728x90 , banner , kackdir , space iklan space banner
728x90 , banner , kackdir , space iklan space banner
 
Masa Depan dan Produk Bisnis Pertanian Indonesia
A. Pengertian Revitalisasi Pertanian
Revitalisasi pertanian mengandung arti sebagai kesadaran untuk menempatkan kembali arti penting sektor pertanian secara proporsional dan kontekstual dalam arti menyegarkan kembali vitalitas memberdayakan kemampuan dan meningkatkan kinerja pertanian dalam pembangunan nasional dengan tidak mengabaikan sektor lain.
Revitalisasi bukan dimaksudkan membangun pertanian at all cost dengan cara-cara yang top-dwon sentralistik; bukan pula orientasi proyek untuk menggalang dana; tetapi revitalisasi adalah menggalang komitmen dan kerja sama seluruh stakeholder dan mengubah paradigma pola pikir masyarakat melihat pertanian tidak hanya urusan bercocok tanam yang hanya sekedar menghasilkan komoditas untuk dikonsumsi. Pertanian mempunyai multi-fungsi yang belum mendapat apresiasi yang memadai dari masyarakat. Pertanian merupakan way of life dan sumber kehidupan sebagian besar masyarakat kita. Pertanian merupakan pemasok sandang, pangan, dan pakan untuk kehidupan penduduk desa dan kota; juga sebagai pemelihara atau konservasi alam yang berkelanjutan dan keindahan lingkungan untuk dinikmati (wisata-agro), sebagai penghasil biofarmaka dan penghasil energi seperti bio-diesel.
B. Arah Masa Depan Kondisi Petani Indonesia
Sampai saat ini petani masih menghadapi masalah dan kendala yang berkaitan dengan: (a) Akses sepenuhnya terhadap layanan dan sumberdaya produktif; (b) Perlindungan usahatani; (c) Keberdayaan dalam mengembangkan kegiatan yang dilakukan; dan (d) Rendahnya tingkat pendidikan, status gizi dan ketahanan pangan serta kesetaraan gender.
Dalam tahun 1993-2003 jumlah petani gurem (dengan luas garapan kurang dari 0,5 ha) meningkat dari 10,8 juta KK menjadi 13,7 juta KK (meningkat 2,6% per tahun). Sementara itu, luas lahan semakin berkurang dan perkembangan kesempatan kerja di luar pertanian terbatas. Jumlah rumah tangga petani (RTP) menurut Sensus Pertanian (SP) 2003 mencapai 25,58 juta RTP, dan sekitar 40 persen RTP tergolong tidak mampu.
Kualitas SDM pertanian masih rendah. Menurut data BPS tahun 2002, tingkat pendidikan tenaga kerja pertanian yang tidak sekolah dan tidak tamat SD masih sekitar 35 persen, tamat SD 46 persen, dan tamat SLTP 13 persen. Dibandingkan dengan sektor non pertanian pada tahun yang sama, tingkat pendidikan tenaga kerja yang tidak pernah sekolah dan tidak tamat SD 31 persen, tamat SLTP sekitar 20 persen, dan tamat SLTA 27 persen.
Status gizi penduduk Indonesia yang sebagian besar petani masih rendah, walaupun ada perbaikan dari waktu ke waktu. Kualitas konsumsi pada tahun 2002 baru mencapai skor 68,4 PPH (Pola Pangan Harapan). Namun demikian konsumsi energi sudah mencapai 90,3 persen dari AKG (Angka Kecukupan Gizi). Diskriminasi upah bagi wanita dan pria masih ditemui di sektor pertanian yang merugikan peran wanita dalam pembangunan pertanian.
Perlindungan usahatani juga rendah. Belum ada jaminan yang cukup memadai atas perlindungan usahatani mereka, keculai usahatani padi melalui pemberlakuan jamainan Harga Pembelian Pemerintah dan pengenaan tarif beras serta pemberian subsidi dan pengembangan teknologi.
Oleh karena itu, ke depan kondisi petani yang diharapkan adalah : (a) petani memilik akses sepenuhnya terhadap layanan dan sumberdaya produktif; (b) petani mendapat perlindungan usahatani; (c) petani memiliki keberdayaan dalam mengembangkan kegiatan yang dilakukan; dan (d) petani mempunyai tingkat pendidikan, status gizi dan ketahanan pangan serta kesetaraan gender yang cukup memadai sesuai dengan norma yang berlaku.
C. Arah Masa Depan Produk dan Bisnis Pertanian
Menyadari nilai tambah yang diperoleh dari pengembangan produk olahan (hilir) jauh lebih tinggi dari produk primer, maka pendekatan pembangunan pertanian ke depan diarahkan pada pengembangan produk (product development), dan tidak lagi difokuskan pada pengembangan komoditas. Pengembangan nilai tambah produk dilakukan melalui pengembangan industri yang mengolah hasil pertanian primer menjadi produk olahan, baik produk antara (intermediate product), produk semi akhir (semi finished product) dan yang utama produk akhir (final product) yang berdayasaing.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut, pengembangan agroindustri perdesaan diarahkan untuk: (a) Mengembangkan kluster industri, yakni industri pengolahan yang terintegrasi dengan sentra-sentra produksi bahan baku serta sarana penunjangnya, (b) Mengembangkan industri pengolahan skala rumah tangga dan kecil yang didukung oleh industri pengolahan skala menengah dan besar, dan (c) Mengembangkan industri pengolahan yang punya dayasaing tinggi untuk meningkatkan ekspor dan memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Agenda utama pengembangan agroindustri perdesaan adalah penumbuhan agroindustri untuk membuka lapangan kerja di perdesaan, dengan kegiatan utama: (a) Fasilitasi penerapan teknologi dan sarana pengolahan hasil pertanian di sentra-sentra produksi; (b) Pengembangan infrastruktur penunjang di perdesaan, seperti listrik, jalan, dan komunikasi; (c) Pengembangan akses terhadap permodalan; dan (d) Peningkatan mutu, efisiensi produksi dan pemasaran.
Dengan demikian masa depan produk dan bisnis pertanian adalah berupa produk berbasis agroindustri yang memiliki daya saing dan agroservice dengan kandungan teknologi tinggi.
Rating: 5 Reviewer: Info Petani - ItemReviewed: Masa Depan dan Produk Bisnis Pertanian Indonesia - 9756people
Info Petani -
Aglaonema
Aglaonema disebut juga ‘Sri Rejeki’ atau ‘Chinese Evergreen’ merupakan tanaman dari family Araceae. Genus Aglaonema terdiri dari sekitar 30 spesies. Habitat asli tanaman ini adalah di bawah hutan hujan tropis, tumbuh baik pada areal dengan intensitas penyinaran rendah dan kelembaban tinggi. Kini berbagai macam aglaonema hybrida telah dikembangkan, memiliki penampilan tanaman yang sangat menarik. Hybrida dari bermacam warna, bentuk, ukuran daun sehingga jauh berbeda dari spesies alami.

