani -
Perbanyakan Benih Pisang

Pisang merupakan salah satu buah-buahan dari tanaman tropis yang sangat digemari oleh masyarakat kita karena kandungan gizi buah pisang tinggi. Kandungan gizi buah pisang lengkap yaitu untuk 100 gram mengandung 1,3 gram protein, 0,2 gram lemak, 465 kalori, 11 mg kalsium, 0,5 gram serat, vitamin A, B2, B6, C dan 70 gram air. Buah pisang baik untuk bayi sampai orang lanjut usia. Buah pisang dapat dimakan dalam keadaan segar maupun dalam bentuk olahan. Konsumsi buah pisang per kapita per tahun di Indonesia cenderung menurun sejak tahun 1990 sebesar 13,83 kg, tahun 1993 sebesar 12,58 kg, tahun 1996 sebesar 9,5 kg dan tahun 1999 hanya sebesar 8,27 kg. Penurunan konsumsi buah pisang tersebut kemungkinan disebabkan oleh produksi buah pisang tidak sebanding dengan meningkatnya kebutuhan akibat perkembangan jumlah penduduk, walaupun data yang ada menunjukkan adanya peningkatan produksi.
Usaha meningkatkan produksi buah pisang di beberapa daerah mendapat hambatan dengan adanya serangan beberapa penyakit, sehingga perlu mendapat perhatian khusus karena penularan penyakit tersebut sangat cepat. Salah satu cara penanggulangan penyebaran penyakit adalah dengan penyediaan benih bermutu yang bebas penyakit. Perbanyakan benih pisang bermutu yang bebas penyakit tentunya diperlukan ketelitian dari penentuan pohon induk, cara perbanyakan dan pemeliharaan sampai saat benih tersebut disalurkan.
Dalam perbanyakan benih pisang perlu diperhatikan :
1. Pohon induk
2. Cara perbanyakan
3. Legalisasi mutu

1. Pohon Induk

Perbanyakan benih pisang bebas penyakit diperlukan pohon induk yang produksi dan kualitasnya tinggi serta berasal dari areal pertanaman yang benar-benar bebas dari penyakit. Para petani atau pedagang benih biasanya mendapatkan benih yang berasal dari kebun produksi, sehingga belum menjamin benih tersebut bebas dari penyakit. Untuk mendapatkan benih pisang dalam jumlah yang banyak, perlu dibuat kebun induk yang dipelihara secara intensif dan sedapat mungkin terisolasi jauh dari kebun pisang lainnya, sehingga pohon induk terbebas dari serangan penyakit yang menular dan terbawa benih.

Pohon induk telah terdaftar di Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPSBTPH) sehingga terjamin kemurnian (jenis dan varietasnya) dan bebas dari penyakit menular.

Penyakit penting di tanaman pisang yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan atau pemilihan pohon induk pisang adalah sebagai berikut:
a. Layu Fusarium/Panama Disease (Fusarium oxysporum f.sp.cubense (E.F. Smith Snyder & Hansen)

Gejala:
Cendawan yang disebut F. Oxysporum menyerang jaringan empulur batang melalui akar yang luka. Batang yang sakit akan banyak kehilangan cairan dan berubah warna menjadi kecoklatan, bagian tepi bawah daun menjadi kuning tua (layu), merambat ke bagian dalam secara cepat sehingga seluruh permukaan daun menguning.
Tangkai daun patah di bagian pangkalnya yang berbatasan dengan batang palsu. Kadang- kadang lapisan luar dari batang palsu terbelah mulai dari permukaan tanah. Jika pangkal batang dibelah membujur terlihat garis coklat atau hitam menuju kesemua arah dari pangkal batang (bonggol) ke atas, melalui jaringan pembuluh pangkal dan tangkai daun. Apabila bonggol pisang yang sakit dibongkar akan nampak sebagian besar leher akar berlubang berwarna hitam-hitam.Tanaman yang terserang tidak mampu berbuah atau bila berbuah tidak terisi.

Tanaman inang:
- Heliconia caribea (Musaceae).
- Cendawan dapat ditemukan pada akar beberapa jenis gulma yang tumbuh berasosiasi dengan tanaman pisang namun ternyata hanya bersifat sapropit atau parasit ringan untuk sekedar bertahan selama tidak ada tanaman pisang.

b. Layu bakteri/Moko Disease

Palstonia (Pseuodomonas) solanacearum E.F. Smith pv. celebensis

Gejala:
Timbulnya gejala serangan bakteri P. solanaearum pada daun biasanya baru tampak setelah munculnya tandan buah atau fase generatif.
Mula-mula daun muda berubah warna, dari ibu tulang daun keluar garis coklat kekuning-kuningan ke tepi daun. Dalam waktu satu minggu semua daun menguning lalu menjadi coklat.

