Info Petani -
KBRI Tokyo telah melakukan pengumpulan data untuk promosi produk pertanian ke Hokkaido pada tanggal 11 – 13 Desember 2006 dan ke Okinawa tanggal 13 – 15 Desember 2006. Kunjungan dipimpin oleh Drh. Pudjiatmoko, Ph.D ini dimaksudkan untuk melakukan penjajagan potensi ekspor produk pertanian-perikanan Indonesia di Jepang dan melihat peluang investasi dari Jepang ke Indonesia. Hasil kunjungan berisi hal-hal pokok sebagai berikut:
A. Kunjungan ke Hokkaido, 11-13 Desember 2006
1. Dalam kunjungan ini wakil KBRI telah menemui: Konsul Kehormatan Indonesia di Hokkaido, Direktur Ekonomi dan Perdagangan Prefektur Hokkaido, Ketua Kantor Urusan Ekonomi Sapporo, General Manajer Hubungan Internasional Chamber of Commerce and Industry Sapporo, dan Deputy General Manager Federasi Ekonomi Hokaido.
2. Dalam pertemuan-pertemuan tersebut, wakil KBRI menyampaikan bahwa kunjungan ke Hokkaido merupakan upaya meningkatkan hubungan ekonomi antara Indonesia dan Jepang, khususnya prefektur Hokkaido. Wakil KBRI mengenalkan potensi usaha di Indonesia khususnya di bidang pertanian dan perikanan, termasuk peluang mempekerjakan trainee dari Indonesia. Tim KBRI menyampaikan bahan-bahan mengenai promosi dan peluang investasi di Indonesia. Selanjutnya, Tim KBRI juga menyampaikan undangan kepada pihak swasta Hokkaido dan Sapporo untuk mengikuti misi investasi yang diadakan KBRI Tokyo pada bulan Maret 2007.
3. Dalam pertemuan dengan Konsul RI telah dilakukan diskusi mengenai langkah-langkah untuk meningkatkan hubungan antara Indonesia dan Hokkaido. Tim KBRI menjanjikan akan lebih banyak mengirim informasi mengenai Indonesia. Sebaliknya diharapkan Konsul Kehormatan juga mengirim informasi yang berguna mengenai Hokkaido ke KBRI Tokyo. Dijajagi pula kemungkinan penyelenggaraan promosi investasi di Hokkaido, dan kemungkinan bantuan dari Konsul kehormatan Hokkaido. Konsul Kehormatan menyampaikan akan mengadakan kunjungan kehormatan kepada Dubes RI di Tokyo pada bulan Januari 2007.
4. Dalam pertemuan dengan pemerintah Prefektur Hokkaido dan Sapporo didapat informasi mengenai struktur ekonomi di Hokkaido, dan potensi ekonomi yang dimiliki pengusaha Hokkaido. Hal-hal lain yang didapat adalah informasi mengenai: produk pertanian, perikanan dan kehutanan merupakan salah satu unggulan produk di Hokkaido; kebijakan bidang pertanian Hokkaido mengikuti kebijakan pusat dalam membantu petani; mengenai kebijakan menerima trainee, Hokkaido selama ini menerima trainee dari China. Sebetulnya ada kebutuhan untuk menambah tenaga kerja, namun belum ada rencana menerima trainee dari negara lain; dalam hubungan bisnis ke luar negeri, pengusaha Hokkaido lebih banyak melakukan bisnis di China, Taiwan, dan Korea. Investasi lebih banyak dilakukan di China dan sejauh ini, hanya China yang secara aktif melakukan promosi di Hokkaido;
5. Dalam pertemuan dengan Sapporo Chamber of Commerce and Industry, didapat informasi mengenai hal-hal sbb: investasi di China banyak dilakukan di bidang food processing, perkayuan, perikanan dan pertanian; diluar China, belum ada negara lain yang melakukan promosi di Sapporo; terdapat 93 perusahaan Hokkaido yang melakukan investasi di China; Trainee yang bekerja di Sapporo kebanyakan dari China, dan banyak yang memiliki masalah dengan majikannya; Sapporo CCI mempunyai 24.000 anggota, termasuk berbagai perusahaan kecil menengah; Sapporo CCI bersedia menyediakan bantuan ruangan untuk promosi investasi Indonesia di Hokkaido. Selain itu, Sapporo CCI akan membantu mengundang anggotanya untuk hadir di promosi investasi Indonesia.
