Info Petani -
Bagi sebagian besar petani di Indonesia tentu sering mengalami tanaman padinya diserang oleh keong mas. Hama yang telah lama menjadi musuh bebuyutan selain tikus bagi para petani di Indonesia. Keong mas sangat menyukai areal sawah yang drainasenya buruk sehingga umumnya keong mas banyak ditemui di sawah-sawah yang sering tergenang. Karakteristik keong mas yang menyukai tanaman muda padi sering mengakibatkan petani melakukan tanam ulang karena serangan keong mas yang begitu dasyat.
Berbagai macam cara telah dilakukan para petani untuk membasmi keong mas. Baik secara kimiawi (menggunakan Pestisida) maupun mekanik (keong diambil dengan tangan). Pembasmian keong mas baik secara kimiawi maupun mekanik memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Jika menggunakan Pestisida, keong di suatu petak sawah dapat cepat mati namun biasanya untuk penyemprotan dengan hasil yang maksimal dibutuhkan kondisi sawah tidak tergenang air terlalu tinggi namun hal ini susah dilakukan pada kondisi drainase sawah yang buruk. “Rumah ”(Cangkang) keong yang telah mati dan tertinggal disawah akan membahayakan petani saat tanam padi di musim berikutnya. Selain itu harga pestisida yang mahal akan menjadi pertimbangan tersendiri bagi petani.
Sedang cara mekanik dengan membuang telur-telur keong mas kedalam air agar tidak menetas dan mengambil keong mas-keong mas di tempat persembunyian akan menghemat biaya serta hasil hama yang terkumpul bisa dimanfaatkan untuk makanan ternak. Namun letak keong mas yang tersebar diareal sawah akan membutuhkan waktu yang relative lama untuk mengambil semua keong mas yang ada. Namun hal ini bisa diatasi seperti apa yang telah dilakukan oleh Petani di Nusawungu (Cilacap), ide ini muncul ketika bapak Margono seorang Petani dan juga Penyuluh di kecamatan Nusawungu tanaman padinya terserang hama keong mas. Beliau pada sore hari meletakkan daun pepaya/daun talas di beberapa titik di petak-petak sawahnya untuk memancing agar keong mas berkumpul dan ternyata itu berhasil, keesokan harinya keong mas berkumpul dibawah daun pepaya sehingga tinggal diambil dan dibuat pakan untuk bebek-bebek yang diternaknya. Dengan idenya tersebut, beliau bisa menghemat waktu dalam mengambil keong mas yang telah berkumpul dibawah daun pepaya tersebut disamping itu beliau juga bisa menghemat biaya dalam budidaya bebeknya.
Tidak selamanya ide kreatif membutuhkan modal yang besar, sebuah ide kreatif sederhana bisa muncul dari pikiran setiap orang baik itu petani maupun PPL. Jika kawan-kawan memiliki ide kreatif apapun yang sekiranya dapat memberikan solusi untuk peningkatan pertanian kita, kawan-kawan bisa mengirimkannya ke e-mail kami di: admin.thl4all@gmail.com
Tweet
Follow @kackdir