Gejala pada batang pisang:
Cairan merah keluar melalui luka pada batang, adakalanya cairan keluar bersamaan dengan keluarnya jantung pisang.
Pada buah gejalanya agak lambat, pada umumnya saat buah hampir menyelesaikan proses pemasakan. Buah tampak seperti dipanggang, berwarna kuning coklat, layu dan busuk. Buah yang terserang isinya terlarut sedikit demi sedikit dan berisi cairan seperti lendir merah kecoklatan.
Tanaman inang:
Sampai saat ini sudah diketahui lebih dari 200 species tanaman dapat diserang oleh bakteri ni, diantaranya tanaman tembakau, kentang, tomat, terung, cabai, kacang-kacangan, tanaman hias dan berbagai jenis gulma.

c. Bercak daun/Sigatoka/Black Leaf Streak Cendawan (Mycosphaerella musicola Mulder).

Gejala:
Gejala awal sangat jelas pada daun ketiga atau keempat dari pucuk yaitu mula-mula timbul bintik-bintik kuning pada tepi daun.
Bintik-bintik melebar menjadi noda kuning tua kemerahan sampai kehitaman, sehingga seluruh helaian daun menbjadi kuning.
Namun sepanjang urat daun utama (pelepah atau tangkai daun) biasanya berwarna hijau.
Daun menjadi lebih cepat kering dan buah matang sebelum waktunya.


d. Kerdil pisang/Bunchy top Virus

Gejala:
Daun mudah tampak lebih tegak, pendek, sempit, dan tangkainya lebih pendek dari yang normal.
Daun menguning sepanjang tepinya, laslu mengering, daun menjadi rapuh dan mudah patah.
Tanaman terhambat pertumbuhannya dan daun-daun membentuk roset padsa ujung batang palsunya.

Tanaman inang:
-Virus :abaca (Musa textiles), Heliconia spp, bunga tasbih (Canna spp);
-Serangga penular (vector): abaca, heloconia, keladi (Colacasia spp), bunga tasbih, lengkuas (Languas speciosa), pacing (Castus mexicanus), dan temu-temuan (Zingiber spp).

2. Cara perbanyakan

Perbanyakan benih pisang dapat dilakukan secara konvensional (pemisahan anakan dari induknya, pembelahan bonggol) dan kultur jaringan.
Perbanyakan benih dengan anakan paling banyak digunakan oleh petani karena mudah dilaksanakan, namun perolehan benih sedikit dan tidak seragam sehingga kurang efisien dalam skala usaha yang luas.

Perbanyakan benih melalui kultur jaringan memerlukan keahlian dan ketelitian yang tinggi karena menggunakan sarana dan bahan yang steril, sehingga memerlukan modal yang cukup banyak.
Kedua cara tersebut di atas dapat dipilih disesuaikan dengan kondisi biaya, tenaga dan waktu yang diperlukan.
Kedua cara perbanyakan tersebut masing-masing mempunyai keuntungan dan kerugian sebagai berikut:

Cara perbanyakan Keuntungan Kerugian

Anakan (konvensional) - Biaya murah - Perolehan bibit per pohon sedikit
- Memerlukan waktu yang cukup lama


Kultur jaringan - Dapat memproduksi dalam jumlah yang banyak - Biaya Mahal
- Kecil kemungkinan terinfeksi penyakit
- Lebih cepat berbuah



