728x90 , banner , kackdir , space iklan space banner
728x90 , banner , kackdir , space iklan space banner
 
MAHONI
Mahoni-Pada tahun 2003, tercatat sebanyak 2,31 juta rumah tangga yang mengusai tanaman mahoni dengan populasi pohon yang dikuasai mencapai 45,26 juta pohon atau rata-rata penguasaan per rumah tangganya sebesar 19,59 pohon. Dari populasi pohon mahoni di Indonesia sebanyak 45,26 juta, hanya sekitar 9,49  juta pohon atau 20,98 persen saja yang merupakan tanaman mahoni yang siap tebang . Hal ini memberikan gambaran bahwa tanaman mahoni yang dikuasai oleh rumah tangga sebagian besar masih berumur muda.Mahoni

Mahoni-Apabila diamati lebih lanjut, seperti halnya tanaman akasia, bambu dan jati, ternyata tanaman mahoni juga lebih banyak di tanam di Jawa yaitu mencapai 39,99  juta pohon  atau sekitar 88,36 % dari total populasi pohon di Indonesia, sedangkan sisanya sekitar 5,27 juta pohon (11,64 %)  berada di luar Jawa. Tanaman mahoni di Indonesia terkonsentrasi di tiga propinsi, berturut-turut adalah di  Jawa Tengah (39,04 %), Jawa Barat (27,56 %) dan Jawa Timur (11,63 %).  Meskipun persentase jumlah rumah tangga yang mengusai tanaman mahoni di Jawa jauh lebih besar dibanding di Luar Jawa yaitu  mencapai 88,02 persen  dari total Indonesia, tetapi rata-rata pengusaan tanaman  per rumah tangga di kedua wilayah tersebut relatif sama, yaitu masing-masing sebesar  19,67 pohon (di Jawa) dan 19,04 pohon (di Luar Jawa). Demikian juga dengan kondisi tanaman, baik  di Jawa maupun di luar Jawa persentase tanaman mahoni yang siap tebang terhadap total jumlah pohon seluruhnya relatif sama, masing-masing sekitar 20,81 % (di Jawa) dan 22,28 % (di Luar Jawa) (Lihat Tabel 5. Lampiran).

Mahoni-Rumah tangga  pertanian tanaman mahoni  di Indonesia pada tahun 2003 tercatat sebanyak 990,71 ribu dengan populasi pohon yang diusahakan sebanyak 26,21 juta. Dari 990,71 ribu rumah tangga pertanian mahoni, sebagian besar yaitu 892,64 ribu rumah tangga (90,10 %) diantaranya berdomisili di Jawa, sedangkan sisanya sekitar 98,07 ribu di Luar Jawa.  Populasi pohon yang diusahakan mencapai 26,21 juta, sekitar 32,08 persen atau 8,41  juta pohon diantaranya merupakan tanaman yang siap tebang.   Di Jawa populasi pohon yang diusahakan mencapai 24,00 juta dengan kondisi tanaman yang siap tebang sebanyak 7,38 juta pohon, sementara di Luar Jawa populasi pohon yang diusahakan hanya sekitar 2,21 juta  dimana sekitar 1,03 juta pohon diantaranya adalah  tanaman yang siap tebang.Mahoni
http://petanitangguh.blogspot.com/
Rating: 5 Reviewer: Info Petani - ItemReviewed: MAHONI - 9756people
Info Petani -
KAYU JATI
Kayu jati-Dari  hasil listing Sensus Pertanian 2003 menunjukkan bahwa di Indonesia tercatat sekitar  3,05 juta rumah tangga yang mengusai tanaman jati dengan populasi pohon yang dikuasai mencapai 79,71 juta pohon atau rata-rata penguasaan per rumah tangganya sebesar 26,12 pohon. Dari total sebanyak 79,71 juta pohon jati di Indonesia, sekitar 18,45 juta pohon atau 23,14 persen diantaranya adalah merupakan tanaman jati yang siap tebang . Hal ini memberikan indikasi bahwa sebagian besar tanaman jati yang dikuasai oleh rumah tangga masih berumur muda / baru tanam.Kayu jati