6. Dalam pertemuan dengan Federasi Ekonomi Hokkaido didapat informasi mengenai peran Federasi dalam membentuk kebijakan ekonomi prefektur Hokkaido. Selain itu didapat informasi sbb: hubungan ekonomi intensif dilakukan Hokkaido dengan China dan Taiwan. Selain itu, terdapat hubungan khusus dengan Finlandia karena kesamaan karakter Finlandia dengan Hokkaido; Federasi beranggota 300 perusahaan besar di Hokkaido; Federasi Ekonomi selama ini lebih banyak mempromosikan upaya memajukan ekonomi lokal di Hokkaido; Hokkaido memiliki potensi pengusaha di bidang food processing; meski ada kebutuhan meningkatkan tenaga kerja, namun dalam waktu dekat tidak mengusulkan menerima trainee asing; banyak trainee asal China bekerja di bidang pertanian dan perikanan; produk-produk Indonesia yang dikenal di Hokkaido adalah produk kayu dan produk perikanan terutama udang; Federasi juga siap untuk membantu upaya promosi investasi, dan perdagangan Indonesia di Hokkaido.
Pengamatan
7. Indonesia memiliki potensi untuk meningkatkan hubungan perdagangan dan investasinya dengan prefektur Hokkaido. Di bidang perdagangan, selama ini banyak produk dari China yang diimpor Hokkaido dan di bidang investasi, banyak perusahaan Hokkaido yang berinvestasi di China. Produk unggulan utama yang menjadi unggulan Hokkaido adalah di bidang food processing, pertanian, perikanan.
8. Negara yang aktif melakukan promosi investasi dan perdagangan di Hokkaido selama ini adalah China. Ditemukan belum ada negara lain yang aktif melakukan promosi di Hokkaido selain China. Oleh karena itu, sebaiknya Indonesia segera dapat melakukan promosi investasi dan perdagangan di Hokkaido, sebelum negara-negara lain juga melakukan hal yang sama.
9. Dalam hal pengiriman trainee ke Hokaido, terlihat bahwa pihak Hokkaido mengakui adanya kebutuhan meningkatkan tenaga kerja. Namun mereka masih enggan menerima karena kawatir hubungan majikan dan trainee yang dianggap belum harmonis. Kiranya Indonesia perlu melakukan upaya meyakinkan pemerintah dan kalangan pengusaha Hokkaido untuk menerima trainee dari Indonesia karena kualitas trainee Indonesia tidak kalah dari trainee asal China.
B. Kunjungan ke Okinawa, 13-15 Desember 2006
1. Dalam kunjungan ke Okinawa, wakil KBRI telah menemui pihak Pemda Prefektur Okinawa yaitu Kepala Divisi Pertanian-Perikanan serta Divisi Perindustrian, perwakilan Japan External Trade Organization (JETRO) setempat, dan Vice President beserta General Manager Japan Agricultural Cooperative Association (JA) Naha, Prefektur Okinawa.
2. Dalam pertemuan-pertemuan tersebut, secara umum disampaikan maksud dan tujuan kunjungan wakil KBRI ke Okinawa yang antara lain adalah untuk meningkatkan hubungan kerjasama ekonomi Indonesia dengan Jepang, khususnya Prefektur Okinawa. Dalam kaitan itu, kunjungan ini dimaksudkan untuk menjajagi peluang kerjasama yang bisa diperoleh dari Economic Partnership Agreement (EPA) kedua negara yang diharapkan tidak lama lagi diharapkan akan dapat dirampungkan, utamanya menyangkut sektor pertanian dan perikanan. Wakil KBRI juga menyampaikan potensi Indonesia di kedua sektor tersebut sekaligus menyampaikan bahan promosi dan peluang investasi di Indonesia. Dijajagi pula kemungkinan untuk menyelenggarakan kegiatan bersama dalam rangka promosi Indonesia di Okinawa.