Perbanyakan secara konvensional

Benih rebung:
Bentuk benih berupa tunas yang belum berdaun, tinggi antara 20 – 40 cm.
Cara ini mudah melakukan pembongkaran karena tunas masih kecil dan berada di dekat permukaan tanah.
Benih anakan muda
Berupa tunas yang sudah keluar daun, tetapi daunnya masih menggulung sehingga menyerupai pedang, tingginya antara 41 – 100 cm.
Benih anakan sedang
Berupa tunas yang telah berdaun mekar sehelai, tingginya antara 101 – 150 cm.
Benih anakan dewasa
Anakan yang telah berdaun lebih dari dua helai, tingginya antara 151 – 175 cm.
Cara perbanyakan ini sulit didapatkan dalam jumlah banyak secara serempak dan memerlukan waktu yang relatif lama.
Benih dari belahan bonggol
Berupa benih dari persemaiann belahan bonggol yang pohonnya telah dipungut hasilnya.
Keuntungan dari cara perbanyakan dengan belahan bonggol sebagai berikut:
· Memperoleh benih dalam jumlah banyak dan bentuknya seragam;
· Memudahkan pengangkutan;
· Tahan lama dalam penyimpanan;
· Memudahkan perlakuan benih untuk pencegahan serangan OPT.
Tahapan pembuatan benih
Tunas anakan:
- Tentukan pohon induk yang unggul dan dari populasi yang benar-benar bebas dari serangan penyakit (telah diregistrasi oleh BPSBTPH);
- Pilih anakan segar dan sehat, kemudian bongkar dengan menggunakan cangkul atau linggis
- Kumpulkan benih pada tempat yang teduh, bersihkan akar beserta tanahnya, kurangi daunnya, seleksi menurut besar dan tingginya benih untuk mendapatkan benih yang seragam
- Celupkan benih ke dalam larutan formalin 5% selama 20 menit atau ke dalam air panas 55° C selama 30 menit.
- Angkat dan kering anginkan benih di tempat yang teduh.
- Benih dapat ditanam langsung (anakan dewasa) atau ditanam dalam polybag (tunas anakan/ rebung).
Benih belahan bonggol
- Tentukan pohon induk yang unggul dan dari populasi yang benar-benar bebas dari serangan penyakit (telah diregistrasi oleh BPSBTPH);
- Bongkar pohon/bonggol dengan alat cangkul atau linggis;
- Bersihkan bonggol dari tanah dan akar-akar yang masih menempel secara hati-hati agar mata tunas tidak rusak;
- Potong batang semu dan sisakan 10 – 12,5 cm di atas pangkal bonggol;
- Periksa warna bonggol pada bekas potrongan. Bila berwarna putih menunjukan bonggol itu sehat;
- Potong atau belah bonggol tersebut arah membujur sehingga menjadi beberapa belahan bonggol dengan ukuran 10 x 10 x 10 cm. Tiap belahan bonggol minimal memiliki satu mata tunas atas.
- Masukan belahan bonggol kedalam air panas 55° C selama 60 menit dan masukan kedalam larutan ZPT IBA 20 ppm selama 60 menit. Tujuan merendam ke dalam air panas adalah untuk menghilangkan hama penyakit dan ZPT untuk merangsang pertumbuhan tunas.
- Angkat dan kering anginkan benih di tempat yang teduh dengan menggunakan alas plastik atau tempat dari bambu;
- Selanjutnya benih dapat ditanam di pesemaian atau ditanam dalam polybag sebelum ditanam di lapangan. Benih asal belahan bonggol biasanya setelah berumur 3 bulan telah keluar daun 2 – 3 helai.

3. Legalisasi mutu

Untuk menambah kepercayaan para konsumen (petani pemakai benih) mengenai mutu benih yang akan dipasarkan perlu adanya legalisasi tentang mutu dengan cara memberikan label/ sertifikat setiap benih yang akan disalurkan.

Tahapan pelaksanaan pelabelan benih:
- Pemeriksaan lapangan bertujuan untuk mengetahui kebenaran sumber benih atau pohon induk dan teknis pelaksanaan perbanyakan benih.
- Pemasangan label dilakukan setelah calon benih telah lulus pemeriksaan lapangan.

Waktu pemeriksaan lapangan sebagai berikut:
· Pemeriksaan pendahuluan: dilakukan sebelum pengambilan tunas;
· Pemeriksaan I: dilakukan saat pelaksanaan pengambilan tunas;
· Pemeriksaan II: dilkakukan saat proses pemeliharaan;
· Pemeriksaan III: dilakukan 7 hari sebelum salurkan.

Persyaratan untuk pengajuan pelabelan:
· Pengajuan permohonan pelabelan dilakukan 10 hari sebelum pengambilan tunas;
· Surat permohonan pelabelan dilampiri dengan :
- Bukti asal usul benih sumber;
- Peta/denah lokasi penangkaran;
- Rencana cara perbanyakan yang akan digunakan.
· Setiap tahan pemeriksaan lapangan, pemohon memberitahukan kepada pengawas benih untuk dilakukan pemeriksaan.