      Kayu jati-Seperti halnya tanaman akasia dan bambu, tanaman jati juga  lebih banyak di tanam di Jawa yaitu mencapai 50,12 juta pohon  atau sekitar 62,88 % dari total populasi pohon di Indonesia, sedangkan sisanya sekitar 29,59 juta pohon (37,12 %)  berada di luar Jawa. Tanaman jati di Jawa terkonsentrasi di tiga propinsi berturut-turut adalah di  Jawa Tengah (26,47 %), Jawa Timur (21,28%) dan D.I Yogyakarta (8,89 %), sementara tanaman jati terbesar di Luar Jawa di Sulawesi Selatan (4,46 %).  Meskipun persentase jumlah rumah tangga yang mengusai tanaman jati di Jawa jauh lebih besar dibanding di Luar Jawa yaitu  mencapai 76,68 persen  dari total Indonesia, tetapi rata-rata pengusaan tanaman  per rumah tangga di Jawa hanya sekitar 21,42 pohon lebih rendah  dibanding dengan rata-rata pengusaan per rumah tangga di Luar Jawa yang mencapai 41,59 pohon.  Demikian juga dengan kondisi tanaman, di Jawa persentase tanaman jati yang siap tebang terhadap total jumlah pohon seluruhnya hanya 22,96 persen sedangkan di Luar Jawa persentasenya mencapai 23,45 persen.

      Kayu jati-Rumah tangga pertanian tanaman jati di Indonesia pada tahun 2003 tercatat sebanyak 1,70 juta dengan populasi pohon yang diusahakan sebanyak 46,96 juta. Dari 1,70 juta rumah tangga pertanian jati, sebagian besar yaitu sekitar 78,92 persen (1,34 juta) rumah tangga berdomisili di Jawa, sedangkan sisanya sekitar 358,54 ribu di Luar Jawa.  Populasi pohon yang diusahakan mencapai 46.96 juta, sekitar 36,07 persen atau 16,94 juta pohon diantaranya merupakan tanaman yang siap tebang.   Di Jawa populasi pohon yang diusahakan mencapai 32,67 juta dengan kondisi tanaman yang siap tebang sebanyak 10,44 juta pohon, sementara di Luar Jawa populasi pohon yang diusahakan hanya sekitar 14,28 juta  dimana sekitar 6,50 juta pohon diantaranya adalah tanaman yang siap tebang.Kayu jati
http://petanitangguh.blogspot.com/
Rating: 5 Reviewer: Info Petani - ItemReviewed: KAYU JATI - 9756people
Info Petani -
CENDANA
Cendana-Tanaman cendana pada tahun 2003 di Indonesia tercatat hanya sekitar 7,34 ribu rumah tangga  yang mengusai tanaman cendana  dengan populasi pohon yang dikuasai mencapai 66,33 ribu pohon atau rata-rata penguasaan per rumah tangganya sebesar 9,04 pohon. Dari populasi pohon cendana  sebanyak 66,33 ribu  pohon , sekitar 20 ribu pohon atau 30,79 persen diantaranya adalah merupakan tanaman cendana yang siap tebang.cendana