3. Dari Pemda Prefektur Okinawa bidang pertanian-perikanan dan perindustrian didapatkan informasi tentang data-data produk pertanian yang saat ini cukup menjadi andalan dan sedang digalakkan oleh Okinawa, khususnya untuk buah-buahan seperti sugarcane, pisang, mangga, dan nanas. Disamping memproduksi sendiri, Okinawa juga mendatangkan buah-buahan tersebut terutama dari Taiwan, Filipina, AS, Selandia Baru, Meksiko dan beberapa negara lainnya, tidak termasuk Indonesia. Untuk bidang perikanan, terdapat kerjasama yang berkelanjutan antara Indonesia dan Okinawa khususnya pengiriman tenaga trainee Indonesia sejumlah 30 orang per tahun ke Okinawa melalui kerjasama Pemda Prefektur, JICA dan perusahaan perikanan Okinawa. Untuk bidang pertanian, sejauh ini baru terdapat trainee dari Filipina dan Papua Nugini. Mengenai kebijakan bidang pertanian dan perikanan, Pemda Prefektur Okinawa mengikuti kebijakan pemerintah pusatnya dan secara umum juga memberikan dukungan bagi petani dan nelayannya dalam bentuk bantuan teknik dan manajerial serta fasilitas untuk training, dll.
4. Dalam pertemuan dengan perwakilan JETRO setempat, diperoleh penjelasan tentang potensi perdagangan/perindustrian Okinawa yang utamanya meliputi produk makanan dan kerajinan tangan. Diakui oleh pihak JETRO Okinawa bahwa potensi pasar Okinawa tidak terlalu besar mengingat tingkat kesejahteraan penduduk yang relatif kurang dibanding prefektur Jepang lainnya dan lahan yang sebagian dipakai untuk pangkalan AS. JETRO juga menginformasikan bahwa nama Indonesia, khususnya Bali cukup dikenal oleh masyarakat Okinawa. Saat ini produk Indonesia yang telah masuk ke Okinawa antara lain adalah produk kerajinan tangan dan pembibitan bunga seruni (krisantum). Untuk lebih mempromosikan Indonesia dan produknya di Okinawa, disarankan agar dapat dilakukan kegiatan terpadu sektor perdagangan, investasi dan pariwisata.
5. Sementara itu, pihak JA Naha memberikan informasi tentang produk-produk pertanian berikut situasi pasar Okinawa yang akhir-akhir ini banyak didominasi oleh Taiwan, khususnya dalam hal buah-buahan seperti mangga, jambu (guava), belimbing, dlsb. Lebih lanjut, pihak JA Naha menyampaikan bahwa kondisi lahan dan iklim Okinawa yang sering dilanda taifu (topan) serta teknologi memadai yang dimiliki oleh Taiwan membuat Okinawa menjadi cukup banyak bergantung pada produk buah dan sayuran Taiwan serta dari beberapa negara lainnya. Pihak JA Naha juga menyampaikan bahwa dengan adanya kesamaan karakter lahan dan kondisi iklim (tropis) antara Okinawa dengan Indonesia, nampaknya terdapat potensi bagi Indonesia untuk memasarkan produk buah-buahannya ke Okinawa. Meskipun demikian, disarankan agar terlebih dulu dapat dipelajari teknologi dari Taiwan sehingga produk buah Indonesia benar-benar dapat memasuki tidak hanya pasaran domestik Okinawa, melainkan pula pasaran Jepang secara umum.
Pengamatan
6. Pemda Prefektur dan pihak-pihak lain yang ditemui di Okinawa terkesan sangat kooperatif dan memperlihatkan keseriusannya untuk memberikan bantuan dan dukungan kepada wakil KBRI, meskipun mereka pada umumnya di tengah kesibukan karena baru saja mengalami pergantian kepemimpinan Gubernurnya.
7. Terdapat potensi peningkatan hubungan perdagangan di bidang pertanian, khususnya untuk pemasaran buah-buahan produk Indonesia, mengingat adanya kesamaan karakter lahan dan kondisi permusiman antara Indonesia dengan Okinawa. Untuk bidang perikanan, terdapat keinginan dari pihak Pemda Prefektur Okinawa untuk meningkatkan hubungan kerjasama termasuk harapan memasuki perairan laut Indonesia bagi kapal-kapal nelayan Okinawa.
8. Dalam hal pengiriman tenaga trainee dari Indonesia ke Okinawa, selama ini yang telah berjalan adalah pengiriman tenaga trainee bidang perikanan. Untuk itu, kiranya dapat pula mulai dipikirkan untuk mengirimkan tenaga trainee bidang pertanian melalui kerjasama dengan Pemda Prefektur dan JICA setempat.
