Info Petani -
Pertemuan dilaksanakan di Hotel Grand Aquila, Bandung pada tanggal 5 - 9 Pebruari 2007. Pertemuan ini dihadiri oleh 2 delegasi dari Malaysia, 4 orang dari Thailand, orang Philipina, dan 4 orang dari Indonesia termasuk Atase Pertanian Tokyo. Dalam pembukaan dihadiri oleh perwakilan dari Indonesia terdiri dari Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Departemen Pertanian Dr. Ato Suprapto, Kepala Pusat Pengembangan Pelatihan Pertanian Ir. Heri Suliyanto, MBA dan 2 orang stafnya, Atase Pertanian Tokyo Drh. Pudjiatmoko, Ph.D, Ketua KTNA dan Ketua IKAMAJA serta para anggota IKAMAJA.
Pertemuan dibuka oleh Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Departemen Pertanian Dr. Ato Suprapto. Dalam sambutannya beliau menyebutkan pertemuan ini merupakan forum untuk bertukar pengalaman dan kerjasama dalam mengevaluasi program tahun 2006 yang lewat dan membuat rencana program yang akan dilaksanakan dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Beliau menegaskan bahwa program pelatihan petani magagang ini sangat membantu dalam program revitalisasi pertanian di Indonesia. Para petani muda yang kembali ketanah airnya setelah memperoleh ilmu bertani dan teknologi pertanian dari Jepang dapat meningkatkan produktivitas dan kwalitas hasil pertanian di negaranya.
Sambutan Executive Director Mr. Hisaki Horiuchi tentang Program implementation for Year 2007
Masalah penting yang perlu diperhatikan adalah banyak trainee lebih tertarik memperoleh upah yang banyak dari pada belajar dalam bidang pertanian yang merupakan tujuan utama kedatangan ke Jepang. Sehingga terdapat beberapa trainee melarikan diri untuk memperoleh pekerjaan di tempat lain. Apabila kejadian ini berkelamjutan JAEC akan mengakhiri program training pertanian ini. JAEC sangat mengharap pihak yang berwenang pada instansi di Departemen Pertanian untuk segera menangani masalah ini dengan baik.
JAEC bertugas membantu MAFF dalam melaksanakan program training pertanian ini. JAEC mengharap pemerintah negara peserta trainee memberikan masukan maupun permintaan yang berkaitan dengan program tahun ini sebelum Maret.
Karena bantuan MAFF Jepang makin tahun makin menurun maka kami mengharapkan pengertian setiap negara untuk mempersiapkan bantuan mandiri dalam pelaksanaan program ini.
JAEC mengharapkan para calon Trainee disiapkan dengan baik di negaranya dengan cara menseleksi dengan metoda yang baik sehingga mereka dapat belajar dan berlatih di Jepang sampai akhir program.
JAEC akan melanjutkan program ini dengan melakukan perbaikan pada program mendatang.
Presentasi Mr. Ryoji Sakamoto dari JAEC
Para calon trainee haris diseleksi dengan cara yang baik sehingga diperoleh trainee yang benar-benar ingin belajar pertanian di Jepang.
Mereka harus mempunyai pengalaman bertani yang cukup sehingga tidak canggung lagi untuk berlatih dan belajar di lingkungan pertanian di pelosok di Jepang.
Mereka harus mempunyai motivasi yang kuat berlatih bertani di Jepang dan juga mempunyai rasa tertarik kepada adat dan budaya internasional.
Mereka harus mempunyai keinginan untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi dengan masyarakat Jepang.
Mereka harus berbadan sehat sehingga mampu melakukan proses pembelajaran dan berlatih bertani di pertanian di Jepang.
Setelah sampai di Jepang, sebelum berlatih mereka diberikan pelajaran bahasa Jepang selama seminggu.
Mereka diberikan pelatihan penggunaan peralatan mesin pertanian seperti mesin tanam, penyemprot, dan alat pemanen.
Mereka diberikan pelajaran teori bertani secara berkala di pusat pelatihan.
Mereka diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk belajar sambil bekerja di pertanian di Jepang (Learning by doing).
Country Report Indonesia
Program magang petani di Jepang telah memberikan sumbangan yang cukup besar dalam menyediakan tenaga terampil bidang pertanian terutama dalam mengisi bidang manajemen agribisnis. Meskipun persentasinya masih sedikit tetapi alumni magang petani ini telah mempunyai reputasi yang baik di kalangan masyarakat di Indonesia terutama dikalangan masyarakat petani. Beberpa diantara mereka telah terpilih menjadi pemimpin organisasi sosial maupun institusi ekonomi seperti koperasi dan usaha agribisnis. Dan diantara mereka ada yang menjadi Kepala Desa dan bahkan ada yang menduduki kursi anggota DPRD.