     Cendana- Berbeda dengan tanaman akasia dan bambu, ternyata tanaman cendana di Indonesia sebagian besar di tanam di Luar Jawa yaitu mencapai 57,95 ribu pohon  atau sekitar 87,36% dari total populasi pohon yang ada, sedangkan sisanya sekitar 8,38 ribu pohon (12,64 %)   di tanam di Jawa. Tanaman cendana di Indonesia terbanyak ditanam di propinsi Nusa Tenggara Timur yaitu mencapai 42,62 ribu pohon (64,25 %), kemudian di urutan selanjutnya berturut-turut adalah Sulawesi Selatan 9,03 ribu pohon (13,62 %) dan Jawa Tengah 4,44 ribu pohon (6,70 %).  Meskipun persentase jumlah rumah tangga yang mengusai tanaman Cendana  di Luar Jawa jauh lebih besar dibanding di Jawa yaitu  mencapai 89,73 persen  dari total Indonesia, tetapi rata-rata pengusaan tanaman  per rumah tangga baik di Luar jawa maupun di Jawa tidak memiliki perbedaan yang berarti yaitu masing-masing 11 pohon (Jawa) dan 9 pohon (Luar Jawa).  Sedangkan untuk kondisi tanaman, di Luar Jawa persentase tanaman cendana yang siap tebang terhadap total jumlah pohon seluruhnya mencapai 31,15 persen lebih tinggi disbanding dengan di Jawa persentasenya hanya sekitar 28,32.

    Cendana-  Rumah tangga  pertanian tanaman cendana  di Indonesia pada tahun 2003 tercatat sebanyak 2,82 ribu dengan populasi pohon yang diusahakan sebanyak 31,19 ribu. Dari  2,82 ribu rumah tangga yang mengusakan tanaman cendana, sebagian besar  (91,39 %) berasal dari Luar Jawa,sedangkan sisanya sekitar 243 rumah tangga  ada di Jawa.  Populasi pohon yang diusahakan mencapai 31,19 ribu, sekitar 55,38 persen atau 17,27 ribu pohon diantaranya merupakan tanaman yang siap tebang.   Di Jawa populasi pohon yang diusahakan hanya sekitar 4,92 ribu, dengan kondisi tanaman yang siap tebang sebanyak 1,97 ribu pohon, sementara di Luar Jawa populasi pohon yang diusahakan mencapai 26,27 ribu  dimana sekitar 15,30 ribu pohon diantaranya merupakan tanaman yang siap tebang.Cendana
http://petanitangguh.blogspot.com/
Rating: 5 Reviewer: Info Petani - ItemReviewed: CENDANA - 9756people
Info Petani -
BAMBU
Bambu- Dari  hasil listing Sensus Pertanian 2003 menunjukkan bahwa di Indonesia tercatat sekitar  4,73 juta rumah tangga yang mengusai tanaman bambu dengan populasi  yang dikuasai mencapai 37,93 juta rumpun atau rata-rata penguasaan per rumah tangganya sebesar 8,03 rumpun. Dari total sebanyak 37,93 juta rumpun tanaman bambu, sekitar 27,88 juta rumpun atau 73,52 persen diantaranya adalah merupakan tanaman bambu  yang siap tebang.

     Bambu- Apabila diamati lebih lanjut, seperti halnya tanaman akasia, tanaman bambu lebih banyak di tanam di Jawa yaitu mencapai 29,14  juta rumpun  atau sekitar 76,83 % dari total populasi bambu Indonesia, sedangkan sisanya sekitar 8,79 juta rumpun (23,17 %)  berada di luar Jawa. Tanaman bambu di Jawa terkonsentrasi di tiga propinsi berturut-turut adalah di  Jawa Barat (28,09 %), Jawa Tengah (21,59 %), dan Jawa Timur (19,38  %), sementara di Luar Jawa di propinsi Sulawesi Selatan (3,69 %).  Meskipun persentase jumlah rumah tangga yang mengusai tanaman bambu di Jawa jauh lebih besar dibanding di Luar Jawa yaitu  mencapai 75,69 persen  dari total Indonesia, tetapi  rata-rata pengusaan tanaman  per rumah tangga  baik di Jawa maupun di Luar Jawa tidak ada perbedaan yang berarti yaitu 8,15 rumpun (di Jawa) dan 7,65 rumpun (di Luar Jawa).  Sedangkan untuk kondisi tanaman bambu, di Jawa persentase tanaman bambu yang siap tebang terhadap total jumlah rumpun seluruhnya mencapai sekitar 72,62 persen sedangkan di Luar Jawa persentasenya sedikit lebih besar mencapai 76,50 persen.