Referensi :
Anonim, Penyebaran penyakit penting pada tanaman hortikultura (buah-buahan), Direktorat Bina Perlindungan Tanaman, Dit. Jen. Pertanian Tanaman Pangan, 1994.
Anonim, Pedoman pengenalan dan pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) pada tanaman buah-buahan (tanaman pisang, mangga dan rambutan), Dit. Jen. Bina Produksi Hortikultura, 2002;
Anonim, Berkebun pisang intensif, Trubus. 2002.
Supriyadi Ahmad, Ir. Dan Suyati Satuhu, B.Sc. Pisang Budidaya Pengolahan dan Prospek Pasar.
Sukarsa, E. Dan Hidayat, Y. 2008. Modul Pembenihan Tanaman Pisang. Balai Besar Pelatihan Pertanian Lembasng, Badan Pengembangan SDM Pertanian.
Rating: 5 Reviewer: Info Petani - ItemReviewed: Perbanyakan Benih Pisang - 9756people
Info Petani -
Pengolahan Tepung Kentang


Kentang merupakan salah satu dari 4 tanaman pokok yang banyak ditanam di dunia, dengan luas lahan sekitar 20 milyar hektar dan produksi mencapai 300 milyar ton. Sebagian besar kentang diproduksi oleh Negara-negara Eropa dan negara di Amerika Utara sedangkan produksi kentang terbesar di Asia dihasilkan oleh Cina dan India.
Selain kentang kaya akan kandungan karbohidrat, kentang juga mengandung nutrisi lain seperti protein, mineral (Fe) dan vitamin (B-kompleks dan Vitamin C). 100 gram kentang segar mengandung 2.1 gr protein, 0.3 MJ energi, 25 mg Vitamin C, 0.1 mg Tiamin, 0.02 mg riboflavin, 0.5 mg asam nikotin dan 0.1 mg zat besi. Nilai kandungan nutrisi kentang bervariasi tergantung dari varietas, cara penyimpanan, musim tanam, jenis tanah, pemberian pupuk dan pola tanam.
Rata-rata kandungan nutrisi yang terdapat pada kentang.
Kandungan Nilai Rata-rata (%)
Air 80
Protein 18
Lemak 2
Karbohidrat 0.1
Vitamin dan Mineral < 0.1 Kentang sebagian besar diolah dan dikonsumsi hanya sebatas menjadi sayuran bbppl-kentang cina 8eataupun berupa olahan makanan tradisional yang dikembangkan berdasarkan kebiasaan dan resep tradisional. Namun saat ini telah dikembangkan suatu teknologi untuk meningkatkan nilai ekonomi kentang, dimana kentang diolah menjadi tepung kentang. Di Negara-negara Eropa pada khususnya, industri pengolahan kentang menjadi tepung kentang yang kemudian diolah menjadi berbagai macam produk terus dikembangkan dari metode sederhana hingga modern.

Dibandingkan dengan bahan baku lain seperti jagung, gandum, ubi dan lainnya, tepung kentang ini memiliki kandungan protein dan lemak yang rendah, suhu gelatisasi yang rendah serta dapat disimpan dengan kandungan air yang tinggi tanpa menimbulkan bau apek. Selain itu, dibandingkan dengan tepung dengan bahan baku lainnya, tepung kentang memiliki butiran tepung yang lebih besar.Proses

Produksi Tepung Kentang

Untuk menghasilkan tepung kentang yang bermutu, kentang harus melalui beberapa tahap proses pengolahan. Kentang yang telah dipanen, harus dibersihkan dari kotoran yang menempel dengan menggunakan Barrel Washer.
Setelah proses pencucian selesai, kentang selanjutnya dihancurkan dengan menggunakan alat berupa parutan yang disebut Grater sehingga dihasilkan bubur kentang. Dalam proses ini biasanya ditambahkan enzim oksidasi untuk mencegah proses perubahan warna pada bubur kentang.
Selanjutnya merupakan proses ekstraksi dengan memisahkan kandungan pati dan serat yang terdapat pada bubur kentang dengan menggunakan alat centrisieve yang memiliki wadah yang berputar (a rotaring screen basket) yang ditutupi oleh ayakan yang berukuran 120 µm,sehingga kandungan pati yang berbentuk cairan dapat melewati ayakan ini dan kandungan serat akan tertinggal.
Proses selanjutnya pemisahan kandungan protein yang terdapat dalam cairan pati yang telah tersaring pada proses sebelumnya dengan beberapa langkah dengan hydro-cyclone plant dengan 11 unit multi-cyclone yang saling berhubungan dengan prinsip kerja counter flow (berlawanan arah). Proses pemisahan ini dilakukan dengan penambahan asam dan pemberian panas sehingga larutan protein akan bbppl-kentang cina 5emengental dan kandungan air menguap. Dari proses ini diperoleh suspensi pati (starch) dengan kandungan padatan sekitar 35% sampai 40%.Suspensi pati yang diperoleh selanjutnya mengalami proses dewatering atau pemberian air kembali dengan menggunakan Rotary Vacuum Filter sehingga kandungan airnya mencapai sekitar 40%.