Untuk mempertahankan kwalitas calon petani magang Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Deptan telah melaksanakan seleksi dengan ketat secara berjenjang dari tingkat desa, Kabupaten dan sampai tingkat Pusat. Petani muda yang telah mempunyai pengalaman di bimbing oleh Pusat Pelatihan Pertanian di daerah. Diantara mereka diambil 1-3 orang untuk dikirim ke pusat. Calon petani magang yang berasal dari 32 propinsi dilatih di Pusat Pelatihan di Bogor dengan kurikulum sesuai dengan pertanian di Jepang meliputi Bahasa Jepang, Budaya Jepang, mekanisasi pertanian, praktek lapangan. Selain itu mereka dipantau kesehatannya dan dilakukan pengecekan kesehatannya menjelang keberangkatan.
Masalah yang dihadapi para trainee yang berasal dari Indonesia terutama adalah kemampuan berbahasa Jepang, perbedaan persepsi tentang program magang, seleksi trainee didaerah kurang bagus, motivasi berlatih yang kurang, maslah makanan dan shalat, waktu kerja yang panjang, uang saku yang kecil, kecocokan antara trainee dan orang tua angkat.
Sekembalinya mereka ke Indonesia, Badan Pengembangan SDM akan memfasilitasi agar mereka dapat berkarya di masyarakat pertanian di daerahnya dengan cara menjembatani mereka dengan pemerintah daerah.
Country Report Thailand
Country Report Thailand
Program pengembangan pemuda telah dilaksanakan sejak tahun 1982. Kementerian Pertanian dan Koperasi telah memprioritaskan pengembangan sumber daya manusia petani muda sebagai strategi pengembangan pertanian nasional. Lima strategi yang dipergunakan dalam Rencana Pembangunan Ekonomi dan Sosial Nasional ke 10 adalah sebagai berikut: Strategi I, membentuk kelompok petani muda dalam sekolah dengan dukungan Jaringan IT untuk informasi pertanian; Strategi II, mengembangkan petani muda di luar sekolah dengan cara membentuk kelompok petani muda dan membekali mereka dengan pengetahuan dasar bertani; Strategi III, Mengembangkan kelompok petani muda dalam sekolah dan luar sekolah dengan cara memberikan pengetahuan perencanaan dan manajemen pertanian, pemasaran dan agribisnis; Startegi IV, mengembangkan petani muda menjadi enterpreneur dengan cara membekali mereka tehnik berdagang dan bantuan dana; Strategi V, memperkuat jaringan petani muda dengan cara mendorong kerjasama dengan kelompok pemuda lain dan membantu pertemuan petani muda dibeberapa kesempatan.
Thailand pertamakali melaksanakan Program ASEAN Young Farmers Leaders Training Program in Japan pada tahun 1983. Jumlah trainee yang telah melakukan pelatihan di Jepang sampai tahun 2007 sebanyak 365 orang.
Sebanyak 60% dari ex-trainee bekerja sebagai petani part time, 38% sebagai petani full time dan sisanya bekerja di sektor lain.
Masalah yang dihadapi para trainee angkatan tahun 2006-2007 terutama masalah kemampuan berbahasa Jepang, kemudian masalah penyesuaian dengan masyarakat dan lingkungan baru.
Perkumpulan alumni magang petani di Thailand belum begitu kuat. Tetapi mereka telah mengakui mendapat banyak manfaat dari pelatihan magang petani di Jepang. Para alumni magang telah mendapatkan pengalaman teknologi pertanian Jepang, dan mengenal kehidupan pertanian di Jepang; mereka memperoleh budaya kerja disiplin, manajemen pertanian dan jadwal kerja yang baik; selain dapat mengaplikasi teknologi pertanian maju mereka juga telah menjadi penyuluh yang menyebarkan pengetahuan bidang pertania kepada masyarakat sekitarnya; diantara mereka telah banyak yang sukses mengembangkan agribisnes.
Pelajaran yang dapat diambil dalam program training tahun 2006 adalah pentingnya prosedur seleksi para calon trainee. Telah disebarluaskan pengumuman penerimaan calon trainee ini lewat media massa sehingga dapat diperoleh calon trainee yang berkwalitas. Motivasi dan kemampuan antara para trainee dengan staf departemen Pertanian dan JAEC sangat penting dalam mengurangi masalah di lapangan.
Program training ini sangat penting dan berharharga dalam pengembangan sumber daya manusia bidang pertanian. Program training ini telah mempererat hubungan negara peserta dengan Jepang.
