Info Petani -
Virus avian influenza dapat menimbulkan gejala penyakit pernafasan pada unggas, dari yang patogen ringan (low pathogenic) sampai yang bersifat patogen ganas / fatal (highly pathogenic). Masa inkubasi penyakit ini adalah 3 hari pada unggas di luar kandang, sedangkan untuk unggas di dalam kandang (flok) mencapai 14-21 hari. Hal ini tergantung pada jumlah virus, cara penularan, spesies/jenis yang terinfeksi, dan kemampuan peternak untuk mendeteksi gejala klinis.
Unggas (ayam, burung, itik, bebek, dll) merupakan sumber penularan virus avian influenza. Kebanyakan virus ini diisolasi dari itik, meskipun kebanyakan burung dapat juga terinfeksi, termasuk burung liar dan unggas air. Unggas air lebih kebal (resisten) terhadap virus ini daripada unggas peliharaan. Virus tersebut tidak menyebabkan penyakit yang nyata pada unggas air, namun dapat menyebabkan dampak yang sangat fatal pada unggas peliharaan, dan juga telah teridentifikasi adanya virus avian influenza pada babi.
Matinya ribuan ekor ayam dipeternakan dan ayam kampung di beberapa wilayah Kabupaten Bantul pada akhir Januari 2006 lalu menunjukkan Bantul menjadi daerah endemis flu burung. Namun Pemkab Bantul belum akan memusnahkan hewan unggas di wilayah yang positif terserang flu burung.
Beberapa upaya telah dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) adalah pemberian vaksin terhadap ayam di kabupaten Bantul, dan penyemprotan dengan desinfektan di wilayah yang terserang flu burung. Bahkan pada bulan Mei dan Juli tahun 2006 Dinas Kesehatan Hewan pada Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Bantul menyediakan vaksin flu burung sebanyak 750.000 dosis, untuk mem-vaksin sekitar 750.000 ekor ayam yang diberikan secara gratis. Pemerintah juga meningkatkan pengawasan terhadap lalulintas barang, peralatan, pakan dan orang yang ada dan keluar dari areal peternakan ayam, yang ayamnya terkena penyakit itu.
Upaya lainnya yang dilakukan oleh dinas adalah pemberian penyuluhan kepada peternak ayam mengenai bahayanya flu burung. Sebanyak 40 orang petugas penyuluh lapangan (PPL) diterjunkan ke lapangan, guna memberi penyuluhan di tingkat dusun untuk memberikan pengertian kepada masyarakat khususnya para peternak ayam bagaimana cara-cara yang benar agar unggas tidak terserang flu burung, dan cara-cara perlakuan jika ada unggas yang terjangkit.
Salah satu kecamatan di Kabupaten Bantul yang terserang virus flu burung adalah kecamatan Sewon Bantul. Berdasarkan observasi pendahuluan yang dilakukan, masih banyak peternak ayam yang tidak melakukan vaksinasi AI terhadap ayam ternaknya. Walaupun pemerintah gencar untuk melakukan penyuluhan dan upaya lainnya dalam mengatasi flu burung di Kabupaten Bantul, namun peran serta masyarakat merupakan kunci utama suksesnya gerakan tersebut.
Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengangkat judul “Upaya Peternak Ayam dalam Menanggulangi Virus Flu Burung (Studi Kasus Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul)” dalam penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimanakah upaya peternak ayam di Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul dalam menanggulangi Virus Flu Burung.
Dalam melakukan penelitian, suatu batasan penelitian perlu ditentukan agar penelitian lebih terarah pada tujuan penelitian. Adapun batasan penelitiannya adalah penelitian dilakukan kepada peternak ayam di Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul, dan variabel yang diteliti adalah upaya yang dilakukan oleh peternak ayam dalam menanggulangi virus flu burung.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui upaya peternak ayam di Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul dalam menanggulangi Virus Flu Burung.
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini bagi peneliti adalah sebagai sarana untuk menerapkan teori yang telah dipelajari kedalam realita penelitian khususnya dalam hal manajemen peternakan. Bagi pihak peternak akan menjadi suatu evaluasi terhadap upaya yang dilakukannya dalam menanggulangi Virus Flu Burung. Sedangkan bagi pihak lain diharapkan dapat menjadi referensi untuk penelitian-penelitian berikutnya yang serupa.
Tweet
Follow @kackdir