Proses selanjutnya merupakan proses pengeringan dengan menggunakan Flash Dryer sehingga diperoleh tepung kentang yang memiliki kandungan air tidak lebih dari 15%, dimana kondisi ini baik untuk penyimpanan tepung kentang.

Penggunaan tepung Kentang :
Tepung kentang ini banyak digunakan untuk bahan baku pembuatan snack, makanan bayi, mie instan, saus, makanan rendah kalori, soft drink, bir, es krim, permen, selai dan marmalade, buah kaleng, makanan ternak. Selain itu tepung kentang ini juga digunakan sebagai bahan baku pembuatan plastik kemasan, pembalut wanita, kapsul untuk industri obat-obatan , kertas dan bahan-bahan bangunan dalam industri tekstil.
Rating: 5 Reviewer: Info Petani - ItemReviewed: Pengolahan Tepung Kentang - 9756people
Info Petani -
MERAMU PUPUK HIDROPONIK UNTUK TANAMAN SAYURAN
Suksesnya berhidroponik banyak tergantung pada ramuan hara atau nutrisi yang diberikanan ke tanaman. Ramuan pupuk yang baik dapat menghasilkan sayuran segar, tegap, berpenampilan menarik, berkadar gizi tinggi, beraroma harum, bercita rasa tinggi, serta berharga jual yang relatif mahal.
Keterampilan meramu pupuk hidroponik dapat disesuaikan dengan pemberian hara pada tanaman yang dibudidayakan, meramu sendiri pupuk yang akan diberikan pada tanaman yang dibudidayakan maka komposisi pupuk dapat disesuaikan.
Ramuan pupuk hidroponik sayuran ini dibagi dua yaitu untuk sayuran daun dan sayuran batang. Tanaman sayuran daun yang biasa dihidroponik antara lain: bayam, caisin, pakcoy, kangkung dan sebagainya, rasio nitrat/amonium (NO3- : NH4+) adalah 6 atau 6 per satu, artinya 6 (enam) Nitrat, dan 1 (satu) Amonium, sedangkan N total adalah 250 ppm. Dengan demikian konsentrasi Nitrat adalah 6/7 x 250 ppm atau 214 ppm dan Amonium 36 ppm. Jadi rasio antar hara NO3: NH4 adalah 214 : 36.

Ada beberapa alasan mengapa penggunaan rasio amoniumnya relatif lebih besar yaitu amonium akan membuat sel-sel raksasa sehingga tanaman akan tumbuh cepat dan ukurannya besar. Daun yang terbentuk berukuran lebar dan evapotranspirasinya besar sehingga daya serap air dan hara meningkat, hanya saja daun yang berukuran besar akan peka terhadap penguapan dan sayuran mudah layu. Pertumbuhan vegetatif yang terpacu akan menghasilkan banyak daun dengan ukuran lebar, sehingga penampilan sayuran daun akan menarik. Pemberian nitrat dalam jumlah yang besar untuk menciptakan sel yang kompak, sehingga tanaman berdiri tegap, daya tahan tinggi terhadap serangan penyakit cendawan, banyak nitrat juga akan menimbulkan citra rasa yang baik.
Rasio Pospor dan Nitrogen (P : N) untuk sayuran daun 0,25 sedangkan P sebesar 0,25 x 250 ppm atau sama dengan 62 ppm. Dengan demikian ratio antara P : N adalah 62 :250. Mengapa penetapan rasio 0,25 pada tanaman sayuran yaitu 0,25 sudah cukup tinggi? karena P tidak banyak dibutuhkan dibandingkan unsur lainnya, karena sayuran daun tidak untuk menghasilkan bunga. Rasio 0,25 cukup merangsang pembentukan akar sehingga effisien, penyerapan hara menjadi optimal. Rasio 0,25 sudah cukup untuk kegiatan fotosintesa, pembentukan karbohidrat dan protein. Rasio tersebut juga memperkuat dinding sel sehingga mempunyai ketahanan terhadap serangan penyakit cendawan.

Rasio K : N (Kalium per Nitrogen), untuk tanaman sayuran daun adalah 1,2 atau konsentrasi K 1,2 x 250 ppm = 300 ppm. Dengan demikian rasio antara K : N untuk tanaman sayuran adalah 300 : 250. Dengan K yang besar ini akan membantu proses fotosintesa dan mengatur tranportasi karbohidrat kebagian-bagian tanaman yang memerlukannya sehingga terdapat pertumbuhan yang merata, juga dengan konsentrasi K yang cukup membuat penampilan warna daun merata pada seluruh helainya, penampilan sayur menjadi segar, tegar dan menarik.