    Bambu-  Rumah tangga  pertanian tanaman bambu di Indonesia pada tahun 2003 tercatat sebanyak 521,52 ribu dengan populasi rumpun yang diusahakan sebanyak 22,84 juta. Dari 521,52 ribu rumah tangga pertanian bambu, sekitar 74,62 persen (389,17 ribu) rumah tangga berdomisili di Jawa, sedangkan sisanya sekitar 132,35 ribu di Luar Jawa.  Populasi bambu yang diusahakan mencapai 22,84 juta rumpun, sekitar 71,67 persen atau 16,37 juta rumpun diantaranya merupakan tanaman yang siap tebang.   Di Jawa populasi bambu yang diusahakan mencapai 17,97 juta rumpun dengan kondisi tanaman yang siap tebang sebanyak 12,62 juta rumpun, sementara di Luar Jawa populasi bambu yang diusahakan hanya sekitar 4,86  juta  dimana sekitar 3,75  juta rumpun diantaranya tanaman yang siap tebang.Bambu
http://petanitangguh.blogspot.com/
Rating: 5 Reviewer: Info Petani - ItemReviewed: BAMBU - 9756people
Info Petani -
PESTISIDA
Pestisida nabati nimba dapat dibuat secara konvensional dengan menggunakan peralatan yang sederhana maupun secara modern. Penggunaan pestisida nabati nimba bersifat ramah lingkungan, karena bahan aktif nimba tidak berbahaya bagi manusia dan hewan peliharaan, serta residu pestisida mudah terurai menjadi senyawa yang tidak beracun. pestisida nabati

Pokok bahasan ini menyajikan cara pembuatan pestisida organik nimba secara konvensional dan aplikasinya. Pembuatan pestisida organik nimba dapat dibuat dalam berbagai bentuk produk, misalnya berupa daun kering, tepung biji, dan ekstrak daun atau biji. Namun, bentuk yang paling banyak digunakan adalah ekstrak bahan segar dan ekstrak bahan kering, serta tepung atau bubuk daun dan biji. Menurut para ahli, dosis umum penggunaan pestisida nabati yang dianjurkan adalah 30 g - 50 g bahan aktif, atau setara dengan 10 kg - 30 kg brji nimba per hektar lahan.


1. Ekstraksi Bahan Segar
Pembuatan ekstrak bahan segar tanaman pestisida nimba dilakukan menurut langkah-langkah
kerja sebagai berikut:

a. Siapkan biji, daun, dan bunga segar  tanaman pestisida nimba sesuai dengan kebutuhan, misalnya sebanyak 50 kg.

b. Biji, daun, dan bunga  tanaman pestisida nimba dihaluskan dengan menggunakan blender atau ditumbuk hingga hancur, sambil ditambah dengan air. Bahan baku nimba sebanyak 25 kg - 50 kg membutuhkan penambahan air sebanyak 1 liter.

c. Campuran bahan baku pestisida organik tersebut disimpan di tempat yang sejuk selama
2 -3 hari.

d. Selanjutnya, campuran disaring dengan menggunakan kain belacu atau perkurator, disertai dengan penambahan air.

e. Penyaringan dilakukan secara terus-menerus sehingga dihasilkan ekstrak sebanyak 400 liter. Larutan atau ekstrak bahan segar nimba siap diaplikasikan sebagai pestisida.