Klasifikasi

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Subkelas : Base monocots

Ordo : Alismatales

Famili : Araceae

Subfamili : Aroideae

Suku/Genus : Aglaonemateae

Sifat Tanaman Dan Syarat Tumbuh

Sifat dari tanaman aglaonema beragam, ada yang dapat terkena sinar matahari dan ada juga yang harus ternaungi, sebagian aglaonema dapat hidup di tempat lembab dan sebagian lagi di tempat sedikit kering, tanaman aglaonema tergolong bandel, mudah dirawat dan cocok dijadikan tanaman indoor, apalagi aglaonema terkenal dengan motif daunnya yang indah. Syarat yang harus dipenuhi untuk mendapatkan pertumbuhan aglaonema yang optimal adalah lokasi, cahaya, kelembaban dan suhu

Lokasi yang ideal untuk merawat aglaonema adalah daerah yang berketinggian 300 – 400 m diatas permukaan laut,namun tidak menutup kemungkinan juga dapat tumbuh baik di dataran rendah, sesuai habitatnya aglaonema menyukai lokasi yang teduh dengan pencahayaan terbatas, intensitas sinar matahari berkisar antara 10 – 30%, kelembaban yang cocok untuk merawat aglaonema adalah 50 – 70%, di kisaran itu tanaman tumbuh baik, lebih dari 75% dapat menyebabkan tumbuhnya cendawan pada media tanam, selain itu juga suhu menunjang pertumbuhan, lokasi sebaiknya bersuhu 28 – 30?C pada siang hari dan 20 – 22?C malam hari dan dibantu juga dengan sirkulasi udara yang baik