Rasio Ca : N (Calsium : Nitrogen), untuk produksi tanaman sayuran daun adalah sebesar 0,7 sehingga konsentrasi Ca menjadi 0,7 x 250 ppm = 175 ppm, dengan demikian rasio antar hara Ca : N adalah sebesar 175 : 250. Ada beberapa alasan menetapkan rasio Ca : N untuk tanaman sayuran daun sebesar 0,7 yaitu : daun akan terbentuk dengan baik, daun tidak bergelombang atau kriting karena berpengaruh pada pembelahan dan elongasi atau perpanjangan sel. Sayuran menjadi renyah, walaupun ditanam pada saat banyak terjadi mendung, karena Ca memperkuat dinding sel. Ternyata sayuran mempunyai daya tahan yang cukup baik di supermaket.
Rasio Mg : N (Mangan per Nitrogen) yaitu sebesar 0,25 atau 0,25 x 250 ppm = 62 ppm. Dengan demikian rasionya adalah sebesar 62 : 250. Alasan menetapkan angka 0,25 adalah warna daun hijau berkilau, karena Mg merupakan inti dari kloropil, tanaman tetap kuat tahan terhadap serangan cendawan.

Rasio S : N (Sulplur per Nitrogen) yaitu untuk sayuran daun 110 ppm sehingga S : N adalah 110 : 250 = 0,44 atau dibulatkan o,4. Alasan rasio terbut adalah dengan konsentrasi S cukup tinggi maka protein yang terbentuk cukup banyak, sehingga pertumbuhan tanaman cukup pesat. Sayuran akan memberikan aroma saat dimasak, karena unsur S merupakan inti dari minyak asiri yang memberi aroma, tingginya S(Sulplur) akan meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan penyakit cendawan.

Ramuan pupuk untuk sayuran batang dan daun, perhitungan rasio antar hara adalah sebagai berikut : Rasio Nitrat : Amonium yaitu 9 : 1 artinya sembilan nitrat dan satu Amonium, sementara N totalnya yaitu 250 ppm, dengan demikian konsentrasi nitrat adalah 9/10 x 250 ppm = 225 ppm.

Rasio P : N (Pospat per Nitrogen) adalah 0,3, sehingga konsentarasi P 0,3x 250 ppm = 75 ppm, dengan demikian ratio antara P : N yaitu 75 : 250. Konsentrasi K : N (Kalium : Nitrogen) 1,4, sehingga konsentrasi K sebesar 1,4 x 250 ppm= 350 ppm, dengan demimkian rasio antara K : N adalah 350 : 250.

Rasio Ca :N (Calsium : Nitrogen) yaitu 0,7 x 250 ppm = 175 ppm, dengan demikian, ratio antara Ca : N sebesar 175 : 250, hal ini cukup memberikan kerenyahan bagi tumbuhan tersebut. Rasio Mg : N (Mangan : Nitrogen) sebesar 0,25 sehingga konsentrasi Mg untuk pemupukan tanaman sayuran batang dan daun sebesar 0,25 x 250 ppm = 62 ppm, dengan demikian, rasio antar hara Mg : N sebesar 62 : 250. Sedangkan rasio S : N (Sulplur : Nitrogen) dari perhitungan akhir didapatkan konsentrasi S untuk produksi sayuran daun dan batang yaitu 125 ppm, sehingga rasio S : N adalah 125 : 250=0,5.

Apabila dalam pembuatan ramuan pupuk hidroponik ini banyak menemukan kendala, terlebih dahulu harus banyak mengetahui kegunaan masing-masing pupuk kimia yang berkaitan dengan unsur hara yang sangat dibutuhkan oleh tanaman. Sebenarnya ramuan pupuk hidroponik sudah banyak yang telah jadi dan dijual di pasaran, kita tinggal mengencerkannya saja. Tidak ada salahnya kalau kita coba membuat sendiri, mungkin hasilnya lebih baik dan dari segi ekonomis bisa lebih murah.

Demikian materi tentang: “MERAMU PUPUK HIDROPONIK UNTUK TANAMAN SAYURAN“. Semoga dengan membuat ramuan pupuk hidroponik ini, adanya pengalaman baru, dan bisa jadi merupakan peluang usaha yang cukup mengembirakan, tentunya kita harus benar-benar bisa memahami teknik meramu dengan baik.