9. Mengenai kegiatan promosi secara umum, ke depan kiranya dapat dipertimbangkan untuk menyelenggarakan kegiatan secara terpadu meliputi sektor perdagangan, investasi dan pariwisata sehingga Indonesia dan produknya dapat lebih dikenal dan dipasarkan di Okinawa dan sebaliknya juga untuk menarik pengusaha/investor potensial Okinawa guna berinvestasi di Indonesia.
dan sekian itulah artikel Pengumpulan data untuk Promosi produk pertanian ke Hokkaido dan Okinawa terimakasih ^_^
A. Kunjungan ke Hokkaido, 11-13 Desember 2006
1. Dalam kunjungan ini wakil KBRI telah menemui: Konsul Kehormatan Indonesia di Hokkaido, Direktur Ekonomi dan Perdagangan Prefektur Hokkaido, Ketua Kantor Urusan Ekonomi Sapporo, General Manajer Hubungan Internasional Chamber of Commerce and Industry Sapporo, dan Deputy General Manager Federasi Ekonomi Hokaido.
2. Dalam pertemuan-pertemuan tersebut, wakil KBRI menyampaikan bahwa kunjungan ke Hokkaido merupakan upaya meningkatkan hubungan ekonomi antara Indonesia dan Jepang, khususnya prefektur Hokkaido. Wakil KBRI mengenalkan potensi usaha di Indonesia khususnya di bidang pertanian dan perikanan, termasuk peluang mempekerjakan trainee dari Indonesia. Tim KBRI menyampaikan bahan-bahan mengenai promosi dan peluang investasi di Indonesia. Selanjutnya, Tim KBRI juga menyampaikan undangan kepada pihak swasta Hokkaido dan Sapporo untuk mengikuti misi investasi yang diadakan KBRI Tokyo pada bulan Maret 2007.
3. Dalam pertemuan dengan Konsul RI telah dilakukan diskusi mengenai langkah-langkah untuk meningkatkan hubungan antara Indonesia dan Hokkaido. Tim KBRI menjanjikan akan lebih banyak mengirim informasi mengenai Indonesia. Sebaliknya diharapkan Konsul Kehormatan juga mengirim informasi yang berguna mengenai Hokkaido ke KBRI Tokyo. Dijajagi pula kemungkinan penyelenggaraan promosi investasi di Hokkaido, dan kemungkinan bantuan dari Konsul kehormatan Hokkaido. Konsul Kehormatan menyampaikan akan mengadakan kunjungan kehormatan kepada Dubes RI di Tokyo pada bulan Januari 2007.
4. Dalam pertemuan dengan pemerintah Prefektur Hokkaido dan Sapporo didapat informasi mengenai struktur ekonomi di Hokkaido, dan potensi ekonomi yang dimiliki pengusaha Hokkaido. Hal-hal lain yang didapat adalah informasi mengenai: produk pertanian, perikanan dan kehutanan merupakan salah satu unggulan produk di Hokkaido; kebijakan bidang pertanian Hokkaido mengikuti kebijakan pusat dalam membantu petani; mengenai kebijakan menerima trainee, Hokkaido selama ini menerima trainee dari China. Sebetulnya ada kebutuhan untuk menambah tenaga kerja, namun belum ada rencana menerima trainee dari negara lain; dalam hubungan bisnis ke luar negeri, pengusaha Hokkaido lebih banyak melakukan bisnis di China, Taiwan, dan Korea. Investasi lebih banyak dilakukan di China dan sejauh ini, hanya China yang secara aktif melakukan promosi di Hokkaido;
5. Dalam pertemuan dengan Sapporo Chamber of Commerce and Industry, didapat informasi mengenai hal-hal sbb: investasi di China banyak dilakukan di bidang food processing, perkayuan, perikanan dan pertanian; diluar China, belum ada negara lain yang melakukan promosi di Sapporo; terdapat 93 perusahaan Hokkaido yang melakukan investasi di China; Trainee yang bekerja di Sapporo kebanyakan dari China, dan banyak yang memiliki masalah dengan majikannya; Sapporo CCI mempunyai 24.000 anggota, termasuk berbagai perusahaan kecil menengah; Sapporo CCI bersedia menyediakan bantuan ruangan untuk promosi investasi Indonesia di Hokkaido. Selain itu, Sapporo CCI akan membantu mengundang anggotanya untuk hadir di promosi investasi Indonesia.