Country Report Philipina
Training petani muda Philipina disponsori oleh JAEC dan National Fishery Council (NAFC) di Philipina yang bekerja sama dengan JAEC Alumni Association of the Philippines (JAECAAP).
Program tahun 2006-2007 terdapat 17 trainee yang akan segera pulang pada tanggal 25 Pebruari 2007. Setiba di Philipina , mereka akan memperoleh pelatihan enterpreneur selama dua minggu untuk mempersiapkan rencana mereka dalam project re-entry yang akan dilaksanakan di daerahnya masing-masing.
Program tahun 2007-2008 terdapat 18 trainee yang terpilih dari 39 calon, dan akan segera dilakukan Pre-Deaprture Orientation Course (PDOC) selama 75 hari sebelum diberangkatkan ke Jepang.
Perjanjian baru yang telah disepakati yang akan segera dilaksanakan untuk program 2007-2008 adalah NAFC akan menanggung biaya tiket pesawat terbang; biaya pemeriksaan kesehatan trainee 2 bulan sebelum pergi ke Jepang dibiayai oleh orang tua angkat petani Jepang; JAEC mempersiapkan Profil keluarga orang tua angkat petani Jepang.
JAECAAP BOD telah melakukan pertemuan sepuluh kali pada tahun 2006 untuk membuat pedoman seleksi pelatihan petani muda di Jepang. Pedoman tersebut telah disebar luaskan ke Ketua JAECAAP Propinsi , dan kordinator program training di daerah. JAECAAP BOD memperketat seleksi calon trainee di tingkat propinsi. Program homestay dipersingkat dari 60 hari menjadi 50 hari untuk mengurangi biaya pelatihan.
Pada bulan September 2006 JAEC memilih JAECAAP melaksanakan proyek yang dibiayai JICA yang bernama ”Pilot project for Better income by Organic-based Vegetable production” dari tahun 2007 sampai dengan 2009.
Terdapat 4 kali seleksi calon trainee. Seleksi pertama dilakukan di tingkat daerah oleh MAFC daerah. Seleksi kedua dilakukan ujian di tingkat propinsi untuk memilih sepuluh orang teratas, Seleksi ketiga ditingkat regional mengikuti program homestay dilakukan oleh JAECAAP BOD. Seleksi ke empat mereka harus lulus evaluasi lapangan yang dilakukan oleh NAFC, yang lulus akan masuk ke program Pre-departure orientation Course (PDOC).
Perbaikan pelaksanaan proyek ini melalui beberapa hal : a. Ujian saringan masuk babak kwalifikasi di tingkat propinsi dan regional; b. Jumlah program hime stay di philipina turun dari 60 hari menjadi 50 hari untuk penghematan biaya; c. JAECAAP dilibatkan lebih banyak dalam membuat soal ujian, d. distribusi dan pengecekan kertas ujian; e. Orang tua angkat anggota JAECAAP mengirimkan jadwal aktifitas calon trainee; d. Kertas evaluasi berisi hal yang berkaitan dengan kelakuan dan tabiat Trainee, keinginan berlatih pertanian, hubungan masyarakat, ketrampilan dan kepemimpinan, Kemampuan berbahasa Jepang.
Sejak 2004 biaya homestay dan latihan sebelum pergi ke Jepang ditanggung oleh calon peserta training dan ada juga yang ditanggung oleh Dinas pertanian daerah dan propinsi.
NAFC bekerja sama dengan JAECAAP dan Da RFUs/LGUs mendorong terbentuknya forum kunsultasi Luzon, Visayas, dan Mindanau.
Country Report Malaysia
Program training petani muda pertama kali dilakukan pada tahun 1985-1986 disponsori oleh Association for International Cooperation for Agriculture and Forestry (AICAF) bekerjasama dengan Ministry of Agriculture Malaysia. Pada tahun 1988 AICAF digantikan oleh JAEC. Dan mulai tahun 1991 dilakukan MOU yang diperpanjang setiap 5 tahun.
Tujuan program magang petani muda ini adalah untuk memberikan kesempatan pemimpin petani muda malaysia untuk belajar teknik bertani, ketrampilan manejemen, dan kemampuan hidup, bekerja dan belajar dalam masyarakat petani di Jepang.
Sejak tahun 1985 sampai dengan tahun 2006 petani magang malaysia terdapat 245 orang.