Sumber :
Ir. Muharja, MP (Widyaiswara BBPP Lembang) Telp. (022) 2786234-2789783, e-mail: central@bbpp-lembang.info .
Rating: 5 Reviewer: Info Petani - ItemReviewed: MERAMU PUPUK HIDROPONIK UNTUK TANAMAN SAYURAN - 9756people
Info Petani -
BUDIDAYA JAMUR TIRAM (Pleurotus ostreatus)
Indonesia termasuk salah satu negara yang dikenal sebagai gudang jamur terkemuka di dunia. Jamur-jamur yang telah dibudidayakan dan telah populer atau memasyarakat sebagai makanan dan sayuran serta banyak diperdagangkan di pasar adalah jamur merang (Volvariella volvacea), Jamur champignon (Agaricus bitorquis) jamur kayu seperti jamur kuping (Auricularia, Sp.) Jamur Shiitake/payung (Lentinus edodes) dan jamur tiram (Pleurotus ostreatus).

Jamur tiram adalah jenis jamur kayu yang memiliki kandungan nutrisi lebih tinggi dibandingkan dengan jenis jamur kayu lainnya. Jamur tiram mengandung protein, lemak, fospor, besi, thiamin dan riboflavin lebih tinggi dibandingkan dengan jenis jamur lain. Jamur tiram mengandung 18 macam asam amino yang dibutuhkan oleh tubuh manusia dan tidak mengandung kolesterol.

Ditinjau dari aspek biologinya, jamur tiram relatif lebih mudah dibudidayakan. Pengembangan jamur tiram tidak memerlukan lahan yang luas. Masa produksi jamur tiram relatif lebih cepat sehingga periode dan waktu panen lebih singkat dan dapat kontinu.

Budidaya jamur tiram dapat dikelola sebagai usaha sampingan ataupun usaha ekonomis skala kecil, menengah dan besar (Industri). Negara-negara yang telah mengembangkan budidaya jamur tiram sebagai agrobisnis andalan dan unggulan adalah Cina, belanda, Spanyol, Prancis, Belgia dan Thailand. Negara-negara tersebut trermasuk produsen jamur terbesar di dunia.

Seiring dengan popularitas dan memasyarakatnya jamur tiram sebagai bahan makanan yang lezat dan bergizi, maka permintaan konsumen dan pasar jamur tiram di berbagai daerah terus meningkat. Kebutuhan konsumsi jamur tiram meningkat sebanding dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan pendapatan serta perubahan pola konsumsi makanan penduduk dunia. Negara-negara konsumen penduduk jamur terbesar adalah Amerika Serikat (AS), Kanada, Jerman, Jepang, Hongkong, Belgia Inggris, Belanda dan Italia. Rata-rata konsumsi jamur per kapita penduduk Kanada dan negara-negara Eropa melibihi 1,5 kg/kapita/tahun. Sedangkan konsumsi rata-rata penduduk inggris dan AS masing-masing sekitar 1 kg/kapita/tahun dan 0,5/kapita/tahun.


INFORMASI POKOK

Pemeliharaan jamur tiram sangat praktis dan sederhana, yaitu dengan cara menciptakan dan menjaga kondisi lingkungan pemeliharaan (cultivation) yang memenuhi syarat pertumbuhan jamur tiram. Langkah-langkah pemeliharaan atau penanaman jamur tiram meliputi persiapan sarana produksi dan tahapan budidaya.

Persiapan Sarana Produksi

Bangunan

Bangunan jamur sederhana dapat dibuat dari kerangka kayu (bambu) beratap daun rumbia, anyaman bambu atau anyaman jerami padi. Ukuran kumbung yang ideal adalah 84 m2 (panjang 12m dan lebar 7m) dan tinggi 3,5 m. Bentuk kumbung bisa bervariasi, bisa mirip gembong kereta api atau seperti rumah. Pada umumnya kumbung atau bangunan jamur terdiri dari beberapa ruangan, diantaranya:

Ruang persiapan
Ruang persiapan adalah ruangan yang berfungsi untuk melakukan kegiatan Pengayakan, Pencampuran, Pewadahan, dan Sterilisasi.

Ruang Inokulasi:
Ruang Inokulasi adalah ruangan yang berfungsi untuk menanam bibit pada media tanam, ruang ini harus mudah dibersihkan, tidak banyak ventilasi untuk menghindari kontaminasi (adanya mikroba lain).