Media Tanam

Untuk memiliki tanaman aglaonema yang tumbuh sehat dan baik diantaranya adalah dengan menggunakan media dengan komposisi yang pas, media dengan tingkat keasaman/pH dan porositas (Porous) yang ideal sangat baik untuk pertumbuhan aglaonema, media tanam aglaonema juga harus steril, yaitu bebas dari penyakit, tidak mudah lapuk dan hancur karena air, mudah diperoleh dan harganya terjangkau, aglaonema dapat tumbuh dengan baik pada media dengan pH 7 atau disebut juga pH netral yang kaya akan zat hara, angka pH dengan selisih 0,5 – 1 masih dianggap pH ideal. Porous artinya mudah mengeluarkan kelebihan air, tingkat porositas yang dibutuhkan pada media tanam sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan, yaitu ketinggian dan kelembaban, pada dataran rendah yang panas dan bercurah hujan rendah, media tanam sebaiknya harus bisa menahan air sehingga media tidak kekeringan, sebaliknya di dataran tinggi yang umumnya sering hujan sebaiknya gunakan media dengan porositas tinggi agar kelebihan air mudah dikeluarkan. Berikut macam jenis unsur yang digunakan untuk media tanam aglaonema, yang tentunya dengan tingkat porositas yang berbeda dengan kekurangan kelebihan masing-masing, kombinasi beberapa unsur media dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan dan faktor lingkungan :

1. Pakis, sekam bakar, Pasir malang, humus (1;1;1;1)

2. Pakis, pasir malang, sekam bakar, cocopeat (2;1;1;1)

3. Pakis, sekam bakar, pasir malang, cocopeat (2;1;1;1)

4. Cocopeat, sekam bakar kompos organik (5;3;2)

5. Pakis, pasir malang, kaliandra (3;2;1)

Jenis unsur media tanam

- Pakis ; pakis dapat menyimpan air dengan baik dan memiliki drainase dan aerasi yang bagus, akar dapat menyerap air dengan mudah dan leluasa untuk berkembang, tidak mudah lapuk dan memiliki daya tahan cukup tinggi

- Sekam Bakar ; sekam bakar memiliki kelebihan unsur yang terletak pada sifatnya yang steril dan daya tahanya mencapai 1 tahun, aerasinya cukup baik namun daya serapnya terhadap air kurang baik, sehingga harus dicampur dengan unsur yang dapat menyerap air

- Pasir malang ; pasir malang unsur media yang tingkat porositasnya cukup baik, karena itu penggunaanya digunakan untuk mencegah media yang terlalu basah dan air yang menggenang

- Cocopeat ; cocopeat adalah sabut kelapa hasil olahan, unsur ini sangat cocok digunakan bila menginginkan media yang cukup lembab untuk aglaonema khususnya di daerah yang kering dan panas, cocopeat dapat menahan air cukup lama dalam jumlah yang banyak, namun sifatnya mudah lapuk

- Kaliandra – kaliandra cocok digunakan sebagai media di daerah kering dan panas, media ini cenderung cepat lembab sehingga rawan terjangkit cendewan pengganggu, sifatnya mudah lapuk dan hanya bertahan 4 – 6 bulan

Penyiraman

Aglaonema termasuk tanaman yang butuh air dalam jumlah cukup, jadi penyiraman hal penting yang mesti diperhatikan agar aglaonema tumbuh baik, tapi tidak sampai menggenangi medianya, frekuensi dan dosis penyiraman perlu diatur sesuai dengan kondisi media dan lingkungan setempat.