2. Ekstraksi Bahan Kering tanaman pestisida nimba
Pembuatan ekstrak bahan kering nimba dapat dilakukan melalui langkah- langkah kerja sebagai berikut.

a. Siapkan daun, bunga, biji, dan akar tanaman nimba dengan jumlah menurut kebutuhan.

b. Semua bahan tersebut dikeringkan, kemudian ditumbuk atau dilender hingga menjadi bubuk pestisida nabati.

c. Tambahkan sejumlah air, dengan perbandingan 5 liter air untuk l0 kg bubuk kering nimba.

d. Campuran disimpan selama 2 -3 hari.

e. Selanjutnya, campuran pestisida nabati disaring dengan menggunakan kain belacu atau perkurator disertai dengan penambahan air, hingga diperoleh volume ekstrak 4 liter.

f. Ekstrak pestisida nabati bahan kering nimba siap diaplikasikan sebagai pestisida.

3. Bubuk atau Tepung pestisida nabati

Pembuatan bubuk atau tepung pestisida nabati nimba dapat dilakukan melalui langkah-langkah
kerja sebagai berikut:

a. Disiapkan daun, bunga, dan biji nimba sesuai dengan kebutuhan.

b. Semua bahan pestisida nabati tersebut dikeringkan dengan cara dijemur di bawah sinar
matahari atau dengan menggunakan oven.

c. Bahan kering ditumbuk hingga halus.

d. Hasil penumbukan disaring dengan menggunakan kain penyaring. Hasil
penyaringan ditampung dalam wadah.

e. Tepung nimba siap diaplikasikan. Jika tidak segera digunakan, tepung
nimba dapat disimpan selama satu tahun tanpa kehilangan daya bunuhnya
terhadap serangga.

Cara penggunaan atau aplikasi bentuk pestisida nimba dengan menggunakan Ekstrak Cair adalah sebagai berikut:

a. Larutan ekstrak nimba disaring dengan menggunakan kain kassa atau
kain belacu untuk menghindari hambatan oleh kotoran pada saat penyemprotan.

b. Larutan ekstrak nimba dimasukkan ke dalam hand sprayer sesuai dengan
kapasitasnya.

c. Selanjutnya, larutan ekstrak disemprotkan setiap serangan hama.pestisida organik
http://petanitangguh.blogspot.com/
Rating: 5 Reviewer: Info Petani - ItemReviewed: PESTISIDA - 9756people
Info Petani -
BUDIDAYA TANAMAN NIMBA
BUDIDAYA TANAMAN NIMBA-Pada prinsipnya, teknik budi daya tanaman nimba hampir sama dengan teknik budi daya tanaman lain, yakni meliputi penyiapan bahan tanaman (bibit), penyiapan lahan, penanaman, dan pemeliharaan tanaman nimba.

BUDIDAYA TANAMAN NIMBA-A. Syarat Tumbuh Tanaman Nimba

Tanaman nimba dapat beradaptasi secara luas di daerah tropis. Di lndonesia, Tanaman nimba dapat tumbuh dengan baik di daerah dataran rendah. Daerah yang cocok bagi perkembangan tanamann imba adalah daerah kering dengan suhu udara antara 220 C -  250C, curah hujan 300 mm /tahun, kelembapan udara (RH) antara 30% - 60%, dan merupakan tempat terbuka yang cukup mendapat cahaya matahari.             

Namun, tanarnan ini masih toleran terhadap suhu yang lebih tinggi, hingga Mencapai 320 C dan curah hujan antara 400 - 1200 mm/tahun. Tanaman nimba dapat tumbuh pada semua jenis tanah pertanian maupun pada lahan kering yang kekurangan air. Di daerah padang pasir Arafah di Arab Saudi, terdapat sekitar  50.000 pohon nimba yang digunakan sebagai tanaman peneduh. Namun, sebenamya tanah yang paling sesuai bagi pertumbuhan tanaman nimba adalah tanah yang subur banyak mengandung humus atau bahan organik, memiliki aerasi dan drainase yang baik serta memiliki nilai PH antaa 5,5 - 6,5