Ruang Inkubasi
Ruangan ini memiliki fungsi untuk menumbuhkan miselium jamur pada media tanam yang sudah di inokulasi (Spawning). Kondisi ruangan diatur pada suhu 22 – 28OC dengan kelembaban 60% – 80%, Ruangan ini dilengkapi dengan rak-rak bambu untuk menempatkan media tanam dalam kantong plastic (baglog) yang sudah di inokulasi.
Ruang Penanaman :
Ruang penanaman (growing) digunakan untuk menumbuhkan tubuh buah jamur. Ruangan ini dilengkapi juga dengan rak-rak penanaman dan alat penyemprot/pengabutan. Pengabutan berfungsi untuk menyiram dan mengatur suhu udara pada kondisi optimal 16 – 22OC dengan kelembaban 80 – 90%.


Peralatan

Peralatan yang digunakan pada budidaya jamur diantaranya, Mixer, cangkul, sekop, filler, botol, boiler, gerobak dorong, sendok bibit, centong.

Bahan-bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam budidaya jamur tiram adalah Serbuk kayu, bekatul (dedak), kapur (CaCO3), gips (CaSO4), tepung jagung (biji-bijan), glukosa, kantong plastik, karet, kapas, cincin plastik.



Tahapan Budidaya Jamur Tiram

Beberapa tahapan dalam budidaya jamur tiram yang perlu diperhatikan, yaitu:

Persiapan Bahan
Bahan yang harus dipersiapkan diantaranya serbuk gergaji, bekatul, kapur, gips, tepung jagung, dan glukosa
Pengayakan
Serbuk kayu yang diperoleh dari penggergajian mempunyai tingkat keseragaman yang kurang baik, hal ini berakibat tingkat pertumbuhan miselia kurang merata dan kurang baik. Mengatasi hal tersebut maka serbuk gergaji perlu di ayak. Ukuran ayakan sama dengan untuk mengayak pasir (ram ayam), pengayakan harus mempergunakan masker karena dalam serbuk gergaji banyak tercampur debu dan pasir
Pencampuran
Bahan-bahan yang telah ditimbang sesuai dengan kebutuhan dicampur dengan serbuk gergaji selanjutnya disiram dengan air sekitar 50 – 60 % atau bila kita kepal serbuk tersebut menggumpal tapi tidak keluar air. Hal ini menandakan kadar air sudah cukup.
Pengomposan
Pengomposan adalah proses pelapukan bahan yang dilakukan dengan cara membumbun campuran serbuk gergaji kemudian menutupinya dengan plastic

Pembungkusan (Pembuatan Baglog)
Pembungkusan menggunakan plastik polipropilen (PP) dengan ukuran yang dibutuhkan. Cara membungkus yaitu dengan memasukkan media ke dalam plastik kemudian dipukul/ditumbuk sampai padat dengan botol atau menggunakan filler (alat pemadat) kemudian disimpan.

Sterilisasi
Sterilisasi dilakukan dengan mempergunakan alat sterilizer yang bertujuan menginaktifkan mikroba, bakteri, kapang, maupun khamir yang dapat mengganggu pertumbuhan jamur yang ditanam. Sterilisasi dilakukan pada suhu 90 – 100OC selama 12 jam.
Inokulasi (Pemberian Bibit)
Inokulasi adalah kegiatan memasukan bibit jamur ke dalam media jamur yang telah disterilisasi. Baglog ditiriskan selama 1 malam setelah sterilisasi, kemudian kita ambil dan ditanami bibit diatasnya dengan mempergunakan sendok makan/sendok bibit sekitar + 3 sendok makan kemudian diikat dengan karet dan ditutup dengan kapas. Bibit yang baik yaitu:
Varitas unggul
Umur bibit optimal 45 – 60 hari
Warna bibit merata
Tidak terkontaminasi
Inkubasi (masa pertumbuhan miselium)
Inkubasi dilakukan dengan cara menyimpan di ruangan inkubasi dengan kondisi tertentu. Inkubasi dilakukan hingga seluruh media berwarna putih merata, biasanya media akan tampak putih merata antara 40 – 60 hari.

Panen
Panen dilakukan setelah pertumbuhan jamur mencapai tingkat yang optimal, pemanenan ini biasanya dilakukan 5 hari setelah tumbuh calon jamur. Pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi hari untuk mempertahankan kesegarannya dan mempermudah pemasaran.
Rating: 5 Reviewer: Info Petani - ItemReviewed: BUDIDAYA JAMUR TIRAM (Pleurotus ostreatus) - 9756people
Info Petani -
728x90 , banner , kackdir , space iklan space banner
 
5 Info Petani © 2012 Design Themes By Blog Davit