6. Dalam pertemuan dengan Federasi Ekonomi Hokkaido didapat informasi mengenai peran Federasi dalam membentuk kebijakan ekonomi prefektur Hokkaido. Selain itu didapat informasi sbb: hubungan ekonomi intensif dilakukan Hokkaido dengan China dan Taiwan. Selain itu, terdapat hubungan khusus dengan Finlandia karena kesamaan karakter Finlandia dengan Hokkaido; Federasi beranggota 300 perusahaan besar di Hokkaido; Federasi Ekonomi selama ini lebih banyak mempromosikan upaya memajukan ekonomi lokal di Hokkaido; Hokkaido memiliki potensi pengusaha di bidang food processing; meski ada kebutuhan meningkatkan tenaga kerja, namun dalam waktu dekat tidak mengusulkan menerima trainee asing; banyak trainee asal China bekerja di bidang pertanian dan perikanan; produk-produk Indonesia yang dikenal di Hokkaido adalah produk kayu dan produk perikanan terutama udang; Federasi juga siap untuk membantu upaya promosi investasi, dan perdagangan Indonesia di Hokkaido.
Pengamatan
7. Indonesia memiliki potensi untuk meningkatkan hubungan perdagangan dan investasinya dengan prefektur Hokkaido. Di bidang perdagangan, selama ini banyak produk dari China yang diimpor Hokkaido dan di bidang investasi, banyak perusahaan Hokkaido yang berinvestasi di China. Produk unggulan utama yang menjadi unggulan Hokkaido adalah di bidang food processing, pertanian, perikanan.
8. Negara yang aktif melakukan promosi investasi dan perdagangan di Hokkaido selama ini adalah China. Ditemukan belum ada negara lain yang aktif melakukan promosi di Hokkaido selain China. Oleh karena itu, sebaiknya Indonesia segera dapat melakukan promosi investasi dan perdagangan di Hokkaido, sebelum negara-negara lain juga melakukan hal yang sama.
9. Dalam hal pengiriman trainee ke Hokaido, terlihat bahwa pihak Hokkaido mengakui adanya kebutuhan meningkatkan tenaga kerja. Namun mereka masih enggan menerima karena kawatir hubungan majikan dan trainee yang dianggap belum harmonis. Kiranya Indonesia perlu melakukan upaya meyakinkan pemerintah dan kalangan pengusaha Hokkaido untuk menerima trainee dari Indonesia karena kualitas trainee Indonesia tidak kalah dari trainee asal China.
B. Kunjungan ke Okinawa, 13-15 Desember 2006
1. Dalam kunjungan ke Okinawa, wakil KBRI telah menemui pihak Pemda Prefektur Okinawa yaitu Kepala Divisi Pertanian-Perikanan serta Divisi Perindustrian, perwakilan Japan External Trade Organization (JETRO) setempat, dan Vice President beserta General Manager Japan Agricultural Cooperative Association (JA) Naha, Prefektur Okinawa.
2. Dalam pertemuan-pertemuan tersebut, secara umum disampaikan maksud dan tujuan kunjungan wakil KBRI ke Okinawa yang antara lain adalah untuk meningkatkan hubungan kerjasama ekonomi Indonesia dengan Jepang, khususnya Prefektur Okinawa. Dalam kaitan itu, kunjungan ini dimaksudkan untuk menjajagi peluang kerjasama yang bisa diperoleh dari Economic Partnership Agreement (EPA) kedua negara yang diharapkan tidak lama lagi diharapkan akan dapat dirampungkan, utamanya menyangkut sektor pertanian dan perikanan. Wakil KBRI juga menyampaikan potensi Indonesia di kedua sektor tersebut sekaligus menyampaikan bahan promosi dan peluang investasi di Indonesia. Dijajagi pula kemungkinan untuk menyelenggarakan kegiatan bersama dalam rangka promosi Indonesia di Okinawa.
3. Dari Pemda Prefektur Okinawa bidang pertanian-perikanan dan perindustrian didapatkan informasi tentang data-data produk pertanian yang saat ini cukup menjadi andalan dan sedang digalakkan oleh Okinawa, khususnya untuk buah-buahan seperti sugarcane, pisang, mangga, dan nanas. Disamping memproduksi sendiri, Okinawa juga mendatangkan buah-buahan tersebut terutama dari Taiwan, Filipina, AS, Selandia Baru, Meksiko dan beberapa negara lainnya, tidak termasuk Indonesia. Untuk bidang perikanan, terdapat kerjasama yang berkelanjutan antara Indonesia dan Okinawa khususnya pengiriman tenaga trainee Indonesia sejumlah 30 orang per tahun ke Okinawa melalui kerjasama Pemda Prefektur, JICA dan perusahaan perikanan Okinawa. Untuk bidang pertanian, sejauh ini baru terdapat trainee dari Filipina dan Papua Nugini. Mengenai kebijakan bidang pertanian dan perikanan, Pemda Prefektur Okinawa mengikuti kebijakan pemerintah pusatnya dan secara umum juga memberikan dukungan bagi petani dan nelayannya dalam bentuk bantuan teknik dan manajerial serta fasilitas untuk training, dll.