Seleksi calon trainee dilaksanakan kementerian Pertanian. Setiap dinas pertanian negara bagian menirimkan calonnya untuk diseleksi. Panitia yang berasal dari Kantor dinas pertanian yang menangani Pelatihan Petani. Sebelum seleksi final beberpa orang panitia dari Dinas Pertanian melakukan datang ke pertanian untuk memverifikasi keabsahan informasim yang diberikan. Sebelum masuk ke proyek Pertanian mereka harus melewati wawancara. Setelah lulus seleksi akhir mereka akan diberikan pembekalan oleh Panitia dari Kementerian Pertanian dan pemeriksaan kesehatan. Para peserta yang dinyatakan lulus beserta cadangannya dikirimkan ke Kementerian pertanian untuk dilanjutkan ke JAEC. Nama calon yang telah lulus akan dikirimkan ke JAEC.
Mereka yang telah lulus diberikan pembekalan pada Pre-departure Orientation Course (PDOC) . Tujuan PDOC ini ada 6 yaitu: a. Untuk memberikan pemahaman maksud tujuan program pelatihan petani muda; b. Untuk memberikan pengetahuan dasar bahasa Jepang dan percakapan’ c. Memberikan kemampuan calon trainee dapat berinteraksi dan beradaptasi ketika melakukan pelatihan di Jepang; d. Membekali calon peserta trainee dengan pengetahuan program pengembangan pertanian Malaysia; e. Menyiapkan pengetahuan dasar dan ketrampilan mengendarai traktor agar dapat melaksanakan tugas training di Jepang; f. Membekali ajaran agama Islam, nilai dan budaya Islam.
Untuk tahun 2006 terseleksi 10 orang dari 18 orang pendaftar dan diberikan Pre-departure Orientation program di Farm Mechanization Training Center (FMTC) di Serdang dari 3 Januari – 30 Maret 2006. Belajar bahasa Jepang dilaksanakan selama 284 jam dengan guru seorang Jepang dan 2 orang Malaysia. Mereka diajarkan juga tentang adat-istiadat dan budaya jepang. Diundang 10 orang alumni training untuk memberikan pengalamannya selama di Jepang. Biaya yang diperlukan untuk PDOC tersebut sebanyak RM. 55,000,- ( 1,980,000 yen )
Pada tahun 2006 terdapat 8 peserta trainee yang dikirim ke Jepang. Terdapat satu peserta yang pulang 3 hari setelah kedatangannya karena tidak mampu beradaptasi dengan orang tua angkatnya.
Setelah menyelesaikan training di Jepang mereka dimonitor perkembangannya oleh SDOA dan Devisi Pengembangan, Investasi dan Konsultasi DOA. Termasuk didalamnya melakukan kunjungan, pertemuan dan diskusi di negeri Sembilan, Johor, Kelantan, dan Kedah.
Mereka akan diberikan arahan, pelatihan, dan bantuan sarana pertanian, pestisida, pupuk, dan pompa air. DOA juga memberikan supervisi peternakan sapi, ayam, dan budidaya ikan. Penyeluhan akan diberikan oleh instasi yang terkait.
Untuk mengevaluasi perkembangan kegiatan mereka selain dilakukan kunjungan juga dilakukan pertemuan tahuanan, workshop dan seminar yang dilakukan oleh Divisi Pengembangan, Investasi dan Konsultasi DOA.
Dari 245 alumni training dari tahun 1985-2004, 146 orang masih aktif bekerja di pertanian dan pekerjaan yang berhubungan dengan bidang pertanian. Sisanya sebagai pekerja Kerajaan Malaysia dan perusahaan swasta atau bekerja di bidang selain bidang pertanian.
Untuk perbaikan program training akan dilakukan beberapa perbaikan dalam PDOC yaitu: a. Sebelum ke PDOC mereka akan melakukan magang di pertanian milik alumni Training selama 1 bulan; b. Penambahan 4 jam waktu belajar bahasa Jepang; c. Perbaikan pelatihan dasar pengoperasian dan pemeliharaan traktor; d. Mengundang semua para alimni training pada saat PDOC untuk memberikan pengalamannya selama training di Jepang; e. Melatih mereka mencoba makanan Jepang dan mengetahui budaya Jepang untuk mempermudah adaptasi ketika di Jepang; f. Melakukan kunjungan ke Pertanian Komersial sayur-sayuran, padi, bunga untuk mengenalkan teknologi baru kepada mereka.
Dalam Pertemuan bilateral Indonesia dengan JAEC Indonesia dihasilkan suatu kesepakatan bahwa program magang petani muda yang berakhir pada tahun 2008 akan dilanjutkan lagi.
dan sekian itulah artikel The Joint Annual Meeting 2007 of ASEAN Young Farmers Leaders Training Program in Japan, Bandung 5-9 February 2007 terimakasih ^_^
Tweet
Follow @kackdir