Pemupukan

Untuk menunjang pertumbuhan tanaman aglaonema kebutuhan nutrisi sangat penting, beragam merek pupuk majemuk/anorganik mudah diperoleh, bahkan saat ini sudah banyak beredar pupuk khusus aglaonema. Sebelum memilih, cermati dulu komposisi nutrisi dan penggunaanya, barulah cara dan dosis pemberiannya, pemberian pupuk dengan dosis rendah, tetapi sering diberikan akan menghasilkan tanaman kualitas baik dibanding dengan pemberian sesekali dengan dosis tinggi

Mengganti Media Tanam

Untuk menjaga agar kualitas aglaonema tetap baik perlu dilakukan penggantian media tanam, media tanam yang baik akan membuat aglaonema tumbuh dengan sehat, penggantian media tanam/repotting aglaonema dilakukan setiap 6-12 bulan sekali, repotting juga dibutuhkan oleh tanaman yang sudah terlalu besar sehingga tidak sebanding lagi dengan ukuran pot

Hama Dan Penyakit

Hama adalah hewan pengganggu tanaman yang secara fisik masih dapat dilihat secara kasat mata tanpa bantuan alat. Hama pada aglaonema bermacam-macam dan gejalanya berbeda-beda diantaranya ;

1) Ulat – hama ulat ada yang menyerang daun, yaitu spodoptera sp dan ada juga yang menyerang batang, yaitu Noctuidae

2) Kutu putih (kutu kebul) – kutu ini sering menyerang aglaonema di dataran rendah dibanding di dataran tinggi. Kutu putih menyerang batang dan daun bagian bawah, kutu tersebut mengisap cairan daun dan meninggalkan jelaga pada daun

3) Belalang – belalang menyerang tanaman aglaonema sama hal nya dengan ulat, yaitu menyerang daun

4) Kutu sisik – hama ini menyerang daun, pelepah, batang dan bunga, bentuknya seperti lintah dengan ukuran yang lebih kecil, kutu sisik ini dapat menyebabkan daun mengerut, kuning, layu dan akhirnya mati

5) Kutu Perisai – kutu ini menyerang bagian daun, kutu ini biasanya terdapat koloni dengan membentuk barisan di bagian tulang daun, kutu ini memiliki bentuk seperti perisai pada bagian punggungnya

6) Root mealy bugs – menyerang bagian akar tanaman, bentuknya seperti kutu putih, tanaman menjadi kurus, kerdil, daunya mengecil dan layu

Penyakit – penyakit pada tanaman khususnya aglaonema disebabkan oleh 2 patogen, yaitu cendawan dan bakteri. Jumlah cendawan yang menyebabkan penyakit pada umumnya lebih banyak dibanding bakteri, berikut penyakit yang biasanya menyerang aglaonema

1. Layu fusarium, gejala serangan ditandai dengan tulang daun yang pucat berubah warna menjadi coklat keabuan lalu tanggkainya membusuk, penyebabnya adalah media yang selalu basah sehingga media tanam ber-pH rendah, yang kondisi tersebut membuat Fusarium oxysporium leluasa berkembang.

2. Layu Bakteri, ditandai dengan daun dan batang yang melunak serta bau yang tak sedap

3. Busuk Akar, ditandai dengan daun yang menjadi pucat lalu busuk, batang yang berlubang dan layu, akarnya berwarna coklat kehitaman, yang disebabkan media terlalu lembab sehingga menyebabkan cendawan cepat berkembnag

4. Bercak daun, yang disebabkan oleh cendawan, penyakit ini ditandai dengan adanya bercak pada daun yang lama kelamaan membusuk

5. Virus, pada aglaonema ditandai dengan daun yang berubah menjadi kekuningan atau menjadi keriting, perubahan tersebut karena virus dapat menghancurkan klorofil dan jaringan lainnya pada daun, virus susah ditanggulangi, perawatan dan pengendalian lingkungan yang baik merupakan cara pencegahan yang paling efektif

Memperbanyak Aglaonema

Aglaonema bisa diperbanyak melalui 2 cara, yaitu generatif (kawin) dilakukan dengan cara menanam biji sedangkan vegetatif (tidak kawin) dilakukan melalui stek, pemisahan anakan, cangkok, dan kultur jaringan.
Rating: 5 Reviewer: Info Petani - ItemReviewed: Aglaonema - 9756people
Info Petani -
Kabadan Litbang: Hasil Penelitian Harus Berdampak Positif Terhadap Petani
Sumber Berita : Badan Litbang

Ketika berbicara tentang pangan, langsung terlintas dalam benak kita adalah beras, walaupun ada pengganti lain seperti jagung, singkong, ubi, sagu, ataupun sukun. Hal inilah yang dibahas bersama antara Kementerian Riset dan Teknologi (KRT) dengan Badan Litbang Pertanian dalam acara "Apa Kabar Indonesia Pagi", dengan kemasan “Mengejar Ketahanan Pangan dan Kesejahteraan Petani”. Acara ini disiarkan secara langsung oleh TV One pada 9 Desember 2010 jam 10.00.