4. Dalam pertemuan dengan perwakilan JETRO setempat, diperoleh penjelasan tentang potensi perdagangan/perindustrian Okinawa yang utamanya meliputi produk makanan dan kerajinan tangan. Diakui oleh pihak JETRO Okinawa bahwa potensi pasar Okinawa tidak terlalu besar mengingat tingkat kesejahteraan penduduk yang relatif kurang dibanding prefektur Jepang lainnya dan lahan yang sebagian dipakai untuk pangkalan AS. JETRO juga menginformasikan bahwa nama Indonesia, khususnya Bali cukup dikenal oleh masyarakat Okinawa. Saat ini produk Indonesia yang telah masuk ke Okinawa antara lain adalah produk kerajinan tangan dan pembibitan bunga seruni (krisantum). Untuk lebih mempromosikan Indonesia dan produknya di Okinawa, disarankan agar dapat dilakukan kegiatan terpadu sektor perdagangan, investasi dan pariwisata.
5. Sementara itu, pihak JA Naha memberikan informasi tentang produk-produk pertanian berikut situasi pasar Okinawa yang akhir-akhir ini banyak didominasi oleh Taiwan, khususnya dalam hal buah-buahan seperti mangga, jambu (guava), belimbing, dlsb. Lebih lanjut, pihak JA Naha menyampaikan bahwa kondisi lahan dan iklim Okinawa yang sering dilanda taifu (topan) serta teknologi memadai yang dimiliki oleh Taiwan membuat Okinawa menjadi cukup banyak bergantung pada produk buah dan sayuran Taiwan serta dari beberapa negara lainnya. Pihak JA Naha juga menyampaikan bahwa dengan adanya kesamaan karakter lahan dan kondisi iklim (tropis) antara Okinawa dengan Indonesia, nampaknya terdapat potensi bagi Indonesia untuk memasarkan produk buah-buahannya ke Okinawa. Meskipun demikian, disarankan agar terlebih dulu dapat dipelajari teknologi dari Taiwan sehingga produk buah Indonesia benar-benar dapat memasuki tidak hanya pasaran domestik Okinawa, melainkan pula pasaran Jepang secara umum.
Pengamatan
6. Pemda Prefektur dan pihak-pihak lain yang ditemui di Okinawa terkesan sangat kooperatif dan memperlihatkan keseriusannya untuk memberikan bantuan dan dukungan kepada wakil KBRI, meskipun mereka pada umumnya di tengah kesibukan karena baru saja mengalami pergantian kepemimpinan Gubernurnya.
7. Terdapat potensi peningkatan hubungan perdagangan di bidang pertanian, khususnya untuk pemasaran buah-buahan produk Indonesia, mengingat adanya kesamaan karakter lahan dan kondisi permusiman antara Indonesia dengan Okinawa. Untuk bidang perikanan, terdapat keinginan dari pihak Pemda Prefektur Okinawa untuk meningkatkan hubungan kerjasama termasuk harapan memasuki perairan laut Indonesia bagi kapal-kapal nelayan Okinawa.
8. Dalam hal pengiriman tenaga trainee dari Indonesia ke Okinawa, selama ini yang telah berjalan adalah pengiriman tenaga trainee bidang perikanan. Untuk itu, kiranya dapat pula mulai dipikirkan untuk mengirimkan tenaga trainee bidang pertanian melalui kerjasama dengan Pemda Prefektur dan JICA setempat.
9. Mengenai kegiatan promosi secara umum, ke depan kiranya dapat dipertimbangkan untuk menyelenggarakan kegiatan secara terpadu meliputi sektor perdagangan, investasi dan pariwisata sehingga Indonesia dan produknya dapat lebih dikenal dan dipasarkan di Okinawa dan sebaliknya juga untuk menarik pengusaha/investor potensial Okinawa guna berinvestasi di Indonesia.
Tweet
Follow @kackdir