BUDIDAYA TANAMAN NIMBA-B. Penyiapan Bahan Tanaman (Bibit)
Secara alami, perbanyakan tanaman nimba dilakukan secara generatif (dengan menggunakan biji). Pengadaan bibit tanaman nimba biasanya dilakukan  dengan memilih sendiri biji dari tanaman yang telah tumbuh atau dengan membeli dari penangkar bibit aneka tanaman ataupun Dinas perkebunan setempat. Jika pengadaan benih dilakukan sendiri, makatata laksana penanganan biji nimba sebelum disemai adalah meliputi langkah-langkah kerja sebagai berikut :

1. Dipilih buah nimba yang sudah tua atau masak di pohon, kemudian dipanen secara hati-hati dan ditampung dalam wadah.

2. Biji dibersihkan dari kulit dan kotoran yang masih menempel, kemudian  dikering-anginkan di tempat yang teduh selama 3 - 5 hari, hingga kadar air biji berkisar antara 12% - l4%.

3. Biji dipilih atau diseleksi hingga diperoleh biji yang bernas dan berbentuk
normal.

Setelah penanganan tersebut, tahap selanjutnya adalah penyiapan tempat pesemaian. Penyemaian biji dilakukan di dalam polybag. Adapun tata laksana penyiapan tempat pesemaian biji nimba adalah sebagai berikut :

1. Siapkan kantong plastik atau polybag dengan ukuran diameter antara l0 cm - 15 cm, bagian bawahnya dilubangi kecil-kecil dengan menggunakan paku atau pasak besi.

2. Disiapkan medium semai berupa campuran tanah dan pupuk kandang halus dengan perbandingan 1 : 1 atau 1 : 2, disesuaikan dengan kebutuhan.

3. Medium semai dimasukkan ke dalam polybag hingga cukup penuh.

4. Polybag disimpan di tempat yang rata dan teduh atau diberi atap yang berupa sungkup plastik transparan.

Sebelum disemai, sebaiknya biji nimba dikecambahkan terlebih dulu dalam karung goni yang basah dan lembap selama 5 - 7 hari, di tempat yang teduh. Penyemaian dilakukan sesudah biji nampak berkecambah. Adapun tata cara penyemaian biji nimba yang telah berkecambah adalah sebagai berikut :

BUDIDAYA TANAMAN NIMBA-C. Penyiapan Lahan

Penanaman nimba biasanya dilakukan di pinggir-pinggir atau batas kebun. Sebelumnya, pada lahan terpilih harus dilakukan penyiapan lubang tempat tanam yang berukuran 50 cm x 50 cm x 50 cm, dengan jarak antar lubang tanaman 6 m x 6 m atau (4 m - 5 m) x (2 m - 3 m), tergantung kesuburan tanah. Adapun pembuatan lubang tempat tanam meliputi langkah-langkah kerja sebagai berikut :

1. Dibuat bidang lubang tanam berukuran 50 cm x 50 cm dengan menggunakan
ajir, tepat di tengah-tengah bidang lubang tanaman.

2. Rumput liar (gulma) dan kerikil dibersihkan, kemudian ditampung di dalam lubang atau tempat pembuangan limbah pertanian.

3. Dibuat lubang tanam berukuran 50 cm x 50 cm x 25 cm. Tanah galian diletakkan di sisi kanan lubang tanaman atau di tempat yang terkena sinar matahari pagi. Lubang tanam diperdalam lagi hingga kedalaman mencapai 50 cm.  Tanah galian diletakkan di sisi kiri lubang tanam atau di tempat yang terkena sinar matahari siang.

Lubang tanam dibiarkan (dikering-anginkan) selama minimal dua minggu.  Tanah lapisan bawah dimasukkan kembali ke dalam lubang tanam. Tanah lapisan atas dicampur dengan pupuk kandang atau kompos sebanyak 20 kg - 30 kg, kemudian dimasukkan kembali ke dalam lubang tanam.