Dr. Benyamin Lakitan, Deputi bidang Kelembagaan Iptek KRT, mengatakan bahwa ketergantungan masyarakat terhadap beras karena kondisi sosiokultural dari masyarakat Indonesia. “Orang Indonesia belum puas kalau belum makan nasi, kalau makan spageti atau roti hanya untuk meningkatkan gengsi bukan bermaksud mengganti bahan pokok, padahal sama-sama karbohidrat". Untuk mendukung ketahanan pangan, KRT memberikan dukungan dalam pengembangan teknologi, bahkan menjadi salah satu fokus riset. Dalam pembuatan teknologi ini KRT bekerjasama dengan Kementerian Pertanian. Benyamin mengatakan bahwa pengembangan teknologi pertanian yang dilakukan KRT merupakan produk yang mudah digunakan karena ditujukan untuk petani sebagai subyek pertanian.


"Apa Kabar Indonesia Pagi", dengan kemasan “Mengejar Ketahanan Pangan dan Kesejahteraan Petani”. Acara ini disiarkan secara langsung oleh TV One pada 9 Desember 2010 jam 10.00 (Sumber: TV One)

Lebih lanjut disampaikan oleh Kepala Badan Litbang Pertanian Dr. Haryono bahwa dukungan Badan Litbang Pertanian untuk mendukung ketahanan pangan dan kesejahteraan petani tidak terlepas dari 4 Target Sukses Kementerian Pertanian, yaitu, 1) Swasembada berkelanjutan (padi dan jagung), swasembada kedelai, tebu dan daging; 2) Diversifikasi pangan; 3) Peningkatan nilai tambah ekspor dan daya saing produk pertanian, dan 4) Kesejahteraan petani. Sedangkan peranan Badan Litbang Pertanian dalam mewujudkan ketahanan pangan dan kesejahteraan petani adalah peningkatan produktivitas melalui penciptaan varietas baru. Sejak tahun 2005 s.d. 2010 telah ditemukan 31 varietas unggul baru padi lahan sawah (irigasi), lahan kering, maupun lahan rawa. Khusus untuk lahan sawah sampai saat ini telah ditemukan varietas unggul baru padi INPARI 1 s.d. 13 yang tahan wereng.

Selain itu, dalam upaya menyesuaikan diri dengan perubahan iklim global, telah ditemukan varietas padi yang tahan cekaman, seperti padi yang tahan kekeringan maupun padi yang tahan rendaman. Hal ini sangat penting untuk menunjang ketahanan pangan, dengan memanfaatkan sumberdaya lokal secara maksimal seperti pemanfaatan plasma nutfah yang sangat besar, di luar padi, jagung dan ubi-ubian, dan sebagainya.

Namun Kabadan pun mengakui bahwa untuk mewujudkan Ketahanan Pangan dibutuhkan kerjasama dari semua pihak terutama di daerah. Menurutnya pemerintah daerah merupakan motor utama pembangunan, karena dapat memberikan pemahaman dan gerakan nyata. “Daerah lebih proaktif mencari teknologi, Badan Litbang Pertanian sudah menyiapkan infrastruktur penyediaan benih/bibit yang cukup untuk 2011-2014 ini” jelas Haryono.
Di akhir diskusi Kabadan menegaskan bahwa sebagai lembaga penelitian dalam bidang pertanian, selain dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, hasil penelitian harus dapat dimanfaatkan oleh petani dan mempunyai dampak positif yang luas di masyarakat.
Sumber Berita: Badan Litbang
Gambar: ilustrasi
Rating: 5 Reviewer: Info Petani - ItemReviewed: Kabadan Litbang: Hasil Penelitian Harus Berdampak Positif Terhadap Petani - 9756people
Info Petani -
728x90 , banner , kackdir , space iklan space banner
 
5 Info Petani © 2012 Design Themes By Blog Davit