BUDIDAYA TANAMAN NIMBA-D. Penanaman dan Pemeliharaan Tanaman
Penanaman paling baik dilaksanakan pada awal musim hujan. Namun, di daerah-daerah tertentu yang memiliki ketersediaan air yang cukup sepanjang tahun, penanaman dapat dilakukan setiap waktu. Adapun tata cara penanaman bibit tanaman nimba dapat dilakukan melalui langkah-langkah kerja sebagai berikut :

1. Disiapkan bibit tanaman nimba yang berumur minimal enarir bulan dan telah diadaptasikan di sekitar lokasi kebun selama satu bulan.

2. Dibuat lubang tanam di tempat lubang tanaman, seukuran dengan bidang perakaran tanaman nimba, misalnya 20 cm x 20 cm x 20 cm.

3. Medium semai dalam polybag disiram dengan air bersih hingga cukup basah (lembap), untuk memudahkan pengambilan bibit tanaman.

4. Polybag digunting atau disobek, kemudian bibit tanaman dikeluarkan beserta akar dan medium semainya.

5. Bibit tanaman nimba dimasukkan secara tegak lurus, tepat di tengah-tengah lubang tanam, kemudian tanah di sekitar pangkal bibit tanaman dipadatkan pelan-pelan.

6. Tanah di sekitar bibit tanaman disiram dengan menggunakan air bersih
hingga cukup basah (lembap).

Pemeliharaan tanaman terutama dilakukan dengan pemberian pupuk organik, misalnya kompos atau kotoran temak, sebanyak 40 kg/pohon/tahun. Agar tanaman tumbuh subur dan produktif, dilakukan pemberian pupuk Urea : TSP : KCI (1:2:1) sebanyak 400 g - 800 g/pohon. Pemberian pupuk tersebut dilakukan dua kali setahun. Waktu pemberian pupuk yang paling baik adalah pada awal musim hujan. Pemupukan dilakukan dengan membuat parit-parit sedalam 15 cm - 25 cm di sekeliling tajuk tanaman, kemudian pupuk organik ditaburkan secara merata di dalamnya dan ditutup dengan tanah setebal minimal l0 cm, agar keadaan tanah tetap lembap. Bila penanaman tanaman nimba dilakukan pada areal yang luas, maka produktivitas lahan dapat ditingkatkan melalui pola tanam tumpang sari atau penanaman tanaman lain. Misalnya: wijen, jarak, tanaman obat, dan tanaman penghasil minyak yang tahan terhadap iklim kering.

BUDIDAYA TANAMAN NIMBA-E. Pemungutan Hasil (Panen)

Hampir seluruh bagian tanaman nimba dapat dimanfaatkan sebagai penghasil pestisida nabati. Namun, bagian terpenting yang dianggap sebagai hasil utama adalah biji nimba. Tanaman nimba mulai berbunga dan berbuah pada umur empat tahun. Pembungaan dan pembuahan berlangsung secara kontinu setiap tahun, dengan produktivitas yang terus meningkat sesuai dengan pertambahan umur tanaman. pemarlenan dapat dilakukan 1 – 2 kali setahun.

Pada pembuahan pertama, tanaman menghasilkan 9 kg buah/pohon, kemudian tahun-tahun berikutnya meningkat menjadi 30 kg - 50 kg buah/pohon. Dari 30 kg buah nimba, dapat diperoleh 6 kg minyak nimba dan 24 kg bahan kering. Selain buah atau bijinya, daun tanaman nimba juga dapat dipanen dan digunakan sebagai bahan campuran dalam pembuatan insektisida nabati. Di India, dari sekitar 14 miliar pohon nimba dapat dihasilkan 3.000 ton minyak nimba dan 330.000 ton bahan kering per tahun.BUDIDAYA TANAMAN NIMBA
http://petanitangguh.blogspot.com/
Rating: 5 Reviewer: Info Petani - ItemReviewed: BUDIDAYA TANAMAN NIMBA - 9756people
Info Petani -
728x90 , banner , kackdir , space iklan space banner
 
5 Info Petani © 2012 Design Themes By Blog Davit